01. Pertemuan Pertama

829 96 30
                                    

"Gimana? Kamu jadi ketemu sama cowok-cowok dari SMA Yeji?" tanya Bo-Ra pada Soon-Yi. Gadis cantik berambut sebahu itu hanya mengerucutkan bibir sambil mengangkat bahu.

"Entah ya, aku tiba-tiba jadi ragu, sepertinya aku akan membatalkan pertemuannya sepihak," jawab Soon-Yi sambil melahap santap siangnya.

Siang itu di kantin SMA Sungjin yang ramai, Bo-Ra, Soon-Yi, Ha-Na dan So-Yeon sedang menikmati jam istirahat mereka dengan menyantap makan siang bersama-sama.

"Kalau begitu nanti sepulang sekolah temani aku berbelanja saja, yuk?" Saran Ha-Na yang langsung dihadiahi sentilan kecil di dahinya oleh Bo-Ra.

"Kamu bilang tidak mau terlalu boros? Kemarin kamu habis berbelanja makeup satu keranjang penuh, sekarang apalagi? Akhir semester ini kita akan banyak pengeluaran untuk foto buku tahunan, berhematlah sedikit!" Tegur Bo-Ra, sementara yang ditegur hanya memutar bola matanya kesal.

"Aku juga berbelanja untuk keperluan foto buku tahunan, hanya memang sedikit lebih awal saja dari kalian!" Tukas Ha-Na, namun baru saja Bo-Ra hendak membalas, ketiganya seketika teralihkan oleh So-Yeon yang tiba-tiba berceletuk mengenai hal yang jauh dari konteks pembicaraan mereka sebelumnya.

"Materi mekanika kuantum yang Bu Kim sampaikan tadi tentang dunia paralel, bagaimana menurut kalian? Apa menurut kalian dunia paralel benar-benar ada?" Tanya So-Yeon sambil menatap ketiga temannya dengan pandangan antusias.

Bo-Ra, Ha-Na dan Soon-Yi kompak menatap So-Yeon dengan pandangan aneh sekaligus tidak percaya. Pasalnya, jarang sekali primadona kelas itu membahas soal pelajaran di luar jam belajar di kelas.

"Tidak demam," ujar Soon-Yi sambil menyentuh dahi So-Yeon dengan telapak tangannya. So-Yeon pun sontak menepis lengan Soon-Yi sambil menatap sebal gadis berambut sebahu itu.

"Apa sih? Hey, aku tidak sakit!" Seru So-Yeon kesal. Namun kekesalan itu tidak bertahan lama, gadis itu kembali menatap ketiga temannya menuntut jawaban.

Bo-Ra menghela nafasnya. "Kalau menurutku, di alam semesta yang seluas ini tidak mungkin kita tinggal hanya sendiri. Kau tau 'kan maksudnya?" ujar Bo-Ra.

"Aku juga setuju. Sekarang kita sedang makan siang bersama, bisa jadi di semesta lain kita berempat tidak sedang makan siang bersama, atau di semesta lainnya bisa jadi aku selesai makan lebih dulu dan masuk ke kelas lebih dulu. Ada ribuan kemungkinan yang terjadi di masing-masing semesta yang terjadi. Woah ini konsep yang benar-benar keren!" Timpal Ha-Na.

"Apa di semesta lain ada pelatihan dasar militer seperti di sini? Kalau tidak ada aku berharap bisa bertukar tempat dengan diriku yang lain di sana. HUAH! Aku malas sekali ikut pelatihan militer, kalau bukan karena poin CSAT[2] aku tidak akan ikut," keluh Soon-Yi sambil membenamkan wajahnya di antara kedua telapak tangannya.

"Hey, bisa jadi di semesta lain pelatihan militer dasar diadakan bukan untuk antisipasi perang dengan negara tetangga, tapi untuk antisipasi perang melawan alien. Kau tetap mau bertukar?" Tanya Ha-Na asal.

"Pemikiran apa itu? Random sekali!" Timpal Bo-Ra kemudian tertawa keras diikuti Ha-Na dan Soon-Yi.

Sudah dua tahun semenjak pemerintah Korea Selatan menetapkan pendidikan militer dasar pada para siswa kelas 3 SMA sebagai salah satu syarat kelulusan serta penambahan poin tambahan CSAT bagi pesertanya.

Alasan diadakannya kegiatan ini pun dikarenakan situasi ketegangan politik antara Korea Selatan dan Korea Utara yang sudah berlangsung selama 2 tahun.

Pemerintah berharap para pemuda usia produktif dan pelajar dibekali pengetahuan militer dasar setidaknya seperti strategi berperang, menembak dan pertolongan pertama sebagai antisipasi jika terjadi perang.

Sweet Surrender (Letnan Lee x Soyeon)Where stories live. Discover now