bab 11

12 4 0
                                    

Pagi ini Jia dan yang lainnya langsung bergegas berangkat ke gelora tersebut. Bisa di bilang masih sepi karena mereka harus menyusun peralatan tersebut dengan benar agar tidak terjadi kekeliruan saat memainkannya, semua persiapan telah di siapkan secara maksimal. Alfath yang melihat Jia yang dari tadi sedang menyiapkan semuanya tersenyum manis saat gadis yang ia sayangi itu menoleh padanya, yang ada di benak Alfath saat ini adalah anugrah tuhan yang tiada duanya. Alfath terus memandangi Jia.

"ji, sini dulu deh, lo pasti capek" Alfath menarik bangku di sebelahnya.

"makasih ya fat, huhh panas banget" Jia mengipas kan tangannya ke arah wajahnya.

"panas ya? Bentar gue cariin sesuatu" Alfath berdiri meninggalkan Jia.

Madhava baru saja tiba di gelora, saat berjalan ia melewati Jia yang duduk sendirian di sana.

"eh dhav, Alin mana? Semangat deh nanti"

"gue kira dia bareng lo" madhava menarik kursi samping Jia.

"ya gak lah, gue panitia dia kan bukan"

Alfath kembali dengan membawa dua es jeruk dan kipas elektronik mini, ia terkejut saat melihat madhava yang duduk sebelah Jia.

"lah, lo kapan dateng? Btw itu kursi gue, minggir lo" Alfath menarik Jersey madhava hingga membuatnya duduk di bawah.

"cewe lo mana?, Jangan goda cewe gue"

Alfath memberikan segelas es jeruk dan kipas kepada Jia, dengan senang hati Jia menerima es itu dan kipasnya. Madhava yang hanya menjadi nyamuk di antara mereka memutuskan untuk meninggalkan mereka berdua, kini di lapangan hanya mereka berdua yang paling tenang di antara orang-orang yang sibuk dengan urusannya masing-masing. Alfath menyadari Jia akan menerima lelaki bukan dari wajah, namun perlakuan nya dan hati yang membuatnya menerima seseorang sebagai pasangannya, orang yang baik sepertinya tak sepantasnya mendapatkan Alfath.

"ji, lo beruntung ga dapet gue?" Alfath menarik kursi Jia, sekarang posisi mereka saling berhadapan.

"kenapa lo tanya gitu ke gue? Kayak tiba-tiba gini?" Jia mengerutkan dahinya.

"ya gapapa, gue mau tau aja" Alfath menggenggam tangan Jia dengan erat.

"kayak nya tanpa gue jelasin pun lo pasti udah tau fat maksud gue"

"makasih udah mau dateng di kehidupan gue ya" Alfath mendekat ke wajah Jia lalu mencium tangan Jia tepat di hadapannya nya.

Degupan jantung Jia berbunyi kencang, mungkin Alfath bisa mendengarnya (malu-maluin aja ni orang). Semua pemain sudah datang permainan sebentar lagi akan dimulai, semua sudah pada posisinya masing-masing selama permainan itu tim sekolah Jia tertinggal jauh skor yang di cetak lawan berselisih jauh dengan skor milik Alfath dan teman-temannya. Akhir permainan sekolah mereka kalah dengan selisih skor yang jauh.

"gapapa fat, lo sama tim lo udah ngelakuin yang terbaik"

"bad banget ya? Ah males main lagi"

"hei? Tadi udah bagus kok, maybe not now but another time" Jia memberikan sebotol air mineral.

"thank babe" Alfath mengambil botol air yang di berikan Jia lalu meneguknya.

"aku udah selesai, kita mau jalan-jalan dulu apa langsung pulang?"

"aku sih terserah kamu aja fat, enaknya gimana? Mau ke mall?"

"boleh, kebetulan gue juga laper"

"yaudah ayo"

ALFATHWhere stories live. Discover now