CHAPTER 3

2K 281 6
                                    

"Jujur Ron, bisakah kau makan seperti orang normal?" Hermione memberikan pandangan tak suka kepada Ron yang menggenggam erat dua paha ayam dikedua tangannya.

Ron memasang muka tak terima namun dia tak bisa membela dirinya karena mulutnya penuh daging ayam.

"Sebab itu jika dirumah aku tak suka makan disamping Ron, kau berkedip sekali saja bisa-bisa makananmu sudah berpindah ke mulutnya!" Ginny menggoda abang nya.

"Blody hell, Ginny! Aku hanya membantu mu menghabiskan makananmu!" Ron tak terima melihat adiknya mengatakan itu.

Harry yang duduk di sebelah Ron hanya bisa tertawa, dia selalu suka keluarga Weasley yang selalu ramai. Ginny juga ikut tertawa, Harry secara diam-diam mencuri pandangan ke arah gadis itu, Ginny terlihat manis!

Alora yang menyadari hal tersebut karena sedari tadi memperhatikan Harry hanya bisa membuang muka kesamping.

"Jadi Alora, bagaimana asrama mu?" tanya Hermione menatap adik satu-satunya.

"Bagus, aku suka." Gadis itu tak berbohong, asrama slytherin menurutnya sangatlah keren, dia sangat menyukai warna hijau, namun penghuninya? Emmm.

Hermione menghela napas, dia tau semuanya tak berjalan sesuai ekspetasi adiknya sehingga membuat gadis itu kecewa.

"Aku heran mengapa mereka tak meletakkannya di gryfindor, bukankah gryfindor yang sangat suka 'mengkoleksi' darah lumpur?" Goyle berjalan beriringan dengan Crabbe melewati tempat duduk Alora dan kawan-kawan, dia dengan sengaja berbicara keras-keras agar semua orang bisa mendengarnya.

"Aku rasa mudblood yang kali ini benar-benar berbau lumpur bahkan tidak pantas ditaruh di Gryfindor," sahut Crabbe.

"Lalu kenapa harus Slytherin yang harus menanggungnya?"

"Entahlah aku pikir topi itu sudah gila, dia tak tau lagi harus di letakkan dimana sehingga dia memilih asrama kita, topi bodoh!" umpat Crabbe.

"Dan mudblood yang sangat kotor! Dia mempermalukan asrama kita!"

Terdengar ricuh gelak tawa dimeja Slytherin setelah mendengar lelucon Crabbe dan Goyle tentang darah lumpur.

Kepala Alora terasa panas.

"Abaikan saja, Alora!" Ucap Ginny menenangkan Alora sebelum gadis itu meledak.

"Diam kalian! Aku sedang makan!" Tak disangka Draco mengeluarkan suara hati Alora dengan lantang.

"Lagi-lagi kau membelanya Draco! Ada apa denganmu?" Pansy mengerutkan keningnya heran, tak biasa temannya seperti ini.

"Aku yakin mudblood satu ini telah memberimu ramuan cinta sehingga kau terobsesi dengannya!" Kata yang lain.

"Aku sedang makan kubilang!" Bentak Draco kembali, dia memilih pergi, nafsu makannya sudah menghilang.

"Mudbloo-"

"Katakan sesuatu lagi tentang betapa rendahnya mereka aku menjamin itu adalah kalimat terakhir mu yang tak berguna!" Harry berdiri dengan menodongkan Wand nya kemeja Slytherin.

"Berani sekali!" Sindir Pansy.

"Kau keren Harry! Wooo!"  Weasley twin bukannya melerai tetapi malah mendukung Harry.

"Cukup Mr. Potter! Apa kau tau betapa besar risiko yang kau akan tanggung jika melakukan hal memalukan itu? Menyerang penyihir lain tanpa alasan, Pikirkan dahulu sebelum melakukan!" Professor Snape menatap tepat di manik mata Harry, dia mengatakan itu dengan wajah datar seperti biasa dan nada penuh penekanan.

Harry memasukan kembali wand nya kedalam kantong jubahnya, entah kenapa bisa Professor Snape selalu datang tepat waktu setiap kali ada 'peristiwa' yang berhubungan dengan Harry Potter.

Crabbe dan Goyle memilih mulai menyantap makanannya, sedangkan Alora sudah sama sekali kehilangan nafsu makan.

"Kau bisa menghabiskan semuanya, Ron, aku sudah tak lapar." Alora menyodorkan piringnya ke Ron yang menatapnya dengan tatapan tidak percaya.

"Kau mau pergi kemana, Alora?" Ginny setengah berteriak.

"Tempat yang hanya ada aku dan diriku." Alora membalikkan badannya dan berjalan keluar dari ruangan besar ini.

Hermione baru saja hendak menyusul sebelum Fred dan George menahannya.

"Kau mendengarnya, Granger? Tempat yang hanya ada dia dan dirinya." ucap Fred.

"Ya, jika kau mengikutinya dia tak akan menemukan tempat itu, karena nanti akan ada dirinya dan dirimu, bukan dia dan dirinya. " Lanjut George.

"Fred dan George benar, Hermione, dia butuh waktu sendiri, duduklah." Harry menenangkan sahabatnya.

Hermione lantas kembali duduk dan spontan memukul tangan Ron yang hendak menyentuh makanan adiknya.

"Jangan, Ron! Aku akan membawakan untuknya!" kata Hermione.

"Tapi dia mengatakan-"

"Aku bilang jangan ya jangan!" potong Hermione galak.

"Kalau aku mengambil sedik-"

"Jika kau menyentuh sekalipun piringnya, kau tak akan punya tangan!" Hermione tidak main-main.

Ron dengan wajah memelas mulai menjauhkan tangannya dengan perasan sedih.

Fred dan George menatap Ron sembari tertawa. "Girl!."

__________________________















































   Tertanda
Alora Caliana

THE LUCKY MUDBLOOD  {TAHAP REVISI}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang