🌼PROMISE🌼

337 4 0
                                    

Beberapa jam telah berlalu, Zena sudah menjauh dari ruangan Rei. Zena hanya bisa termenung menatap map biru. Zena memejamkan matanya sejenak kala seorang wanita ramping akan melewatinya.

"Hai Zena, are you okay?"

Wanita itu selalu memperhatikan Zena. Zena mengangguk mengiyakan.

"sepertinya kamu ada masalah, ibumu baik-baik saja?"

Zena kembali mengiyakan, Zena tidak berani untuk menatap wanita didepannya. Wanita itu tiba-tiba mengelus punggung Zena.

"i'm here, kalo kamu butuh sesuatu bilang aja sama Rei"

Zena mengangguk, wanita itu berlenggok meninggalkan Zena dengan rasa khawatirnya. Zena tidak memperhatikan kemana wanita itu akan pergi, Zena sudah tahu dia akan pergi ke ruangan Rei.

"Hai Rei"

"hai"

"aku rasa kamu tidak lelah setelah bekerja seharian"

"aku harus terbiasa Jihan"

"iya juga sih, makan?"

Rei mengangguk.

JIHAN AULIA YONNIA adalah istrinya, memang Jihan selalu rutin untuk ke kantor Rei setiap harinya di jam makan siang. Jihan menginginkan Rei agar ia mendapatkan simpati. Rei akui Jihan sangat baik, tapi entah mengapa terkadang ia muak jika didekat Jihan. Rei tidak pernah menonjolkan sikap ketidaksukaannya kepada Jihan.

Jihan menarik halus lengan Rei untuk ke meja kecil dengan sofa panjang sebagai tempat mereka makan.

Jihan membuka tempat makan lalu berniat menyuapi Rei. Namun Rei menarik wadah itu...

"biarkan aku saja, kamu lelah kesini jangan repot-repot lagi untuk menyuapiku"

Ucap Rei lembut.

Jihan tersenyum tipis, meneliti setiap wajah Rei yang sedang memakan masakannya. Memang suaminya itu tidak memiliki kekurangan apapun, setiap garis wajahnya Jihan sukai.

"Rei kamu tau apa yang aku takutkan didunia ini"

"apa?"

"jauh darimu"

Rei tersenyum, Jihan memang sangat mencintainya. Rei mengelus rambut Jihan, lalu menatapnya.

"jika aku pergi, bagaimana dengan kamu?"

"hmm aku akan mati mungkin haha"

Jihan bergurau, namun jawaban Jihan bukan yang Rei inginkan. Setiap Rei bertanya hal itu pasti Jihan hanya menganggap itu adalah lelucon.

"aku serius Jihan, bagaimana menurutmu?"

"aku tidak mau membahas itu Rei, kamu itu untuk aku doang Rei. Aku sangat mencintaimu lebih dari aku mencintai diriku sendiri"

Rei tersenyum.

"Rei, Zena sepertinya tidak baik-baik saja"

"kenapa dia? Dia menangis?"

Rei menghentikan aktivitas makannya.

"tidak, dia tidak menangis. Ya cukup terlihat seperti tengah bersedih"

"kamu tidak bertanya lebih tentang keadaannya?"

"aku sudah mencoba, tapi aku tidak ada hak untuk mendesaknya bercerita"

Rei paham.

"aku sudah kenyang"

"Rei padahal baru setengahnya saja ini"

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: May 31, 2023 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

ZENAWhere stories live. Discover now