014

1K 150 15
                                    

"Aww" Rose membuka kedua kelopak mata indahnya ketika sinar matahari menembus celah celah tirai kamar bernuansa putih itu.

Rose menoleh ke kanan dan ke kiri, kosong. Tidak ada siapa siapa. Rose berharap itu cuma mimpi.

Pas Rose buka selimut yang menyelimuti dirinya.

Rose bisa menyimpulkan

Semalam bukan mimpi

Itu beneran nyata

Di sprei berwarna putih itu terdapat bekas bekas darah yang Rose yakini itu adalah darah keperawanannya yang sudah mengering.

"Gue.... Udah gak perawan ya?" Rose menekuk kedua lututnya menangis dalam diam. Dia udah capek capek ngejaga mahkotanya dan di ambil gitu aja sama majikannya? Lucu banget

Saat lagi asik asiknya nangis, pintu kamar terbuka dan menampilkan Jevan, Jovan, dan Wildan yang udah rapih. Gak tau deh bodo, Rose masih kesel

"Rose" Rose tidak menjawab

"Maaf buat yang semalem" ucap Jevan mewakilkan ketiganya

"Gue tau pasti lo marah banget sama kita, tapi Rose kita beneran minta maaf. Dan gue harap lo gak benci kita" ucap Jevan

Rose mengelap bekas bekas air matanya lalu menatap Jevan, Jovan, dan Wildan bergantian. Dia menghembuskan nafasnya pelan lalu mengangguk "Gue maafin"

Emang segampang itu Rose maafin orang

"Btw kok kalian bisa inget? Kan waktu kita itu kalian lagi mabok" ucap Rose setengah penasaran

"Bisa, pake semburan rohani" ucap Jevan asal

"By the way lo gak usah kerja dulu, Dion biar kita yang urus. Lo istirahat aja, pasti sakit banget kan?" Rose mengangguk

"Tapi kalian ada kelas" ucap Rose sembari menatap ketiga orang di depannya itu

"Bolos sekali sekali gak dosa" ucap Wildan

"Lagian cuma sehari aja" tambah Jovan

"Mandi dulu gih sana, gue udah siapin air panas tadi buat lo mandi" ucap Wildan. Rose? Ngangguk aja dia mah

"Abis mandi nanti sarapan, gue sama Jovan udah buatin bubur buat lo. Sorry kalo gak enak, soalnya kita berdua gak pernah masak" ucap Jevan

"Iya" jawab Rose

"Yaudah, bye" Jovan, Jevan, dan Wildan melangkahkan kakinya keluar kamar. Tapi Rose menahan salah satu pergelangan tangan para laki laki itu. Ah lebih tepatnya tangan Wildan

"Kenapa?" tanya Wildan

"Gue gak bisa jalan" ucap Rose agak ragu saat mengatakan kalimat itu

Wildan tertawa kecil lalu menggendong Rose ala bridal dan membawanya ke kamar mandi lalu menaruhnya di bathup yang sudah tersedia air panas dan busa sabun di sana

"Mandi sendiri bisa kan?" Rose mengangguk "Makasih" Wildan mengangguk, mengecup sekilas kening Rose sebelum akhirnya keluar dari kamar mandi itu.

~♥~

"DION JANGAN SENTUH LAPTOP GUE!"

"DION PAKE CELANA DULU!"

"DION JANGAN KE SINI!"

"DION!"

Rose tertawa lepas melihat ketiga pria kakaknya Dion kini sedang kerepotan menjaga Dion. Rose pengen bantuin, tapi sama Jovan dilarang keras. Bahkan untuk sekedar ambil minum aja Rose gak boleh sendiri

"Aduh Dion lo anak siapa sih?!" geram Jovan seraya memakaikan celana kepada anak kecil yang berstatus adiknya itu

"Anak Papa Idan!" pekik Dion senang

"Perasaan kita bertiga kalem kalem aja ya anjir, dia banyak tingkah banget asu" maki Jevan

"Lo kalem? Dunia lagi gempa anying" ucap Wildan

"Itu baru Dion, gimana kalian mau jadi Papa coba?" ucap Rose yang membuat ketiganya salah paham

"Hah? Maksudnya? Lo mau kita hamilin?"

Dan satu geplakkan mulus mendarat di kepala Jovan

"Jangan jujur jujur bangsat" ucap Jevan

Wildan? Dia hanya memijat pelipisnya penat, capek juga punya kakak kembar gak ada akhlaknya dua duanya.

Rose lagi lagi ketawa "Bukan itu maksud gue, kalo kalian nikah nanti terus punya istri abis ntu punya anak kan harus bisa jagain anaknya" ucapnya

"Kan gue nikahnya sama lo" ucap Jovan asal dan itu bikin Dion naik pitam

"MAS JOVAN! KAK YOJE PUNANA DION!" ucap anak kecil itu sembari memukul Jovan bertubi tubi. Ya walau gak kerasa sama sekali sih

"Idih bocil belajar ngomong dulu yang bener" ucap Jevan

"BANG JEVAN!"

Rose lagi lagi ketawa aja liatnya

"Kak Ndan, Dion di ledekkin" kaki kecil Dion melangkah ke arah Wildan yang lagi pusing bikin skripsi

"Sini duduk" Wildan mengangkat tubuh kecil Dion ke dalam pangkuannya

"Denger ya anak kecil, jangan ganggu Kak Rose buat hari ini aja. Kalo lo sampe ganggu Kak Rose, gue lelang lo di olx!" ucap Jovan

"Lelang?" ulang Dion, Jovan ngangguk

"Dion mawu lelang!" ucap anak itu dengan histeris

"Lo mau di lelang? Siap ntar gue atur. Mau di lelang dimana? Olx? Toped? Shopi? Lajada?" tanya Jevan

"emm Kak Ndan, lelang itu apa?" tanya Dion kepada Wildan. Ya karena kalo soal beginian dia cuma percaya Wildan

"Lelang? Di lelang itu Dion di jual. Emang Dion mau di jual?" Dion sontak menggeleng heboh

"Dalipada lelang Dion, lelang Bang Jevan aja! Akhlaknya kan ndak ada" ucap Dion lalu detik berikutnya balita itu tertawa

"Heh bocah! Ngomong apa lo barusan?!"

"Bang Jevan jeyek, wle!"

"Sini lo!" dan akhirnya ada aksi kejar kejaran antara Jevan dan balita bernama Dion itu.









tbc

BABYSITTER [✔]Donde viven las historias. Descúbrelo ahora