CHAPTER 44

709 105 0
                                    

Dua orang berjubah hitam itu berdiri menatap sebuah bangunan yang tak terlalu besar.

Hujan sedang sangat deras diluar namun keduanya berdiri gagah seakan tak peduli dengan hujan yang mengucur.

"Tetap berpegang pada rencana, Draco, tak perlu memberitahu yang tak penting." Kata Professor Snape datar.

Draco mengangguk dan membiarkan Snape mengambil langkah lebih dulu.

Penyihir itu membuka pintu dengan keras hingga sang pemilik buru-buru menghampiri sumber suara itu.

"Ahh Snape." Sapa Ricky dengan tangan terbuka.

Snape hanya memasang wajah datarnya seperti biasa.

"Apa yang kau butuhkan kawan?"

"Gadis itu milik You-Know-Who." Ujar Snape tanpa basa-basi.

Pria itu memasang wajah kebingungan, "Gadis yang mana?"

"Gadis yang kau culik ketika kau menginterogasi Lovegood di stasiun tadi pagi." Terang Snape.

Ricky sebenarnya tak terlalu kaget jika Snape mengetahui dia menyandera seorang gadis.

"Apa hubungannya dengan The dark lord?"

"Berhentilah bertanya dan serahkan gadis itu!" Draco tak tahan lagi.

Seketika langsung timbul perasaan curiga, Snape memberikan tatapan datar namun berarti isyarat kepada Draco sedangkan Ricky menatap kedua tamunya satu persatu.

"Putra Malfoy, huh? Kenapa kau membawa pengecut itu kemari?" Ricky memberikan senyuman mengejek kearah Draco.

Snape tak ada waktu untuk basa-basi macam ini, ia langsung menodongkan wand nya kearah Ricky.

"Aku tak punya waktu selamanya sebaiknya kau bergegas atau kau tau yang akan terjadi."

Walaupun anggota baru, tetapi Snape sangat ditakuti oleh anggota lainnya, terlebih the dark lord sangat mempercayai pria itu.

Ricky pun berjalan menuju penjara bawah tanah, Draco meneguk salivanya dengan susah payah, penjara bawah tanah disini jauh lebih menyeramkan dari pada penjara di manor nya.

Disini gelap, lembab, bau, dan sangat sempit, Draco bahkan harus memerengkan sedikit bahunya ketika berjalan di koridor.

Ricky berhenti di salah satu sel dan membuka nya dengan sihir.

"Ini dia gadisnya." Tutur pria itu.

Bukan, itu bukan Alora melainkan gadis lain.

"Berani sekali menipu tangan kanan kepercayaan the dark lord." Celutuk Draco geram, matanya menatap tajam pria gendut di depannya itu.

Ricky menyipitkan matanya curiga lalu membawa keduanya ke atap, betapa terkejutnya Draco ketika melihat gadisnya meringkuk dipojok ruangan dengan keadaan acak-acakan.

"Alora!" Draco tak tahan lagi, ia berteriak histeris dan berlari menuju gadisnya, Snape membuang nafas kasar.

"Stupefy!" Snape melemparkan mantra kepada Ricky yang berada di sebelah nya pria itu terbanting lalu pingsan.

"Kau ceroboh, Draco." Desis Snape yang tak dipedulikan Draco.

Laki-laki bersurai platina itu menarik Alora ke pelukannya dan mengguncangkan tubuh gadis itu perlahan.

"Alora? Bisa mendengar ku? Alora, aku mohon, maafkan aku. Aku sudah kembali, Alora." Desak Draco, ia menoleh ke arah Snape yang hanya berdiri seperti patung menatap mencela ke arahnya.

THE LUCKY MUDBLOOD  {TAHAP REVISI}Where stories live. Discover now