[DAY 19] BROKEN

Zacznij od początku
                                    

Lukisan krisan kini hancur, sama seperti hati si pelukis.

~~~

"Ayo, Ben. Lo mah lelet anjir!"

Ben sedang memperbaiki letak helm miliknya di jok motornya, namun Ozarn yang tidak sabaran terus menarik badannnya untuk segera menamui Danuar.

"Lo segitu sukanya sama Danu ya makanya buru-buru gini?" Seruan Ben ditanggapi dengan gelengan oleh Ozarn.

"Kok lo mikirnya jauh banget sih sih? Gue gak homo, anjir!"

Ben hanya tertawa dan mengikuti langkah kaki Ozarn yang menuju ke galeri. Bahkan, dari luar pun, galeri itu sepi pengunjung.

Galeri itu masih sepi sama seperti sebelumnya, namun pintu depan itu terbuka lebar yang berarti Danuar sudah pasti ada di dalam.

Tapi, betapa terkejutnya mereka saat melihat Danu sedang memegang pisau dan mengangkatnya tinggi-tinggi.

"WOI, DAN!!!" Ben langsung saja berlari mendekati Danuar dan langsung mengambil pisau itu dari tangan Danuar, tapi bukan gagangnya yang ia pegang melainkan mata pisau itu.

Tes ...

Cairan merah keluar dari tangan Ben yang sedang memegang pisau itu, namun ia menghiraukannya. Dilemparkannya pisau itu jauh-jauh agar Danuar tidak bisa menjangkaunya lagi. Sekarang tangannya yang berdarah tidak terlalu penting daripada keadaan sahabatnya.

"LO GILA YA, DAN? LO UDAH BOSAN HIDUP?" teriak Ben di hadapan Danuar, namun Danuar hanya menatap ke arah lukisan di bawahnya. Lukisan bunga krisan kuning dan satu lagi lukisan yang bergambar malaikat bersayap yang sedang duduk di sebongkah batu. Lukisan itu adalah karya pertamanya setelah ia bertemu dengan Aksa. Malaikat itu adalah imitasi dari sosok Aksa.

Danuar bangkit dari duduknya dan berjalan gontai ke meja counter untuk mengambil sebotol minuman keras dan menenggaknya dengan kasar.

"OI! APA-APAAN LO!" Kini Ozarn yang menahan Danu dari acara minum-minumnya.

"TINGGALIN GUE SENDIRI!!!" Danu berteriak kencang, bahkan sampai mendorong Ozarn. Beruntung Ben sempat menangkap Ozarn yang hampir terjatuh.

Ben mendesis, tangannya terasa perih kala lukanya bersentuhan dengan serat kain kemeja Ozarn. Ozarn yang mengetahui itu tentu saja terkejut, ia tidak tahu jika tangan Ben terluka karena sedari tadi ia hanya fokus pada Danuar saja.

"Anjir, tangan lo kenapa?" Ben memegangi tangan kanannya yang terluka semakin parah.

"Jangan pentingin gue, tenangi dulu Danuar."

"Tapi lo ..."

"Ojak ... Danuar!" Ben menunjuk ke arah Danuar yang tengah membanting lukisan-lukisannnya.

Ozarn ragu sesaat saat melihat keadaan Ben, tapi Ben ada benarnya karena keadaan Danuar lah yang harus diprihatinkan sekarang. Ia akhirnya menghampiri Danuar yang semakin mabuk dan di luar kendali.

Satu tamparan itu dilayangkan Ozarn tepat di pipi kanan Danuar. "SADAR, DAN! DANUAR YANG GUE KENAL GAK BEGINI!"

"Gue bukan Danuar. Gue cuma orang brengsek yang ngehancurin hidup sahabat gue sendiri. Sial! Gue kangen sama lo, Sa!" Akhirnya tangis Danuar pecah.

Ozarn tidak kuasa melihat Danuar menangis. Dipeluknya tubuh tegap Danuar, namun yang dipeluk malah mendorong tubuh Ozarn.

"Please, tinggalin gue sendiri, Jak. Gue pengen sendiri."

"Gue gak akan tinggalin lo sendiri dalam keadaan kayak gini!"

Danu memegang pundak Ozarn, "Gue gak kenapa-napa, gue cuma butuh waktu sendiri."

✔[SEGERA TERBIT ] SWEET PILLS Opowieści tętniące życiem. Odkryj je teraz