Menyatukan dua hati tidak begitu sulit, ya jika dibandingkan dengan menumbuhkan rasa percaya pada seseorang yang perannya sangat penting bagi hubungan sepasang kekasih.
-Tirtha Wahyu PramanaBab 8: Masalah Yang Tiada Habisnya
Kedua sudut bibir Febbi terukir naik karena saat gadis itu menaiki tangga kelasnya, tepat di depan kelas ternyata sudah ada laki-laki yang ia rindukan beberapa hari ini.
"Wahyu!!" teriak Febbi girang kemudian berlari menemui Wahyu.
Wahyu tersenyum lebar melihat kondisi Febbi saat ini. "Masih sakit?" Febbi menggeleng.
"Kangen."
Wahyu mengangguk, "Sama. Kamu ke kampus jadi bareng Kak Dika?" tanya Wahyu.
"Jadi. Untungnya Kak Dika dipanggil Prof Adit di auditorium. Syukur Kak Dika nggak nganterin aku sampai kelas," kata Febbi membuat Wahyu menghela nafas.
"Kenapa?" tanya Febbi.
Wahyu tersenyum tipis, "Hubungan aku sama kamu belum bener, sekarang aku punya masalah sama Aji, hehe..."
"Kalian masih berantem? Kenapa nggak baikan aja. Kamu minta maaf aja sama Aji," saran Febbi.
"Tapi aku nggak salah," ujar Wahyu.
"Febbi tau, Wahyu. Tapi sekarang nggak penting siapa yang salah, siapa yang bener. Yang penting hubungan kalian balik lagi. Kamu nggak mau temenan lagi sama Aji? Kalian temenan udah lama."
"Nggak Feb. Aku mau dia tau kalau aku nggak salah. Dia udah nuduh aku, dia juga nantang aku. Aku punya harga diri. Pokoknya aku gamau minta maaf," kata Wahyu.
"Tap --"
Wahyu menyodorkan tote bag pada Febbi. "Aku ke sini cuman mau ketemu kamu sama ngasih ini. Kita nggak perlu bahas Aji lagi ya?" Febbi menerima tote bag itu. "Aku ada agenda rapat buat ngurus lomba nanti. Kabarin aku kalau ada apa-apa."
Wahyu menepuk pelan puncak kepala pacarnya kemudian tersenyum.
"Jangan sakit lagi. Soal Kak Dika, aku bakal cari cara supaya kita bisa sama-sama terus," ucap Wahyu sebelum pergi.
Febbi memandangi punggung Wahyu, semakin jauh kemudian menghilang setelah menuruni beberapa anak tangga. Febbi melihat isi tote-bag pemberian Wahyu, ada susu, roti, vitamin, bahkan beberapa cemilan yang tanpa sadar membuat senyuman di wajahnya kembali terlihat.
"Alasan Febbi suka sama Wahyu karena sifatnya mirip kaya Ayah," monolog Febbi sebelum masuk ke kelas.
__________°•°__________
Wahyu baru sampai di depan gedung fakultasnya--Fakultas Kedokteran. Baru ingin memasuki gedung, getaran di ponselnya membuat langkahnya terhenti.
ŞİMDİ OKUDUĞUN
THE POWER OF ABANG
Genç KurguBanyak orang yang mengeluh memiliki seorang kakak dan Hilliya Febbi Sumantri adalah salah satu dari orang tersebut. Setelah orang tuanya meninggal, mahasiswi semester 2 yang kerap disapa Febbi itu hidup bersama 3 manusia astral dan 1 kurcaci. Kakak...