Ini tentang aku, dirinya, dan rasa cinta kita yang bersemi di Kota Bandung.
"Gua sayang sama lu. Kita lewati ini bareng bareng ya?"
"Aku takut ga bisa, Zel"
"Ada gua, Zee."
Ditengah abu-abunya kehidupanku, dia datang untuk menorehkan warna ke dala...
Saat aku sudah berada depan pintu aula yang setengah terbuka aku langsung melepaskan sepatuku dan mengetok pintu tersebut.
"Masuk" Ucap seseorang dari dalam aula.
Aku langsung memasuki ruangan aula dan duduk di samping temanku.
"Tumben telat?" Tanya temanku padaku.
"Iya Jess maaf ya tadi macet, semuanya udah nunggu lama ya?" Balasku pada temanku yang bernama Jessica.
"Gue sama yang lain baru dateng setengah jam yang lalu, tapi itu dua orang baru dateng juga sih" Balas Jessica padaku sambil menunjuk dua orang yang begitu familiar wajahnya namun aku tidak mengenali namanya, aku hanya menganggukkan kepala sebagai balasan.
"Siapa dia? Perasaan bukan osis?"Beberapa pertanyaan berkecamuk dipikiran ku saat melihat perempuan yang memakai kacamata itu.
"Zee, ini mau mulai sekarang kan rapatnya?" Suara kak Indah menyadarkan ku dari lamunanku.
"Eh, iya kak, ayo dimulai aja kak" Balasku pada kak Indah, kakak kelasku yang juga anggota OSIS.
Rapat pun berjalan selama 1 jam lebih.
"Rapat bakal dilanjutkan hari senin ya. Sepulang sekolah, untuk anggota osis harap kehadirannya, terimakasih atas kehadirannya hari ini." Pungkas kak Indah dan menutup rapat.
Setelah rapat selesai, semua langsung meninggalkan ruangan aula.
"Jess, tau ga siapa yang pakai kacamata tadi? Mukanya sih sering liat, tapi ga tau namanya" Tanyaku pada Jessica sambil berjalan menuju gerbang.
"Cie nanyain cie" Ucap seseorang yang begitu aku kenali suaranya.
"Ngga gitu ya kak araa" Aku membalas perkataannya dengan mencubit pinggangnya
"Aduh aduh! Ampun, bercanda heh, galak betul bocil" Balas perempuan yang kerap dipanggil ara itu dan langsung melepaskan tanganku dari pinggangnya.
"Lagian, nyebelin" Pungkas ku dengan nada ketus dan kak ara pun langsung berlari