part 19

113 14 0
                                    

"Aksa? ke--kenapa tiba-tiba berdiri di situ?" tanya Nilam tergagap. Aksa mengernyitkan dahi dan melangkah mendekati ibunya.

"Kenapa memangnya, Bu? Aksa mau minta izin sama ibu, bolehkah Sumiati menginap di sini untuk sementara waktu?"

Mata wanita itu seketika membeliak. Mendengar permintaan anaknya yang jelas saja membuat dirinya takut.

Melihat gadis itu, kenangannya tentang sosok Suparti kembali muncul. Jangankan untuk gadis itu tinggal di rumah itu, menatap matanya saja hanya dalam hitungan menit, Nilam tidak mampu.

"Ekhm, lebih baik kau carikan rumah lain saja untuk Sumiati. Lagi pula tidak baik jika laki-laki lajang tinggal serumah dengan gadis perawan," cetus ibunya, itu hanya sebagai alasan agar Aksa tidak menyuruh wanita itu tinggal bersamanya.

Aksa manggut-manggut. Menelaah ucapan ibunya ya memang benar adanya. Apa yang akan dikatakan warga sekitar jika ia tinggal bersama gadis yang belum sah menjadi istrinya?

"Kalau begitu, Aksa akan menikahi Sumiati," Aksa begitu saja mengucapkan kata-kata yang langsung membuat kelopak mata ibunya melebar, dan mulut yang menganga. Tak percaya jika anak satu-satunya itu bisa mengucapkan kata pernikahan semudah itu.

"Tidak-tidak! Ibu tidak setuju kamu begitu saja mengucapkan kata pernikahan,"

"Menikah itu untuk seumur hidup, sedangkan kamu baru saja mengenal gadis itu,"

"Ibu saja tidak mengenal orang tuanya, apalagi gadis itu baru saja di arak warga. Ibu tidak ingin anak ibu satu-satunya salah dalam memilih pendamping hidup dan akan menyesal nantinya," cerocos Nilam panjang lebar.

Tentu saja ia tidak akan terima, selain ia tidak tahu siapa Sumiati sebenarnya, apakah ia anak dari mantan madu suaminya, atau mungkin Ia memang gadis lugu yang memang tinggal di sekitar hutan.

Pun status yang pastinya tidak dimiliki Sumiati. Dilihat dari keadaan dirinya, gadis itu terlihat bukan dari keluarga yang kaya dan bisa dikatakan ia tidak terurus, pasti dari keluarga yang miskin dan tidak mempunyai apa-apa.

"Tapi Bu, Aksa pernah berucap jika wanita yang menyelamatkan Aksa, akan Aksa jadikan istri nantinya," jawab Aksa dengan polosnya.

Nilam kehabisan kata-kata. Otaknya berpikir keras, bagaimana caranya agar keinginan anaknya itu tidak terjadi. Ia pasti tidak sanggup harus menatap wajah itu terus-menerus.

"Apa kamu tahu orang tuanya? apa kamu sudah pernah bertemu? apa orang tuanya masih hidup?" cecar Nilam menyelidik hingga membuat anaknya bingung untuk menjawab.

Terang saja Aksa sulit untuk menjawabnya. Apa yang terjadi jika ia menjawab, Sumiati memiliki Ibu seperti monster?

Sedangkan Aksa yakin, Sumi adalah anak manusia yang diculik oleh makhluk mengerikan itu, tapi yang menjadi soal, siapa orang tua Sumiati sebenarnya?

"Eumh, Aksa sudah pernah bertemu. Orang tuanya sangat baik," bohong Aksa.

Wanita itu menatap lekat anaknya. Entah kenapa ia merasa jika Aksa tidak berbicara yang sejujurnya.

"Hemh, kamu suruh Mbok Nuriah bersihkan rumah kita yang berada di dekat danau. Biarkan Sumiati tinggal di sana, dan ibu mohon, sebelum Ibu bertemu dengan keluarga Sumiati, kamu jangan membahas soal pernikahan, itu membuat kepala ibu pusing,"

Aksa mengangguk mengerti. Sebenarnya Ia pun tidak ingin buru-buru untuk meminang Sumiati. Kata-kata itu hanya spontan ia ucapkan saat ia teringat pada janjinya ketika akan jatuh ke dalam jurang.

"Baik Ibu. Aksa paham," jawabnya seraya berlalu pergi.

***

"Mas, ojo suwi-suwi. Ngko anakmu nggolek'i bapakne, piye?" (Mas, jangan lama-lama, nanti kalau anakmu nyariin bapaknya, gimana?)

SUMIATI Where stories live. Discover now