[ O7 ] L I (F) E

69 19 8
                                    

Eugene meringis, merasakan sakit pada kepalanya saat ia berusaha bangun. Gadis itu terpaksa untuk kembali berbaring dan membuka matanya perlahan.

"Again?"lirihnya melihat ruangan serba putih ini.

Gadis itu menarik nafas dalam, menahan isakan yang hendak keluar. Ini bukan saatnya untuk menangis, Eugene harus kuat.

"Saya sarankan pasien untuk istirahat total, kondisi fisiknya sangat lemah karena kurang tidur, kurang makan, dan tidak meminum vitamin, nanti saya akan berikan resep obat yang harus dikonsumsi secara rutin,"

Eugene mengusap air matanya saat terdengar percakapan dokter dan managernya di luar. Pikirannya menerawang kepada tiga anggota lainnya.

Apa dia juga harus mengambil hiatus seperti Luna? Lalu bagaimana dengan anggota lain?

Perannya sebagai leader membuat kedua bahunya terasa berat untuk menanggung kemungkinan-kemungkinan yang akan terjadi jika dirinya harus hiatus.

"Gene udah bangun?"

Netra gadis itu tertuju pada Claudy yang menenteng macbook milik Eugene. Ia meletakkan benda tersebut di pangkuannya saat ia duduk di sebelah ranjang.

Claudy memasang senyumnya, "Ada yang sakit?"

Eugene menggeleng ia melirik macbook miliknya membuat Claudy segera memberikannya kepada si empu. "Kenapa dibawa kesini?"

"Ketinggalan di ruang vokal kan? Tadi habis nganterin Gracy sama Livy pulang, kakak ke agensi lagi, bawa ini, takut hilang,"

"Ah.. Makasih kak,"

Claudy menggeser kursi agar diposisikan untuk ada di samping ranjang Eugene. Gadis yang terbaring itu menghela nafasnya sebelum menatap Claudy.

"Kak, apa.. sebentar lagi FLY bubar ya?"

"Huh? Why did you saying that?"

Eugene menghembuskan nafasnya, netranya menatap lurus ke arah kakinya yang dibalut selimut. "Vicky keluar, Luna hiatus.. aku.. drop terus-terusan.. dan-"

"Gene, banyak grup idola yang ngalamin hal serupa dan mereka masih ada sampai sekarang. Kamu jangan terlalu khawatirin banyak hal, bukannya merasa baikan nanti kamu malah drop lagi,"ujar Claudy.

Tangan Eugene meremat erat selimutnya, "Aku ngerasa beban kali ini berkali-kali lipat lebih berat kak.. yang dipikiranku setiap saat cuma itu, kalau aku gak keluarin itu rasanya kepalaku mau pecah."

Yang diucapkan Eugene benar adanya. Semenjak mereka kehilangan satu anggota mereka, dan cukup lebih dikenal setelah comeback mereka. FLY sering kali mendapatkan hate comment, bahkan beberapa orang membuat kompilasi atau editan video-video yang durasinya hanya beberapa detik dan dapat menimbulkan banyak asumsi negatif sehingga lagi-lagi anggota FLY mendapatkan ujaran kebencian.

Mungkin saja itu akan mereka anggap angin lalu jika kondisi mereka sedang baik-baik saja.

Mereka banyak melewati masa-masa sulit. Seperti Eugene yang mendadak asing dengan anggotanya, mereka yang kerap kali berdebat tentang masalah yang sepele, dan tuntutan agensi yang membebani mereka membuat satu-persatu dari mereka mulai mengalami banyak gejala gangguan mental.

Gangguan kecemasan, mudah marah, mudah tersinggung, mudah sedih karena hal-hal kecil, bahkan kerap tak sengaja menyakiti diri sendiri.

Eugene tahu, bukan hanya dirinya dan timnya yang mengalami hal tersebut. Dan ia merasa sangat-sangat kagum dengan orang-orang yang dapat bertahan bahkan melewati semua itu.

Gadis itu mulai menangis, "Aku gak kuat lagi kak.. aku capek terus-terusan hidup dibawah tekanan kayak gini.. aku juga pengen hidup bebas.."

Claudy menganggukkan kepalanya ia mengusap pelan lengan Eugene. "Gene, sejak awal kamu memutuskan, kamu harusnya tahu kalau resiko itu pasti ada. Kita dikasih pilihan, kalau udah memilih, kita harus tanggung jawab. Mau itu ringan atau berat kita harus jalani, karena apa? Karena itu pilihan kita."

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Jan 16 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Public Figure : THE LIEWhere stories live. Discover now