Taman Belakang Sekolah

Start from the beginning
                                    

Secara tiba-tiba Razel menyandarkan kepalanya pada bahuku, aku yang sedang bersandar pun merasa terkejut.

"Ngantuk" Ucapnya sambil memejamkan matanya.

Aku hanya bisa terdiam seperti patung, pasalnya anak ini tiba-tiba menyandarkan kepalanya di bahuku. Namun tetap aku membiarkan tidur, aku menghela nafasku dan tersenyum tipis, ntah apa alasannya.

15 menit aku hanya berdiam diri dan membiarkan dirinya tidur dengan posisi kepalanya yang masih bersandar di bahuku, sayup sayup kudengar suara bel berbunyi.

"Zel" Ucapku pelan.

Aku rasanya ingin mengurungkan niatku untuk membangunkannya, karena dia pasti sedang enak tidur. Namun, pada akhirnya aku tetap membangunkannya.

"Razel" Ucapku membangunkan Razel.

Aku mencoba menepuk-nepuk punggung tangannya tapi belum ada respon.

"Razel, bangun" Aku kembali membangunkannya dan sedikit meremat jari tangannya.

Razel yang merasa tidurnya terusik pun akhirnya bangun.

"Udah pulang kak?" Ucapnya saat terbangun dan mulai membuka matanya serta membenarkan posisi duduknya.

Aku terkekeh kecil mendengar pertanyaannya.

"Lucu" Satu pikiran terbesit dibenak ku.

"Belum, tapi udah bel masuk" Jawabku.

"Maaf kak tadi jadi nyender, saya ngantuk pisan, asli" Ucapnya seraya bangun dari duduknya.

"Iya gapapa" Balasku dan ikut bangun.

"Ya udah, ayo balik ke kelas kak" Ajaknya padaku.

"Dasi pake, kamu ga pake nanti disangka kabur dari hukuman soalnya tadi ga ada di halaman sekolah kan" Ucapku pada Razel.

"Iya nanti dipake, kan dasinya ada di tas"  Jawabnya padaku.

Razel mulai melangkahkan kakinya untuk berjalan keluar dari area taman.

"Kelamaan, nanti jadi masalah lagi" Ucapku padanya.

Aku menahannya dengan menarik tangannya secara perlahan.

"Nih" Lanjut ku.

Aku melepaskan dasi yang aku sudah kenakan dan memberi dasi tersebut padanya.

"Lah terus lu, eh kamu gimana? Masa gua, anu, saya yang pake" Tanyanya padaku.

"Hahaha senyaman kamu aja, mau gua lu juga gapapa, yang penting tadi guru sama anak anak lain udah lihat saya pakai dasi, nanti saya bisa alasan, udah nih kamu pake aja dulu" Jawabku seraya tertawa kecil mendengarnya.

Aku kembali menarik tangannya dan menaruh dasi itu pada genggamannya.

"Duh, emangnya gapapa?" Ucapnya saat menggenggam dasi dariku.

"Gapapa, yaudah pake sekarang" Balasku.

"Iya" Balasnya namun belum juga mengenakan dasi tersebut.

"Kenapa? Kamu bisa kan pake dasi?" Aku bertanya padanya.

Aku menatap matanya sementara dia hanya menggelengkan kepalanya dan menyengir sebagai tanda balasan.

"Hadeh, udah gede juga, terus biasanya siapa yang pakein?" Tanyaku padanya

Aku mengambil kembali dasi tersebut dari genggamannya.

"Emang lu pernah ngeliat gua pake dasi?" Ucapnya aku hanya mengedikan bahuku.

"Ga tau, saya ga bisa merhatiin semua murid termasuk kamu." Balasku.

Aku menegakkan kerah bajunya, dan mulai memakaikan dasi tersebut pada kerah bajunya. Aku merasa sedang ditatap olehnya. Saat sedang menyimpulkan dasi tersebut, aku  melirik sedikit wajahnya dan mendapati dirinya yang sedang tersenyum melihatku.

"Liatin cara saya simpulin dasinya bukan liatin muka saya" Ucapku pada Razel.

Razel cepat-cepat mengalihkan pandangannya karena ketahuan atas kegiatannya tadi.

"Dasar" Ucapku sambil terkekeh serta lanjut menyelesaikan kegiatanku tadi.

"Udah nih" Lanjut ku, saat sedang sedikit merapihkan dasinya agar terlihat rapih.

"Makasih kak" Ucapnya.

Razel menatap dasi yang aku kenakan padanya dan dirinya kembali menatapku dengan senyuman yang menghiasi wajahnya.

"Iya sama-sama" Balasku padanya.

Aku merapihkan kerah bajunya lalu ikut tersenyum dan membalas tatapannya.

"Oh jadi gini kelakuan OSIS" Ucap seseorang saat aku baru saja selesai merapihkan kerah baju Razel.

ㅤㅤ────────────────────

Nah sesuai janji, double update. Jangan lupa vote nya ya readers ku sayang, biar makin semangat update.

─Az

Aku, Kamu, dan Bandung (zeedel) (hiatus)Where stories live. Discover now