0.3 - Hanif dan Sedikit Masa Lalunya

43 4 0
                                    

Hanif

Baru saja berdiri hendak menghampiri Hanafi yang sepertinya baru tiga menit pergi, belum lima menit seperti yang kita sepakati tadi. Laki-laki itu sudah kembali dengan membopong tubuh seorang anak remaja pria, sedangkan di samping anak laki-laki itu ada seorang wanita yang cukup gue kenali.

Setelah sampai di hadapan gue, Hanafi lantas membaringkan tubuh anak remaja yang kemungkinan baru berumur tujuh belas tahun itu di hadapan gue. "Tolong obatin dulu, Nif."

Gue mengerutkan kening, menatapnya penuh tanda tanya. "Gue anak hukum bukan anak kedokteran, Naf. Lo gak lupa kan?"

"Lo kan pernah jadi anak PMR dulu."

Kali ini gue beneran kaget, "Yang lo maksud dulu itu SMP? Itu udah hampir sepuluh tahun yang lalu, Naf? Kalau ini anak malah kenapa-kenapa setelah gue tanganin kayak mana?"

Hanafi mengambil sebotol kecil air minum lalu memberikannya pada perempuan yang sejak tadi diam saja itu. "Dari pada dia kenapa-napa tanpa lo lakuin apapun? Setidaknya lo udah berusaha dulu, Nif."

"Dia siapa?" Gue mengalihkan pembicaraan.

"Gue jawab kalau lo udah coba tanganin anak itu." Gak ada yang lebih keras kepala dari Hanafi Bintang. Kelakuannya persis Papa. Gak pernah bisa ngalah.

Anak ini sebenernya cuma luka gores di bahu kirinya yang memang sedikit dalam, tapi gak akan kenapa-napa kok kalau ditanganinya cepet. Untungnya gue membawa kotak P3K yang lengkap. Bersyukur deh lo dek ke gue yang masih sayang adek kurang ajar itu, jadi inget ngambil P3K untuk sewaktu-waktu dia luka gue bisa obatin.

"Coba untuk terus sadar ya, jangan tidur." Kesadarannya mulai menipis mungkin karena lelah, kurang asupan dan mungkin karena kehilangan banyak darah. Setelah melihat kakinya yang penuh luka dan memar gue rasa dia memang belum beristirahat yang cukup.

Beberapa kali anak itu nyaris tertidur jadi gue coba untuk menanyakan pertanyaan dasar padanya selagi gue mengobati lukanya dan menjahit beberapa jahitan pada lukanya. Tanpa obat bius rasanya agak sedikit ngilu tapi kalau ditahan-tahanin ya bisa. Kerennya anak ini tahan dengan rasa sakit dan ngilu ini.

"Nama kamu siapa?"

"Yama Juan."

"Umur berapa?"

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Umur berapa?"

"Tujuh belas."

"Perempuan tadi... siapa kamu?"

"Kakak aku."

"Kamu digigit zombie gak?"

"Enggak kok, aku gak sampai digigit zombie."

Gue menatapnya datar, "Udah selesai. Jangan terlalu banyak digerakin dulu sekitar tiga puluh menit, bentar lagi kering kok."

Yama ini kelihatan polos banget untuk anak seusianya, gak tau karena didikan keluarganya atau memang bawaan. Padahal Hanafi yang dikenal sebagai anak polos dan baik-baik itu aja waktu seumuran dia udah keliatan badungnya.

LAKARA - LHS & SHBWhere stories live. Discover now