[DAY 20] HYACINTH

Start from the beginning
                                    

"Hey! Itu aku pakai baju!"

"Baju untuk orang susah," cibir Xavier.

"Berhenti!" Kini Mattheo yang menggebrak meja itu. Memang mereka saat ini mereka sedang berdiskusi di ruangan rapat pribadi milik Xavier. Karena, tempat itu adalah tempat teraman kedua setelah ruangan direktur utama Adhiyaksa.

Mattheo memijit pelipisnya, "Boleh aku pulang sekarang? Kita bisa melanjutkan pembicaraan kasus ini besok."

Xavier sedikit geram saat Mattheo memberi perintah. Tentu saja, tidak ada yang bisa mengaturnya selain dirinya sendiri. Dialah yang berkuasa.

"Kamu kira bisa mengaturku? Aku yang mengatur segala hal di sini. Perintahku adalah mutlak!" jelas Xavier namun Mattheo malah menatap balik mata tajam milik Xavier.

"Bukankah Aksa akan kesepian jika kamu tinggalkan terlalu lama?"

Xavier terdiam lalu mengangguk. Mattheo melihat Xavier langsung mengeluarkan ponselnya dan mengetik pesan yang ia tidak tahu untuk siapa.

Bagaikan peramal, Mattheo tahu semua kelemahan orang-orang di sekitarnya. Ibarat, dialah pemegang kartu joker.

"Aksa?" Natalie memiringkan kepalanya. Ia tidak mengerti apa yang dibahas oleh bos dengan tangan kanan bosnya itu.

Mattheo bangkit dari duduknya dan bersandar sebentar ke tepi meja itu karena rasa sakitnya yang kembali terasa, namun ia tetap tidak bisa mengaduh kesakitan. Itu akan membuat orang lain curiga.

"Aku pulang dulu." Mattheo berjalan keluar dari ruang rapat itu.

"Hei, Kulkas. Sepertinya sesuatu terjadi padanya, lihat cara dia berjalan." Xavier menatap Natalie bingung. "Apa dia terserempet kendaraan saat berjalan? Hingga berjalan tertatih seperti itu?"

~~~~

Danuar terbangun dengan rasa pusing yang langsung menyerang kepalanya. Ah, iya. Dia mabuk semalam, makanya saat bangun langsung pusing seperti ini.

Sebentar ...

Ia mabuk semalam, dan kini menyadari ia bangun dengan keadaan telanjang. Di sofa utama galeri. Shit! Ia kebanyakan minum dan berakhir memerkosa Aksa.

"Sial! Untung gue belum taruh orang di ruang cctv, jadi bisa gue hapus sendiri."

Tangan Danuar menyambar asal pakaian yang berserakan di bawah sofa. Ia bergegas pergi ke ruang cctv untuk segera menghapus rekaman semalam.

"Kita lihat rekaman dari pukul enam, karena gue inget si Ben sama Ojak ke sini."

Ozarn melihat rekaman dari pukul enam lewat, di sana teman-temannya datang. Dan mereka langsung berlari saat melihatnya menghancurkan banyak lukisan yang dipajang.

Ia bahkan melihat, jika dirinya juga melukai Ben terlihat dari tetesan darah di lantai. Melihat teman-temannya pergi, Danuar yakin mereka tidak kembali lagi setelah mengunci pintu.

Ia tahu, mereka mengunci pintu, karena melihat Ozarn yang kembali berlari menaiki tangga.

Setelah mereka pergi, sebuah mobil dengan merek Viern memasuki parkiran galerinya. Ia sedikit asing dengan orang ini. Namun, saat melihatnya keluar, dirinya sedikit terkejut saat mengetahui jika itu Mattheo. Ia ingin melewatkan video yang merekam Mattheo, karena berpikir Mattheo tidak dapat masuk karena pintu yang sudah dikunci oleh sahabatnya.

Namun, ia urungkan. Saat tidak melihat Mattheo yang tidak kunjung keluar. Karena cctv sedikit terhalang oleh tugu yang menyangga atap depan, ia tidak bisa melihat apa yang dilakukan Mattheo saat di depan pintu.

✔[SEGERA TERBIT ] SWEET PILLS Where stories live. Discover now