[DAY 30] I'M HERE FOR YOU

Start from the beginning
                                    

Xavier perlahan mendekap tubuh yang lebih kecil, menghangatkannya di dalam pelukannya.

Malam itu, keduanya terlelap dengan tenang. Dengan pria yang lebih tua tertidur nyenyak memeluk si malaikat baik hati yang berhasil meluluhlantakkan perasaannya.

~~~~

Lunar kini berganti bagaskara yang perlahan menyembul. Namun, tidak mengganggu dua orang yang masih tertidur lelap. Wajah keduanya tampak tenang di dalam tidurnya.

Seorang pelayan paruh baya masuk dengan trolinya. Terdapat semangkuk bubur dan susu, juga sepiring fish fillet dengan mash potato.

Melihat tuannya yang masih tertidur, pelayan itu tidak mengganggu dan hanya datang untuk meletakkan sarapan, serta obat yang ditebus oleh bawahan Xavier.

Tidak lama, setelah pelayan itu keluar lenguhan pelan terdengar dari pemuda yang lebih kecil.

Hanya lenguhan serta rintihan pelan yang keluar, namun pemuda yang lebih kecil itu tidak membuka matanya. Membuat pria di sampingnya kini terganggu.

"Aksa ..."

Namun, tidak ada balasan dari si kecil, membuat Xavier kalang kabut karena Aksa terus merintih tanpa ingin membuka mata.

"Open your eyes, Sweetheart ... don't make me scared ..."

Xavier terus mengusap pipi Aksa, bahkan sesekali menepuk lengan Aksa agar pemuda itu segera terbangun.

Saat mengusap pipi Aksa, Xavier dapat merasakan suhu tubuh yang hangat. Ia menekan tombol yang berada di nakas, tidak lama seorang wanita paruh baya masuk. Wanita itu menunduk pelan di hadapan Xavier.

"Bawakan obat penurun panas."

"Baik, Tuan."

Xavier kembali mengelus pipi Aksa, "Wake up, Sweetheart ... it's time to breakfast."

Perlahan, mata dengan bulu mata yang cukup lentik bergetar pelan lalu terbuka. Xavier bisa melihat binar cahaya yang redup di mata Aksa. Dan saat mereka bertatapan, binaran itu berubah menjadi sebuah ketakutan.

Tubuh Aksa bergerak pelan, dan Xavier tahu jika Aksa ingin pergi menjauh darinya. Namun, karena tubuhnya yang kemungkinan mati rasa, Aksa tidak bisa bergerak lebih jauh.

"Pun ... ampun ... ampun ..." Sudut mata itu kembali meneteskan air mata. Dan Xavier tahu ini semua akibat dari kelakuannya.

"Hei ... don't be scared, Sweetheart ..."

Suara rendah Xavier mengalun lembut di telinga Aksa. Pemuda itu tahu jika ia menyia-nyiakan kesempatan untuk melarikan diri. Tapi, melihat betapa hancurnya pria di depannya tadi malam, membuat sudut hati Aksa merasakan sesak dan sakit.

Ia tidak pernah melihat Xavier sehancur itu, ia bisa saja mengabaikannya dan tetap berbalik pergi. Karena pria itu, adalah pria yang sama dengan pria yang selalu menyiksanya selama berhari-hari.

"Jangan pukul ... ampuni Aksa ..."

"No no no ... aku tidak akan memukulmu lagi, i'm sorry, Sweetheart ..."

Aksa dapat melihat jika Xavier kembali meneteskan mata. Dengan tangan yang gemetar, ia usap air mata yang turun di pipi Xavier.

"Don't crying ..."

✔[SEGERA TERBIT ] SWEET PILLS Where stories live. Discover now