LIF'5

167 36 10
                                    

Kembalinya Chaeyong dari Jeju membuat beberapa meeting harus dilakukan karena sempat tertunda saat mendapati tugas diluar kota kemarin, meeting mingguan, bulanan, pengesahan produk, pembagian sesi iklan disetiap minggu dibeberapa platform, membuat ia tidak percaya sudah bertemu dengan hari minggu lagi.

Tapi, tidak seperti pegawai pada umumnya yang berlibur dirumah, menikmati weekend dengan santai sambil merehatkan sejenak pikiran dari pekerjaan yang membuat kepalanya mengepul.

Dia malah berada digedung besar ini untuk menuntaskan pekerjaannya, kalian tahu bahwa Tae company mewaralaba keberbagai bidang industry, baik kecantikan, fashion, sport, electronic, foods, dan bahkan masih banyak lagi yang hampir membuat Chaeyong bekerja seperti robot.

Kepalanya berdenyut sedikit, helaan napasnya dihembuskan saat mendengar ketukan pintu serta suara tapak kaki yang masuk kedalam ruang kerjanya. Kursi yang memunggungi meja kantor itu berbalik, dengan Chaeyong yang sedikit terkejut melihat Taehyung berdiri bersama Annya digendongan.

'oh my god.'

Celaka Chaeyong saat melihat anaknya Taehyung menatap sambil tersenyum kearahnya. Tidak bisa, dia harus mencari cara untuk tidak ikut bermain dengan Annya atau pun Taehyung. Ucapan Yeounjun yang selalu terngiang dikupingnya membuat Chaeyong selalu takut jika Annya berdekatan dengan dia.

Masalahnya yang dimiliki lelaki itu hanya Annya, dia tidak mau nanti anaknya menjadi ancaman bagi Taehyung, jika selalu terlibat olehnya.

"Mom, ayok kita main. Aku ingin membuat kue bersama mommy."

Tuhkan, benar saja. Bahkan Annya mengucapkan hal itu dengan sangat entengnya, tanpa memikirkan beban Chaeyong. Bisa-bisanya muka mungil itu sangat menggemaskan, membuat dirinya tidak tega jika menolak.

"Apa kau masih ada pekerjaan, sampai masih harus berada disini?."

Pertanyaan yang diajukan tanpa dosa itu, membuat Chaeyong ingin melempar papan nama pada Taehyung. Maaf jika terdengar kasar, tapi menurutnya itu pertanyaan yang tidak berbobot sama sekali saat dirinyalah yang membuat ia lembur setiap saat.

"Mom?." Panggil Annya membuat Chaeyong yang diam sejak tadi bangun dari duduknya.

Berdiri didepan anak dan bapak yang sedang memalaknya untuk menuruti permintaan mereka, membuat dirinya terkadang merasa benar-benar menjadi ibu dari Annya.

"Tetapi Mommy memiliki pekerjaan yang harus diselesaikan, jadi sepertinya tidak bisa menemani putri cantik ini membuat kue." Sesal Chaeyong sambil mengusap lembut pipi gembil Annya.

Mukanya terlihat sedih, bahkan matanya mulai berair walau Chaeyong tahu Annya sedang berusaha menahan tangisnya. Lihatlah, bahkan anak kecil ini sangat pintar.

"Sedari kemarin Mommy selalu tidak bisa bermain dengan Annya, kenapa?." tanya bocah itu sambil menatap sedih.

Sejujurnya Chaeyong tidak bisa melihat hal seperti ini terjadi, semakin lama semakin tidak benar menurutnya. Dia tidak mungkin selalu mengatakan sibuk setiap saatnya pada Annya hanya karena sekadar untuk menghindar.

"Mungkin karena Daddy memberi Mommy banyak pekerjaan?." kilah Chaeyong membuat Taehyung menatap datar dirinya. Padahal dalam hati, secara tidak langsung dia meminta approve dari cuti yang dimiliki untuk bisa dipakai.

Terlihat tidak ada jawaban dari keduanya membuat dia bingung seketika, "Em.. Agar dapat membelikan banyak mainan untuk Annya." ucap Chaeyong yang langsung mendapati gelengan dari Annya.

"Annya tidak ingin mainan, dirumah mainan Annya sudah banyak, Mom."

Salah sepertinya dia mengatakan hal seperti itu, sudah pasti Annya memiliki banyak mainan jika dilihat siapa Ayah dari anak perempuan ini. Baru dirinya mau menjawab pernyataan Annya dengan alasan lain agar mereka tidak bersama dihari ini, tapi dalih Taehyung membuat ia bungkam seketika.

Let It FlyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang