04. Penolakan

444 75 18
                                    

"Ibu?" ucap So-Yeon terkejut saat melihat mobil yang baru saja berhenti di depannya adalah mobil ibunya.

Tak jauh beda, Chun-Ho pun sedikit terkejut. Pria itu lantas melihat ke depan dan segera mematikan mesin mobil, membuat So-Yeon heran terlebih ketika melihat komandannya itu bersiap untuk turun dari mobil.

"So-Yeon?" Ucap sang ibu sambil berjalan menghampiri mobil Chun-Ho.

Kedua manik hitam Moon Ki-Seon—ibunda So-Yeon, seketika melebar saat melihat putrinya turun dari sebuah mobil bersamaan dengan seorang pria dewasa. Wanita berusia akhir 40-an itu lantas mempercepat langkah kakinya untuk menghampiri sang putri.

"So-Yeon! Dari mana saja?" Tanya Ki-Seon pada putriya, ia lalu menatap Chun-Ho yang berdiri tak jauh darinya.

"Siapa—" Pertanyaan Ki-Seon terputus karena So-Yeon yang hendak berbicara, namun sayangnya Chun-Ho jauh lebih sigap.

"Selamat malam, Bu. Aku Lee Chun-Ho, Komandan Peleton 2 yang membimbing Cha So-Yeon di pelatihan militer dasar," ujar Chun-Ho sambil membungkuk hormat.

Ki-Seon sontak terpana. "Ko-Komandan? Ah, oke. Aku Moon Ki-Seon, ibunya So-Yeon. Mohon maaf jika anakku merepotkan di sekolah, terima kasih sudah menjaganya," ujar Ki-Seon sambil membungkuk juga.

"Tidak masalah," balas Chun-Ho.

"Mau mampir dulu?" Tawar Ki-Seon ramah. So-Yeon sontak menatap wajah ibunya dengan pandangan tidak percaya.

"Tidak terima kasih, aku langsung saja. Selamat malam," jawab Chun-Ho sambil pamit. Kemudian pria itu pun memasuki mobilnya dan pergi.

So-Yeon menatap mobil Komandan Peletonnya yang semakin lama semakin tidak terlihat. Gadis itu sampai tidak sadar sedari tadi sang ibu memperhatikannya dengan sorot mata memicing.

"Jadi dia Komandan Peleton yang kau sebut tampan itu? Yang kau bilang akan menuruti semua aturannya? Aigoo, memang sangat tampan ternyata," ujar Ki-Seon sambil menatapi ujung jalan. So-Yeon lantas menatap ibunya.

"Benar, kan? Dia sangat tampan dan juga tinggi! Ibu harus lihat kalau dia sedang tegas, dia sangat kharismatik!" Ujar So-Yeon dengan antusias layaknya fangirl.

Ki-Seon kini menatap So-Yeon dengan raut menyelidik. Ia tentu penasaran kenapa sang putri bisa pulang diantar oleh Komandan Peletonnya.

"Sekarang jelaskan padaku kenapa kalian bisa pulang bersama? Omo! Apa kalian sudah ditahap lebih dari hubungan guru dan murid?!" Seru Ki-Seon yang lantas membuat pipi So-Yeon bersemu merah.

"Tidak seperti itu! Tadi aku tidak sengaja bertemu dia di jalan, dia menawari tumpangan. Itu saja, tidak lebih!" Timpal So-Yeon. Ki-Seon menatap dengan pandangan tidak percaya.

"Aish, terserah ibu mau percaya atau tidak yang penting aku sudah jujur!" Ujar So-Yeon yang kemudian pergi dari hadapan ibunya dan membuka pintu gerbang pagar rumah.

"Oke oke, baiklah aku percaya! Tapi So-Yeon.." ujar ibunya saat keduanya sudah memasuki pekarangan rumah.

"Apa?" Sahut So-Yeon.

"Komandan Lee.. Apa pangkatnya?" Tanya Ki-Seon.

So-Yeon pun menghentikan langkahnya dan menatap ibunya.

"Letnan Satu, kenapa?" So-Yeon bertanya balik.

Kini Ki-Seon yang balik menatap So-Yeon dengan pandangan serius.

"Kau harus dapatkan dia bagaimanapun caranya," ujar Ki-Seon, So-Yeon tentu bingung. Ia menatap ibunya dengan raut penuh tanda tanya.

"Kenapa?" Tanya So-Yeon.

Sweet Surrender (Letnan Lee x Soyeon)Where stories live. Discover now