"Kamu gak perlu pergi, sedang butuh teman bercerita?"

"Ya, seperti yang terlihat." Edward melepas cekalan Nagara. Lalu mengedikkan kepalanya agar Nagara mengikuti langkahnya.

Tiba mereka di kafetaria rumah sakit. Kedua pria itu duduk di kursi paling ujung guna mencari privasi topik pembicaraan.

"Papa kena stroke, gue diminta untuk mengambil alih perusahaan papa. Lo tau gue minim pengalaman, anak bau kencur kayak gue gak mungkin dengan mudah dapet kepercayaan para petinggi perusahaan." Rentetan cerita dengan lancar mengalir dari bibir Edward. Pemuda itu sedang butuh teman berbagi pikiran tak peduli sekalipun itu adalah musuhnya. Ia butuh tempat berbagi dengan yang lebih berpengalaman.

Nagara menyimak setiap cerita Edward, ia mengerti keresahan pemuda itu, hal yang dulu sama ia rasakan. Banyak tetua yang tak percaua dengan anak baru untuk wajah perusahaan.

"Mau kubantu? Aku bisa membantu menjadi investor perusahaanmu dan membantumu mempelajari dunia bisnis lebih cepat. Tolong jangan merasa tersinggung, aku gak bermaksud merendahkanmu. Aku hanya ingin membantu sebagai teman, aku gak ada tujuan untuk menarik kembali Calla disisiku, kita lupakan tentang masalah Calla karna itu adalah urusanku, kamu perlu pembimbing yang sudah berpengalaman. Uluran tangan Mahawira grup akan langsung membuat tetua perusahaan berpikir dua kali untuk menolak kehadiranmu menjabat disana."

Ini bukan saatnya untuk bersikap egois, memanfaatkan Nagara yang sudah berpengalaman di bidang perusahaan cukup menguntungkan baginya.

Edward merenung, jika ia menerima pengambilan alih aset perusahaan semua. Calluna akan aman, ia bisa menjaga saudarinya itu dengan uangnya sendiri. Lagipula jika saudarinya itu tak kembali ke dunia entertain Edward bisa memberi kebutuhannya dengan penuh tanpa takut kekurangan. Semua ini demi Calluna.

Tak masalah siapapun yang akan mengulurkan tangan, Edward akan menyambut dengan senang hati, demi Calluna dan dirinya. Ia akan segera mampu berdiri dibawah kakinya sendiri.

"Lo yakin ini bukan karna gue saudara dari Kak Calla? Nanti lo punya niat terselubung lagi. Membantu gue gak akan mempermudah permintaan maaf lo pada Kak Calla." Edward kembali menegaskan ia tak akan membiarkan dirinya dimanfaatkan untuk Calluna.

"Aku tau, aku juga mengerti maksudmu. Kemarahan Calluna biar menjadi urusanku." Nagara meyakinkan Edward.

"Baik, gue terima bantuan lo." Edward tersenyum dengan kemenangan. Sudah cukup janji Nagara padanya.

***

Edward memasuki ruang perawatan Papanya tanpa niat menyapa pria tua yang terbaring di ranjang. Lalu duduk di sofa, Mamanya menghampiri dirinya.

"Bagaimana? Apa kamu setuju?" Tanya Mama Edward.

"Ya, Edward setuju. Dengan satu syarat. Semua aset perusahaan akan berada diatas nama Edward dan Kak Calla tanpa terkecuali." Edward menatap papanya dengan pandangan kemenangan. Pria yang terbaring itu terlihat shock meski tak bisa berbicara. Terlihat tak rela sekali jika hartanya jatuh pada kedua putra putrinya.

"Mama setuju, Mama akan mengatur semuanya." Balasan dengan ringan dari Mamanya membuat kepala Edward menengok dengan tak percaya pada Mamanya.

Another Life an Extra Antagonist (Selesai)Onde histórias criam vida. Descubra agora