15. Mengasuh Bayi

53 4 0
                                    


"Adeeel...!"

"Omo...omo...omo... Adel tambah gemoy ya Mas. "

Naresh langsung beringsut mendekati Adel yang sedang di pangku oleh Mas Marka di teras. Iya, Adel adalah buah cinta Kak Bin dan Mas Marka. Usianya baru menginjak satu setengah tahun. Jadi sedang gemes gemesnya.

"Iya lah anak siapa dulu. " Mas Marka mengangkat tubuh Adel tak lupa mencium gemas kedua pipi gembul anak itu.

"Adel tuh ada Aunty sama Uncle. " Mas Marka menunjuk saya dan Naresh, "salim sama uncle sama aunty." Mas Marka mengambil tangan mungil Adel untuk bersalaman dengan saya dan Naresh.

"Sini sini uncle Na gendong. " Setelah bersalaman Naresh mengulurkan kedua tangannya pada Adel dan ajaibnya bocah itu langsung menyambutnya dengan gelak tawa.

"Loh kok Adel mau sih sama kamu? Sama aku aja dia takut. " protes saya. Iya, memang Adel tuh kalau sama saya kadang masih takut. Padahal saya sudah mencoba melakukan apapun seperti yang Bundanya lakukan tapi tetap saja bocil itu banyak nangisnya kalau sama saya. Ah tidak sama saya saja, sama Mas Duta juga begitu.

"Ya kan digendong uncle ganteng makanya Adel seneng. Ya kan Adel?" Naresh menggoyang goyangkan Adel di gendongannya. Sesekali dia mengangkat tinggi tinggi tubuh Adel di atas kepalanya hingga membuat Adel tertawa cekikikan.

"Udah cocok loh Na. " Kak Bin yang baru keluar dari dalam rumah mengomentari saat melihat Adel bercengkrama dengan Naresh.

"Iya kan Kak, udah cocok? Aku mah udah siap banget jadi Papa muda, tinggal Mamanya ini. " Naresh memainkan kedua alisnya ke arah saya dan langsung saya cubit lengannya.

"Ish udah ah jangan godain, malu dilihat Mas Marka. "

"Awh lepasin Sha. Sakit. "

"Makanya diem. "

"Ya kan aku ngomong jujur, akunya udah siap. Tinggal nunggu mamanya doang ini. Ya kan Kak?"

Kak Bin dan Mas Marka hanya geleng geleng kepala menanggapi ocehan Naresh.

"Udah udah, entar anaknya ngambek kamu ajakin nikah mulu. " Mas Marka membela saya.

"Fyi Masha udah mau nikah sama aku Mas, cuman belum mikirin soal kapannya. Iya kan sayang?"

Perkataan Naresh membuat Kak Bin dan Mas Marka terkejut. Saya tau dari ekspresi mereka yang langsung menatap saya dengan tatapan seolah tak percaya.

"Iy, jalanin kayak gini aja dulu. " cicit saya kemudian masuk ke dalam rumah kakak saya sebelum mereka mempersilakan masuk.

"Kakak ngapain nyuruh aku kesini sama Naresh?" Saya berbalik mendapati mereka ikut masuk ke dalam rumah.

Masalahnya Kak Bin WA saya untuk cepat cepat datang kerumahnya dengan mengikutsertakan Naresh, padahal saya dan Naresh berencana mau nonton bioskop mumpung tanggal merah.

"Ini, Kakak minta tolong jagain Adel. Soalnya Kakak sama Mas Marka mau ke RS, Mamanya Mas Marka masuk RS. "

"Loh, tante sakit apa Kak?" Tanya saya pada Mas Marka kaget mengetahui mama mas Marka masuk RS.

"Jatoh di kamar mandi Sha, terus tensinya naik makanya opname. "

"Ya ampun, tapi nggak ada luka lain kan pas jatoh itu?

"Nggak ada sih cuman Mas mau minta di CT SCAN sekalian takut kenapa napa soalnya kata Mbak Ratmi pas jatuh kepala Mama kebentur dinding gitu. Makanya ini mau ngurusin ke RS, soalnya Mama cuman sama Mbak doang disana. Itu pun tadi yang ngabarin Mas malah mbak Ratmi. Mama pengen rahasiain dari Mas tadinya. "

Kita Usahakan Rumah ItuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang