bab 18

12 3 0
                                    

Jia membuka matanya lalu melihat jam yang menempel pada dinding kamarnya menunjukkan pukul 08.00 pagi. Ia berjalan menuruni tangga sambil memanggil ibunya dari kejauhan, anehnya tak ada yang menyauti panggilannya hanya meninggalkan secarik kertas yang menempel di kulkas dekat dapur. Yang bertuliskan

''hai sayang kalau kamu nemu kertas ini berarti mama udah pergike tempat temennya mama ya,kalau kamu lapar di atas meja ada nasi goreng. Atau kalau kamu bosen sama nasi goreng ada uang Rp200.000di atas meja buat pesen makanan online yaaa. Jangan lupa nanti sore ada acara di rumahnya alfath ya,mama sayang kamu.''

Jia segera berjalan ke arah meja makan mengambil uang lalu berjalan ke arah depan rumah untuk membeli bakso yang sudah menjadi langganan nya sejak ia masih kecil, setelah beberapa saat ia menunggu ada seseorang datang sambil membawa bingkisan berwarna merk makanan favorit Jia.

" halo Ji udah lama ga ketemu ya, btw gimana kabarnya. Gue harap baik-baik aja ya, ini gue bawain chicken nugget favorit lo" Gio menyodorkan paper bag itu ke arah Jia.

Jia menatap tangan Gio yang menyodorkan bingkisan makanan ke arahnya, "buat gue? Beneran? Kesambet apaan lo tiba-tiba banget nyamperin ke rumah bawa chicken nugget?"

"ga boleh gitu gue nyamperin lo ke sini? Gue kan temen lo, lagian gue ga akan ngapa-ngapain lo" Gio berjalan ke arah samping Jia

"ya gapapa, cuma tumben banget lo dateng tanpa ngabarin kaya gini. Btw lo di undang Alfath ke acara nanti sore ga?"

"acara? Gue ga tau kalau Alfath punya acara, bocoran dong acaranya apaan?"

"nah itu, gue juga ga tau acaranya apaan"

Handphone Jia berdering nyaring dari atas meja ruang tamu, ia segera berjalan untuk melihat siapa yang menelfon nya.

"halo tante... Iya aku masih di rumah, kenapa ya? ouhhh... Yaudah Tante aku siap-siap dulu yaa. Pay pay tante" Jia mematikan telfon nya.

"siapa ji?" tanya Gio yang sedari tadi menatap Jia berbicara dengan seseorang di handphonenya.

"gue harus ke rumah Alfath, mamanya barusan telfon gue" Jia bergegas mengambil tasnya lalu berjalan ke luar rumah.

"mau gue anter?" Gio serentak berdiri lalu merapikan jaketnya.

"ga usah, lo pulang aja. Titipin salam gue buat mama lo yaa" Jia membantu merapikan jaket Gio lalu berjalan ke arah mobilnya

"ouh gitu, yaudah ati-ati" Gio menghampiri sepeda motornya lalu bergerak untuk pulang.


Saat perjalanan ke rumah Alfath, Jia melihat dua sosok yang ia kenal sedang berdiri di pinggir jalan. Ia memutuskan untuk menghentikan mobilnya lalu membuka jendela mobil, Jia serentak terkejut ketika melihat dua sosok itu ialah Alfath dan Aruna mantan kekasihnya sedang menggandeng tangan Alfath, ia membuka pintu mobil lalu berlari ke arah mereka berdua.

PLAKKK....
Satu tamparan melesat ke pipi Alfath.

"LO BOHONGIN GUE!!! MANA JANJI LO??! BEGO BANGET YA GUE UDAH PERCAYA SAMA KALIAN BERDUA"

"ini ga kaya yang lo lihat ji, gue sama aruna cuma.." ucap Alfath yang kemudian di saut Aruna.

"iya ji ini ga kaya yang lo lihat kok, maafin gue ya?" aruna berjalan ke arah Jia memeluknya sambil membisikkan sesuatu di telinga Jia (Alfath tadi cuma pelukan doang kok sama gue, ga lebih).

Jia mendorong badan Aruna lalu menamparnya " LO SAMA ORANG INI SAMA-SAMA BIKIN GUE MAU MUNTAH TAU GA?!" Jia menunjuk Aruna dan Alfath.

"lo kenapa sih ji? Ini cuma salah paham, trust me"

"trust me bajingan tau ga lo? gue balikin cincin lo" Jia menarik cincin yang melekat di jarinya.

"anggap kita ga pernah ketemu ataupun kenal sebelumnya, gue ga akan bilang ke bunda biar bunda tau dari mulut lo sendiri " Jia berjalan ke arah mobil lalu menjalankan dengan cepat.

"lo bilang apa ke Jia?" Alfath berteriak ke arah Aruna.

"gu- gue cuma bilang lo bantuin gue kena jambret doang" Aruna menunduk dengan suara terbata-bata.

"nyesel gue bantuin lo, kalau tau ujung-ujungnya bakal gini" Alfath berjalan meninggalkan Aruna.

”AGHHH!! BEGO LO RUN, kenapa bisa kaya gini sih. Gue pastiin lo bakal nyesel Ji tunggu aja pembalasan manis dari gue” Aruna mengeluarkan handphonenya lalu menelfon seseorang.

”balikin tas gue, rencana kita gagal”

...................

ALFATHWhere stories live. Discover now