四 | Lelaki dalam Mimpi

247 59 7
                                    

playlist Marcell- Takkan Terganti

Hawa dingin yang terasa asing, membangunkanku dari tidur

Rất tiếc! Hình ảnh này không tuân theo hướng dẫn nội dung. Để tiếp tục đăng tải, vui lòng xóa hoặc tải lên một hình ảnh khác.

Hawa dingin yang terasa asing, membangunkanku dari tidur. Kamar yang sebelumnya kutempati tidur, sekarang berubah menjadi sebuah tempat yang kupikir adalah taman. Pencahayaan di sini remang-remang, hanya berasal dari berkas cahaya rembulan, tetapi aku masih bisa melihat sekitar. Ada semak-semak tinggi yang tertata, sekumpulan tanaman bunga di depan sana dan jalan setapak yang di-paving. Aku pun dapat mendengar suara gemericik air tak jauh dari tempatku. Suaranya ringan mirip suara air mancur.

Aku lantas beranjak dari tempatku duduk. Melangkah kecil mengikuti jalan setapak dan suara gemericik air.  Beberapa saat melangkah, kakiku berhenti tepat di depan kolam dengan air mancur di tengahnya. Mataku takjub melihat airnya yang terkena cahaya bulan. Berkilau seperti intan.

Tak berselang lama, terdengar suara langkah kaki mendekat. Suaranya semakin dekat, lalu berhenti. Sewaktu aku memutar kepala, tepat di samping berdiri seseorang. Tubuhnya tinggi tegap dan terbalut kemeja putih serta celana panjang berwarna hitam. Rambutnya yang pirang dibiarkan terurai, sehingga aku tidak bisa melihat wajahnya dengan jelas. Daripada itu, tangannya terlihat menggenggam sesuatu. Kupikir itu sebuah gaun wanita.

"Halo?" aku menyapanya. Siapa tahu kan dia menyadari eksistensiku di tempat ini.

Harusnya bisa karena ia muncul dari belakangku.

Sayangnya, tidak ada balasan.

Eh, atau ia tidak mengerti bahasaku, ya?

Aku mencoba menyentuh lengannya, tetapi tanganku malah tembus begitu saja. Tentu, aku terkejut. Berarti ia tidak menyadari keberadaanku. Terlebih, berarti tubuhku tembus pandang. Menyerupai roh begitu.

"Hazel..." ia memanggil seseorang dengan suaranya yang berat—ternyata dia laki-laki, kupikir perempuan. Yang ia panggil adalah namaku, namun dengan dialek asing.

Bukan aku mungkin, ya, tetapi orang lain dengan nama yang sama.

"Kembali...kumohon..." lagi, ia bersuara.

Kemanakah si Hazel sampai lelaki ini memintanya untuk kembali?

Tunggu, sepertinya aku kenal dengan bahasa yang ia gunakan. Bahasa itu kan berasal dari buku aneh yang kubaca sejak kemarin. Mungkinkah ini adalah dunia dalam novel itu?

"Hazel..."

Aku yang kembali mendengar suara rintihannya, yang tengah memanggil Hazel dengan segenap kefrustrasiannya, jadi merasa iba. Lelaki ini mungkin telah kehilangan  kekasih, dan masih belum bisa merelakannya pergi. Yah, aku mengerti. Sangat berat untuk merelakan kepergian orang terkasih.

Secara tiba-tiba angin berembus lembut di antara kami. Begitu aku sadar, lelaki tadi sudah mendudukkan diri di tepi kolam. Sesaat aku dibuat terkejut lagi. Kali ini karena dapat melihat wajah lelaki itu. Ia tampan rupawan, namun auranya gelap. Bukan karena pencahayaan yang remang-remang, melainkan karena aura kesedihan dan putus asa tergambar jelas di wajahnya.

Safe and Sound ft Lee FelixNơi câu chuyện tồn tại. Hãy khám phá bây giờ