satu.

4.3K 227 7
                                    

"taee, minggu ini ada tas keluaran baru dari produk gucci dan itu terbatas, boleh aku membelinya?" tanya jungkook dengan nada manja sambil kembali menaik turunkan badannya di atas tubuh taehyung.

taehyung terkekeh, meletakkan rokoknya di asbak meja nakas sebelah kasur.

lalu memegang pinggang putih simpenannya itu untuk membantu memasukannya lebih dalam miliknya ke lubang jungkook.

"tentu sayang, beli lah selagi kau suka" taehyung mengelus pipi tembem dan merah itu, dan dia kecup diiringi lumatan pada bibir kecilnya.

jungkook tersenyum lebar, memeluk pacar tampannya sambil berbisik pelan, "terimakasih, sebagai hadiahnya kau boleh bermain dengan ku semalaman" ucapnya sensual di telinga taehyung.

hingga kemudian hanya terdengar suara desahan dan penyatuan dari dua tubuh yang tanpa busana itu.

☆☆☆

"masih betah jadi simpenan taehyung, kook?" bambam selaku sahabat jungkook bertanya sambil menyeruput susu dinginnya.

jungkook terkekeh, "betah lah, taehyung tajir jadi gua betah betah aja, ya walaupun jadi simpenan, tapi lo tau sendiri taehyung ga pernah cinta sama istrinya"

bambam mengangguk anggukan kepalanya, "yaudah deh, apapun keputusan lo, gua dukung, yang penting lo ga sampe terluka"

jungkook tersenyum manis, genggam tangan sahabatnya itu dengan erat, "terimakasi bam, masalah terluka gua bisa jaga diri ko"

setelahnya pulang dari cafe bersama sahabatnya, jungkook sekarang sedang berbaring di kamar apartemennya yang di belikan oleh taehyung.

karena bosan, jungkook memutuskan menghubungi taehyung yang tidak lama langsung di angkat, "halo sayang, hari ini kau pulang jam berapa?" tanya jungkook, menyambar terlebih dahulu.

"babe hari ini aku tidak pulang, appa memintaku untuk menghadiri acara makan malam keluarga" jawab taehyung dengan suara bariton andalannya.

jungkook cemberut, kemudian menghela nafas, "ya ya baiklah"

"jangan marah sayang, kalo kau bosan sendirian di apartemen, pergilah berbelanja menggunakan kartuku yang di lemari"

"aku malas berbelanja, lagian aku sudah biasa sendiri jika kau pulang ke rumah mu dan istrimu, nasib jadi simpenan" ucap jungkook dengan lirihan di akhir.

"hey hey, kenapa jadi sedih? aku tidak lama, besok aku akan segera pulang ke apartemen"

"terserah, mau kau datang besok atau besoknya lagi aku tidak peduli, toh itu tidak ngerubah kalau aku hanya menjadi simpenan dari seorang pengusaha sukses bernama kim taehyung, bukan menjadi istrinya" abis itu jungkook langsung mematikan telepon nya sepihak.

entah kenapa mendengar taehyung lebih memilih makan bersama istri dan keluarganya membuat dirinya kesal.

katakan lah dirinya egois, karna memang itu kenyataannya.

dirinya hanya mau taehyung menjadi miliknya seorang.

☆☆☆

di sebrang sana, taehyung memijat keningnya yang berdenyut kencang.

dirinya bingung, harus memilih pulang untuk makan berama istri dan keluarganya, atau pulang ke rumah jungkook yang berstatus sebagai simpenannya.

lama memikirkan pilihan tersebut, taehyung tidak sadar bahwa sekretarisnya masuk bahkan sudah mengetuk pintunya berkali kali.

"ada apa tuan? kau terlihat bingung" jakson bertanya saat melihat atasannya yang terlihat kacau.

"appa mengajak ku makan malam bersama dan jungkook marah karna hari ini aku lebih memilih ikut makan malam itu"

jakson menghela nafas, dirinya sudah tau bahwa atasannya ini memiliki hubungan lain yang tidak di ketahui keluarga dan istrinya kecuali hanya dirinya.

"jika masalahnya begitu, maaf aku tidak bisa membantu" jakson membungkuk hormat kemudian lebih memilih meninggalkan atasannya.

taehyung mendengus melihat tingkah jakson, jika tidak bisa membantu, kenapa harus bertanya?

☆☆☆

jungkook sulit tidur, dua jam berlalu setelah dirinya telponan dengan taehyung dan mengucapkan keluhannya sebagai simpenan yang selalu di tinggal di apartemen.

memutar mutarkan hapenya sembari menatap langit hitam itu, "jadi kau lebih memilih makan malam bersama mereka ketimbang pulang ke apartemen dan memakan masakanku?" gumannya lirih.

"baiklah jika itu keputusanmu dan kau tetap tidak datang, maka aku pun tidak akan pulang ke apartemen sebelum kau menemukan dan menjemput ku" kekeh jungkook.

kemudian dirinya masuk ke dalam dan mengambil beberapa kartu atas nama dirinya hadiah dari taehyung dan membawanya pergi.

jika dirinya menggunakan kartu taehyung, maka pacarnya itu akan dapat dengan mudah menemukannya.

"jika kau tidak bisa pulang ke apartemen, maka aku pun akan begitu, sekali kali aku ingin egois dan tidak mengalah yang berakhir kesepian lagi" lanjut jungkook dengan memasuki mobil yang sudah dia pesan.

☆☆☆

taehyung terduduk gelisah di kamar miliknya dan istrinya, sedari tadi jungkook susah sekali di hubungi.

teleponnya menyambung, hanya saja jungkook tidak mengangkatnya.

sehabis makan malam bersama, dirinya lebih memilih memasuki kamar ketika keluarganya menanyakan soal anak.

bagaimana ingin menghasilkan anak? jika dirinya dan yoora saja belum pernah berhubungan intim.

"kau sedang apa sayang? kenapa tidak menjawab telponku"

meremat ponselnya, kemudian memilih keluar untuk pergi ke apartemen menemui jungkooknya.

saat hendak keluar tiba tiba saja pintu kamar terbuka menampilkan yoora yang tersenyum lembut kepadanya.

"hari ini kau akan tidur disini kan tae?"

taehyung menatap yoora dalam, istrinya ini memang baik dan lembut. hanya saja dirinya tidak bisa mencintai gadis ini.

pernikahan mereka terjadi hanya karna perjodohan orang tua, bahkan taehyung pun menyamping dan tidak menyukai seorang wanita untuk dijadikannya pasangan.

"maaf aku tidak bisa, hari ini aku akan lembur dan tidur di kantor, aku pergi dulu yoora" setelah berpamitan taehyung langsung keluar.

sedangkan yoora tersenyum miris, "kapan aku bisa menaklukkanmu? dan apakah ada seseorang lain yang sedang menunggumu sehingga kau lebih memilih pergi"

tbc.

hai, aku buat book baru lagi.

aku lagi mood nulis dan banyak ide jadi aku banyak buat book' baru.

semoga kalian suka ya.

kalo boleh tinggalin jejak kalian, vote/comment, thank you💘

[END] Simpenan? [Taekook]Dove le storie prendono vita. Scoprilo ora