Part 11

112 11 0
                                    

Todoroki POV

Sudah tiga hari lamanya aku mengacuhkan Yaoyorozu, aku belum siap untuk mendengar penjelasan ataupun kata kata darinya. Jujur saja aku sangat sangat marah ketika melihatnya bersama laki laki lain, sampai sampai mendiamkannya berhari hari.

Aku tahu ia berusaha mengajakku berbicara tapi ia juga takut, kami sama sama takut untuk berbicara satu sama lain. Sebenarnya aku sangat merasa bersalah mendiamkannya seperti ini dan ku dengar bahkan setiap malam ia menangis, dan ku pikir aku tak punya hak utuk bersikap seperti ini padanya mengingat kami hanyalah teman.

"Yaoyorozu, maafkan aku"

Ponselku terus berdering dan disitu terlihat jelas pemanggilnya yaitu si pak tua menyebalkan, ku angkat dan seperti biasa ia meminta bertemu di suatu tempat.

Ya, here we go again.

"Oke, pukul aku sampai tak sadarkan diri, Ayah"
...

Author POV

Yaoyorozu sedang duduk di taman ditemani oleh Jiro, Jiro berusaha menghiburnya dengan nyanyian dan gitarnya, mencoba membuat si Creati ini kembali ceria seperti sedia kala.

"Yaomomo, apa lagu yang kau suka dan sering kau dengar?" tanya Jiro

"Um, aku sangat suka lagu lagu Keshi" jawab Momo dengan menoleh ke arah Jiro

"Kenapa kau begitu suka dengan lagu lagunya?" tanya Jiro penasaran.

"Selain suaranya yang sangat merdu dan membuatku tenang, lagu lagunya sangat relate denganku, dengan kehidupanku"

Jiro mengangguk dan kembali berusaha mengorek sesuatu yang Momo pendam selama ini.

"Aku juga punya lagu kesukaan yang relate denganku dan terkadang jika aku mendengar lagunya maka aku mengingat seseorang dan kenangannya. Ku pikir kau juga begitu?" Tanya Jiro

Yaoyorozu mengangguk, saat ini lagu Keshi - Understand yang paling relate dengannya.

"Aku akhir akhir ini mendengarkan lagu Understand dari Keshi—

—dan selalu mengingat seseorang ketika aku mendengarkannya"

Jiro mengangguk, ia membiarkan Yaoyorozu meneruskan pembicaraanya.

"Di liriknya terdapat 'I'll admit that I'm scared, Cause I've never really cared as much as this, It’s worth the risk'. Jiro, aku sangat takut, apa ini resiko yang ku dapat? bahkan aku belum memulainya" ucap Momo dengan sedih.

"Yaomomo, kita tidak tahu apa yang akan terjadi di masa depan, besok, ataupun lusa. Kau hanya sedang merasa cemas, pasti semuanya akan baik baik saja, percayalah" Jiro tahu kemana arah pembicaraanya dan ia juga sedikit tahu dari Kaminari, mungkin saja ia bisa membantu Momo?

"Jiro, bagaimana jika tidak? semua tak akan kembali seperti semula dan—

"Cukup Momo, kau hanya terlalu cemas okay? Semua akan baik baik saja, jika kau percaya padanya semua akan baik baik saja"

"Jiro kau tahu?" Yaoyorozu terkejut dengan kalimat yang terucap dari Jiro, ia tahu apa yang dimaksut oleh Momo.

"Tentu Yaomomo, sekarang mau kembali ke asrama?" tanya nya.

"Aku akan disini sedikit lebih lama, aku tidak apa apa, aku akan menyusul setengah jam lagi" ucap Momo, Jiro mengangguk dan kemudian meninggalkan Momo sendirian di taman.

Yaoyorozu POV

Ku pikir semua sudah selesai, tidak ada lagi yang namanya belajar bersama di perpustakaan, tidak ada lagi yang membuatku benar benar nyaman, mungkin orang itu sudah berubah pikiran dan tak ingin lagi bersamaku.

Aku menangisinya setiap malam, memikirkan kemungkinan kemungkinan yang ada, andai saja aku masih mempunyai kesempatan tuk bertemu dengannya, menyuarakan semua isi hatiku dan selalu berada di sampingnya. Aku kembali menangis mengingat saat saat bersama Todoroki, saat saat yang membuatku merasa sangat nyaman, aman dan disayangi? aku merasa seperti itu tapi entahlah mungkin Todoroki tak menyayangiku.
...

Author POV.

Yaoyorozu memejamkan matanya dan kembali menangis untuk kesekian kalinya, ia merasa menangis adalah cara meluapkan perasaanya untuk saat ini.

Dari kejauhan terlihat seseorang yang berjalan pincang mendekatinya, dengan lebam di sebagian tubuhnya dan darah di sekitar wajahnya. Sontak ini membuat Yaoyorozu lemas dan kemudian berlari mendekap orang itu.

"Shoto!!!" teriaknya dengan memeluknya supaya lelakinya ini tak terjatuh.

"Yao—

"Apa yang terjadi? mengapa bisa seperti ini?" ucap Momo yang menangis sejadi jadinya.

"Y-yaorozu maafkan aku, ak—

"Shoto bertahanlah, aku akan membawamu ke asrama!" ucap Yaoyorozu sambil berusaha memapah Todoroki untuk sampai kedalam asrama.

"Maaf" ucap Todoroki kembali

"Shoto kau tak salah apa apa, bertahanlah sebentar lagi sampai" ucap Yaoyorozu yang masih menangis.

"M-maaf membuatmu menangis"

"M-maaf membuatmu sedih setiap malam" ucapnya kembali

"Maa—

"Shotoo!!" teriakan Yaoyorozu setelah Todoroki kehilangan kesadaran.

Yaoyorozu cepat cepat membawa Todoroki kedalam asrama dan berteriak meminta pertolongan. Anak anak semua terkejut dengan keadaan Todoroki, Kirishima dan Kaminari mencoba menghubungi Recovery Girl tetapi tak bisa karna wanita itu sedang berada di luar SMA U.A.

"Tidak ada cara lain, aku akan merawat Todoroki! Bakugo dan Sero, tolong bantu membawa Todoroki ke dalam kamarnya" ucap Momo.

Bakugo hanya menaikan bahunya dan sero langsung membantu bakugi membawa Todoroki.

"Midoriya-san tolong bawakan air hangat ke kamar Todoroki" ucap Momo pada Midoriya, si rambut hijau mengangguk dan mengambilkannya.

Bakugo dan Sero sudah membawa Todoroki ke kamarnya, Yaoyorozu berterimakasih dan kemudian mulai membasuh luka Todoroki.

"Yaomomo-chan, jika ada apa apa panggil kami saja" ucap Ochako dan diangguki oleh Iida, Kaminari, Kirishima, Midoriya, Mina dan Koda.

"Terimakasih teman teman"

Mereka pun kembali ke kamar masing masing, menyisakan Todoroki dengan Yaoyorozu saja.

Yaoyorozu POV

Apa yang terjadi dengan Todoroki? mengapa ia mempunyai banyak sekali luka lebam di badannya bahkan di wajahnya? Apa lagi lagi menyangkut Endeavor? mengapa ia begitu kejam dengan anaknya?

"Kenapa seperti ini lagi Shoto?" ucapku sambil membasuh luka lukanya dan mengompresnya.

"Aku sangat sedih melihatmu dengan keadaan seperti ini, pasti sangat menyakitkan kan Shoto?"

Aku terus berbicara seakan akan Todoroki mendengar dan merespon omonganku.

"Shoto-kun bukankah aku sudah berjanji akan membawamu bertemu kucing kucingku yang baru melahirkan?" ucapku

"Ibuku bilang jika kucing kucing lucu itu sudah berada dirumah, apakah Shoto-kun ingin melihatnya bersamaku?" kataku sambil menangis, perih sekali rasanya melihatnya seperti ini.

Selesai membasuh semua luka Todoroki, aku duduk bersandar pada tembok, memandanginya dari jauh dan berdoa semoga ia cepat sadar dan pulih. Aku melihat ponselku dan mencari foto Todoroki yang ada di ponselku, foto yang ku ambil beberapa waktu lalu ketika ia sedang tidur di perpustakaan, menggemaskan dan tampan secara bersamaan, sungguh aku tidak tahu sudah berapa kali selalu memujinya.
















TBC..

UNDERSTAND • Todomomo ♥︎Where stories live. Discover now