Bab 9: Keluarga Branti

25 4 0
                                    

Selamat membaca





Dikediaman keluarga Branti

Seorang remaja baru saja akan membuka pintu rumahnya, dari dalam suara bentakan yang sangat keras terdengar olehnya.

Galaksi menghembuskan kasar nafasnya, Ia pun melangkah pelan memasuki rumah itu.

"Galaksi pulang.."

Gerhana yang tadi tampak marah marah itu langsung melirik ke arah Galaksi. Ia pun berjalan menghampiri adiknya itu.

"Galaksi, pulang sama siapa?"Tanya Gerhana.

"Pulang sendiri kak, yaudah Galaksi ke kamar dulu ya kak.."

"Lohh.. emangnya Benua kemana dek..?"Tanya Gerhana bingung.

Galaksi memberhentikan langkahnya dan menatap Gerhana.

"Bang Benua lagi ada kumpulan basket, kalau bang Bumi gak tau dehh.."

Gerhana yang mendengar nama bumi disebut mengernyit tak suka

"Kakak gak nanya anak itu ya, lagian peduli apa.."Ucapnya ketus.

Galaksi hanya mengedikan bahunya tak perduli

"Yaudah lah Galaksi ngantuk pengen tidur dulu.."

"Hmmm"

Galaksi pun melangkah pergi menuju kamarnya, Gerhana yang melihat itu hanya menggelengkan kepalanya melihat tingkah si bungsu?

Tak lama pintu itu terbuka lagi, dan datanglah sosok Bumi, Gerhana yang tau itu pun menghampiri Bumi dengan penuh emosi.

"Bagus ya.. jam segini baru pulang. kenapa gak sekalian aja gak pulang HAH!!"Bentak Gerhana.

Bumi yang baru saja sampai hanya menunduk dalam, bibir yang pucat itu terkatup rapat.

"Lihat!! Kenapa Galaksi bisa pulang sendiri HAH!!"Tanya nya penuh emosi

Lagi dan lagi Bumi hanya menunduk dan memejamkan matanya erat kala suara itu semakin keras.

Air mata Bumi mengalir begitu saja, kala merasakan sakit yang luar biasa pada hatinya.

"B..bumi.."

Ceklek

Suara pintu itu pun terbuka kembali, menampakan sosok Benua yang baru saja pulang.

Langkah Benua terhenti ketika melihat siluet adiknya yang sedang menunduk terlihat sekali bahwa tubuh itu bergetar.

"Kakak cukup!!. Bumi kamu ke atas aja dek, biar ini jadi urusan Abang."

Bumi yang mendengar perintah itu pun pergi dengan terburu buru ke atas.

Benua menatap kakaknya, dan Gerhana yang merasa di tatap oleh adiknya itu pun kembali menatap tajam tak suka.

"Kakak emang gak capek ya marahin Bumi yang jelas jelas gak salah?"

Ucap Benua lelah, ia lelah terus terusan melihat keluarganya selalu saja bertengkar.

"Kenapa sih Lo selalu belain dia? Jelas jelas dia itu anak pembawa sial di keluarga ini!!"

"Dia bukan anak pembawa sial kak!!, dia adalah anugrah yang papah sama mamah berikan."

"Lo tau kan penyebab papah dan mamah meninggal, itu karena dia!!"

Benua hanya menggeleng tak percaya dengan pemikiran dangkal kakaknya itu.

"Harusnya lo juga benci sama anak pembawa sial itu!!"

"Cukup kak!!, Benua gak suka kakak ngatur benua untuk ikut membenci Bumi!!"

Tegas Benua, lalu Benua pun pergi meninggalkan Gerhana menuju kamarnya.

"Arghhhhhh. Anak itu!!!" Ucap nya penuh kebencian.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 14, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Asteroid Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang