CHAPTER 36

1.1K 159 12
                                    

A hero would sacrifice you to save the world

But a villain would sacrifice the world to save you.

"Kau tidak lelah berbaring terus?" Draco memandang penuh harap kearah gadisnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Kau tidak lelah berbaring terus?" Draco
memandang penuh harap kearah gadisnya.

"Kalau kau tidak bangun aku akan pergi dengan Pansy."

"Tapi aku tidak mau pergi denganmu." Celetuk Pansy dari belakang, dia menatap kasihan kearah dua temannya.

Alora yang tak sadarkan diri selama tiga hari dan terlihat tenang di dalam tidurnya, dan Draco dengan kantung mata yang menebal dan rambut acak-acakan karena banyak pikiran.

"Demi Salazar Slytherin, lihat dirimu, Drake! Aku yakin ketika Alora sadar dan melihatmu seperti ini dia akan pingsan kembali."

Draco hanya diam membisu.

"Ck! Terserah jika kau tak mendengar kan ku, tapi yang harus kau dengar adalah Professor Snape memanggilmu sekarang!"

Draco membuang nafasnya dengan berat, kepalanya seakan berputar rasanya pusing sekali. Ia perlahan bangun dari duduknya dan hampir saja terjatuh jika Pansy tidak langsung menangkap nya.

"Hey hey! Ada apa dengan mu?!"

"Jaga Alora disini." Perintah Draco lalu melangkah pergi dengan langkah yang sedikit sempoyongan.

Draco menemui Snape diruang kepala sekolah yang dulunya ditempati Dumbledore tapi sekarang Snape yang menguasainya.

Penyihir berjubah hitam itu tampak sibuk dengan perkamen nya tetapi begitu menyadari kehadiran Draco ia langsung menghentikan kegiatannya.

"Duduk, Draco." Ujar Snape yang langsung dituruti pemuda itu.

"Manisan?" Snape berkata dengan wajah datar.

"Tak perlu berbasa-basi kepala sekolah." Draco kesal dengan Snape yang seakan meniru Dumbledore, itu hanya membuat dirinya semakin merasa bersalah walaupun bukan ia yang membunuh Dumbledore.

"Oh well." Snape sama sekali tak peduli, wajahnya tidak berekspresi seperti biasa.

"Bagaimana keadaan nya?" Snape kembali sibuk dengan alat perkamennya.

"Tidak membuka matanya sama sekali." Tangan Draco terkepal, amarah kembali menguasai dirinya, "Kau seharusnya melindungi murid-muridmu, itu tugasmu!"

Snape hanya menatap Draco yang tampak terbakar amarah dengan tatapan tak tertarik, "Kendalikan dirimu, gadis itu seharusnya tau konsekuensi yang akan ia dapatkan jika berkeliaran tengah malam."

"Dari tahun pertama dia selalu berkeliaran tengah malam dan tak pernah terjadi apa-apa kecuali malam itu."

"Sebuah kejutan kau tak pernah menghukum nya karena itu tapi malah mengikuti nya."

THE LUCKY MUDBLOOD  {TAHAP REVISI}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang