006

1.1K 180 9
                                    

"GUE ABIS NGAPAIN WOY?!" Jovan dan Wildan berpandangan lalu tertawa ngakak

Jadi singkatnya

Sesudah Jevan nanya gitu, Rose bilang gini "Urusannya sama lo apa?" dan ya berakhir Jevan malu dan pergi dari kamar Rose menuju kamar Wildan. Jadi ketiganya lagi ngumpul di kamar Wildan

"Lagian lo kepo bat dah. Gue aja gak kepo kepo amat. Lagian Theo juga udah bilang gara gara dia mecahin gelas" ucap Wildan

"Turun cok, Savalas bacot banget ini nanyain kita dari tadi" ucap Jovan seraya menunjukkan chatnya dengan Savalas.

Ketiganya keluar dari kamar Wildan lalu turun ke bawah. Setibanya di bawah mereka gak nemuin temen temennya di ruang utama. Dimana mereka?

"Bi, Savalas mana?" tanya Jevan

"Tuan Savalas sama yang lain ada di ruang game Tuan" ucap sang maid

Ketiganya langsung jalan ke ruang game yang masih di lantai bawah tersebut. Wildan membuka knop pintu dan sudah menemukan Savalas sama Deka main ps, dan sisahnya mabar.

"botak mana?" tanya Wildan seraya mendudukkan pantatnya di sebelah Wyman

"Tadi katanya mau ke Kak aduh kak siapa sih?" "Kak Yoje" jawab Harvin sembari mencomot kembali biskuit yang sudah tersedia

"Nah itu tuh, Kak Yoje siapa Jov? Sepupu lo?" tanya Savalas kelewat heran

"Babysitter-nya Dion" jawab Jevan

"uhuk! Demi apa lo?" tanya Harvin, Wildan mengangguk "Babysitter-nya Dion"

"Anjir shock banget gue. Bukannya Dion gak gampang deket sama orang ya?" ucap Harvin

"Justru itu anjir, gue juga shock banget pas liat Dion langsung deket sama babysitter dia" ucap Theo

"Anjay kece parah tuh babysitter-nya Dion" ucap Mio

Mereka gak tau aja kalo tugas babysistter-nya Dion bukan cuma jagain Dion doang 🌚

"Gue join" ucap Wildan saat tim yang lagi mabar sudah beres

Namun baru Wildan akan join, satu chat masuk ke hp dia. Itu dari Rose

Rosean

|Dan

Hm? |

"Dan join buru anjir lama bat" ucap Juna kesal

"Iya bentar, Papa gue ngechat" alibi Wildan

Rosean

|Gue bisa ke dapur gak?
|Gue mau masak buat Dion. Dia mau pasta

Goput aja. Gue yang bayar|

|Tapi Dan, dia nangis minta gue masakkin

Rosean send a voice note

"DION MAWU PASTA! NDAK MAWU GOPUT! NDAK MAWU GOPUT!"

|Lo ke kamar gue deh, bujuk dia buat goput aja. Gue udah bilang kalo gue gak boleh keluar sama Jovan, tapi dia marah marah

Yaudah bentar gue ke sana|
(read)

"Dion nangis, gue gak jadi main kalian aja lanjutin" ucap Wildan lalu bangkit dari duduknya, menyimpan ponselnya di saku celananya, dan berjalan ke arah pintu ruangan itu

"Mau pasta gak?" tawar Wildan

"Beh boleh banget" ucap Savalas tanpa mengalihkan pandangannya dari layar

Wildan ngangguk aja lalu membuka pintu dan keluar dari sana

~♥~

"Iya sabar ya Dion? Itu Kakaknya lagi masak" ya jadinya Wildan sekarang nemenin Rose di dapur. Rose-nya masak dianya nenangin Dion yang dari tadi nangis minta pasta.

Aduh ini jadi kayak simulasi berumah tangga. Eh

"Mawu pasta!!!" Rose memejamkan matanya menahan emosi. Ini Wildan bisa gak sih ngasuh anak?!

"Lo bisa gak sih jagain anak?!" Wildan cengo, lah ini barusan dia di bentak gak sih?

Rose mengusap dadanya berusaha sabar, lalu mengambil alih Dion dari gendongan Wildan lalu kembali melanjutkan sesi masaknya

Wildan gak langsung pindah, dia duduk di bangku yang ada di dapur dan menatap Dion kemusuhan.

Gak lama kemudian Jevan datang mengambil sirup di dalam kulkas. Menatap sekilas apa yang Rose lakukan terus menghampiri gadis itu

"Siniin Dionnya" Rose menoleh, ia terkejut mendapati Jevan yang udah ada di sampingnya

"Ndak mawu! Bang Jevan bawu!" Dion kembali menangis kencang. Jevan dan Wildan hanya bisa memaki dalam hati tingkah adiknya itu

"Itu kakaknya lagi masak, lo ngertiin dikit dong" ucap Jevan kesal

"Dion" Dion makin mengeratkan pelukkannya kepada Rose, dia takut kalo Jevan udah manggil nama dia pake nada dalem gitu. Bukan Jevan doang sih, Wildan sama Jovan juga. Apalagi Jovan, dampaknya bisa bikin Dion nangis sehari semalem

Dion itu masih fine fine aja sama Jevan atau Wildan. Ya walau Jevan itu orangnya kasar dan Wildan sabodo amatan, tapi Dion cukup akrab sama dua kakaknya itu. Kalo sama Jovan...

Enggak dulu deh

"Dion dengerin Abang oke? Kakaknya lagi masak"

Dion mengusap air matanya dengan tangan mungilnya, hidung mungil putihnya berubah menjadi merah karena terlalu banyak menangis, bibirnya maju yang membuat pipi tembamnya ikut membesar.

Matanya menatap Jevan dengan tatapan berkaca kaca. Hal itu membuat Jevan dan Wildan menatap gemas adik mereka tersebut.

"Nah pinter" Dion akhirnya mau juga di gendong sama Jevan, Jevan membawa Dion mendekat ke arah Wildan lalu kemudian mendudukkannya di tengah tengah Wildan dan Jevan

"Jovan balapan hari ini?" tanya Rose tanpa mengalihkan pandangannya dari piring piring berisi pasta yang sudah ia buat setengah mati

"Gak tau" jawab Wildan acuh

"Jevan nongkrong malem ini?" tanya Rose lagi tanpa mengalihkan pandangannya

"Iya, kunci aja pintu rumahnya" ucap Jevan

"Wildan? Ada acara apa malem ini?" tanya Rose lagi

"Paling ngerank" jawab Wildan

"kalo gak ada temenin gue beli keperluannya Dion. Semuanya udah tinggal dikit" ucap Rose

Jevan udah ngakak aja liat muka sepetnya Wildan. Dia tuh mager anjir, malah di suruh nemenin belanja

"Wildan, denger gak?"

"Iya"

Jevan menepuk pundak Wildan lalu mengepalkan tangan yang satunya memberi kode semangat

"Setan lo Jev" Jevan ngakak makin kenceng, dia udah gak kebayang betapa sepetnya muka Wildan yang bosen nemenin orang belanja

"Yok Dion kita makan. Dan, Jev itu buat temen temen kalian. Makasih udah jagain Dion" Rose membawa Dion pergi dari dapur meninggalkan kedua pemuda tersebut di dapur

"Bhaks, selamat belanja sohib seperjuangan"

"Setan lo Jev. Karma ada Jev, liat aja"










TBC

BABYSITTER [✔]Where stories live. Discover now