[DAY 11] DEVIL'S PROPERTY

ابدأ من البداية
                                    

Raut wajahnya tampak kacau. Kesedihan, rasa bersalah, dan kecewa seakan tercampur menjadi satu.

"Kenapa? Kenapa, Danu..."

Aksa meraba bibirnya. Setiap mengingat kejadian tadi, serasa ada ribuan jarum yang menancap di hatinya. Orang yang sudah ia anggap sebagai kakak, tega melakukan hal itu dengannya.

Aksa berjongkok membenamkan wajahnya di lututnya. Aksa tidak bisa berpikiran jernih sekarang, pikirannya dipenuhi oleh Danu dan segala kenangan tentang mereka saat bersama.

Diingatnya kembali masa-masa Danu yang selalu perduli pada dirinya dan membuat Aksa merasa spesial. Ia kira, memang wajar seseorang yang ia anggap sebagai kakak memperlakukannya layaknya adik. Namun, ia salah besar.

Ia yang selalu mengagumi sosok Danuar tidak tahu jika pemuda itu tidak melihatnya sebagai adik. Ia tidak tahu jika sahabatnya bahkan menyimpan perasaan seperti itu pada dirinya. Mengapa ia tidak sadar? Mengapa ia tidak tahu?

Aksa menarik kuat rambutnya untuk melampiaskan emosinya, "Gue bego banget, sih! Anjing!" Aksa semakin merutuki dirinya sendiri.

Dia marah, dia juga kecewa, dia hanya bingung akan perasaannya. Di saat ia tahu Danuar memiliki perasaan padanya, pandangannya pada sosok Danu berubah. Ia merasa kehilangan dua orang, ia kehilangan sosok kakak dan kehilangan sosok sahabat.

Aksa memukul pipinya dengan keras. "Sadar lo, Sa. Lo tuh gak belok!"

Benar, Aksa tidak tahu seksualitasnya. Ia tidak merasa menyukai perempuan, tapi dirinya juga tidak merasa menyukai laki-laki.

Ia tidak pernah menyukai seseorang, setidaknya sampai saat ini. Maka dari itu, mendengar pernyataan dari Danuar pikiran Aksa tiba-tiba kosong. Ia tidak tahu harus merespon seperti apa. Ini terlalu mendadak.

Aksa membaringkan tubuhnya di atas pasir pantai, ia tidak perduli lagi jika tubuhnya akan kotor.

Tepat di depan matanya, sabitah seakan menatapnya yang tengah dalam kebingungan. Dan seakan mencoba menenangkan Aksa dari segala hal yang berkecamuk di pikirannya.

Namun, bunyi pesan masuk mengalihkan Aksa dari tatapannya dengan para bintang.

Aksa sebenarnya sangat tidak ingin diganggu saat ini, tapi ia tetap membuka ponselnya. Tatapannya seakan semakin sulit diartikan saat melihat nama chat teratas miliknya.

 Tatapannya seakan semakin sulit diartikan saat melihat nama chat teratas miliknya

اوووه! هذه الصورة لا تتبع إرشادات المحتوى الخاصة بنا. لمتابعة النشر، يرجى إزالتها أو تحميل صورة أخرى.

Aksa menggigit bibir bawahnya. Tidak, ini bukan rasa suka. Karena rasa sesak yang memenuhi dada Aksara, bukan banyaknya kupu-kupu di perutnya.

"Kenapa lo nyakitin gue kayak gini, Dan? Gue kecewa karena lo nyembunyiin hal kayak gini dari gue."

Aksa mematikan layar handphone-nya dan berteriak sekencang- kencangnya. Ia tidak perduli jika ada yang melihatnya dan menganggapnya gila, karena memang ia sedang gila saat ini. Ia tidak tahu bagaimana menghadapi Danuar ke depannya.

✔[SEGERA TERBIT ] SWEET PILLS حيث تعيش القصص. اكتشف الآن