6.Dion

449 57 16
                                    

"Ka Dion!" Teriakkan seorang gadis kepada pemuda bersurai hitam yang beriris merah menyala.

"Hmm? " Ucap Dion memandang mu datar. "Kenapa? " Tanya nya

"Liat kak Griselda gak? "

" tidak"

Setelah mendapat kan jawapan dari Dion, [name] berlari lanjut mencari Griselda sambil berlari dia mengucapkan "Oh baiklah! "

Dion hanya memandang [name] menjauhi nya dengan pandangan datar nya lalu bergumam "memang nya kenapa mencari nya..."

"Hamdehh kak Griselda dimana sih" Keluh [name] sambil mengusap peluh nya dengan terengah - engah(?)

Tanpa di ketahui [name] , iris merah pekat setia memandang nya dari jauh

🔮🔮🔮

[Name] tengah dalam perjalanan menuju ke perpustakaan untuk mengetahui tentang sihir lebih lanjut. [Name] sangat bosan berada di kamar , jika ingin berjalan jalan di Kediaman Agriche juga gak bakal aman.

Apalagi saudara - saudara tiri nya tidak normal semua ah― iya nem kamu lupa ya kalau Agriche itu ga ada yang waras.

Kalau keluar juga entah bagaimana bertemu bibi Maria yang hanya akan mengoceh tentang Seirra, pelayan yang membawa sesuatu yang tidak Kau ketahui atau saudara mu yang memandang kamu seperti ingin membunuh mu.

TAP

Kerana siang ketemu orang gila melulu, jadinya kau memilih untuk kelayapan di malam hari.

Tidak malam banget sih, palingan habis makan malam kau langsung keluar dari ruang itu, soalnya tidak betah dengan hooman hooman di sana.

Kau reflek mundur ke belakang saat di belokan hampir menabrak seseorang "ah, Kak Xana... " Gumam mu.

Roxana menatap mu

"Kebetulan sekali ya!" Kau menyapa nya dengan ramah dan riang "ehmm, apa kakak sedang jalan - jalan atau mau pergi menemui― "

Kau menggantung kan kalimat lalu melihat sekeliling kalian memastikan tidak ada siapa - siapa yang menguping kalian.

Kau mendekatkan diri lalu membisiki nya "Si Pedelian itu?" Bisik mu pelan dan itu mengundang kekehan Roxana.

"Haha, tidak kok kakak hanya ingin istirahat" Jawabnya sambil mengelus lembut kepala mu.

Kau mengangguk - angguk "hee, apa [Name] menahan kakak? Maaf, kalau begitu istirahat lah".

Kau menunduk kan tubuh mu sedikit dengan sopan dan Roxana langsung melewati mu sambil tersenyum tipis.

Sungguh dia tidak tau mengapa kau tiba - tiba menjadi ramah dan sedikit sopan. Bukan hanya sekali, namun setiap kqu berpapasan dengannya walaupun tidak sering tapi bagi nya itu aneh.

Kadang kau juga memberikan cookies dan permen

Sebelum semakin menjauh, Roxana menghentikan kan langkah nya lali melihat ke belakang.

Dan melihat kau mengubah ekspresi mu menjadi datar seperti Agriche coretClaudecoret, Roxana merasa heran mengapa kau seperti itu namun satu hal yang terlintas di benak nya.

'Apa dia kecewa?'

🔮🔮🔮

"Tuan muda Dion, anda tidak punya kerjaan kah?"

Sebuah tanda tanya muncul di atas kepala Dion.Seumur hidupnya, sudah banyak yang mengatakan dia tidak berperasaan , kejam, psikopat atau semacamnya.

Tapi baru kali ini ada yang bilang dia tidak punya kerjaan??

Terlebih lagi itu kau, adiknya

Yaahh walau bukan sih :p

"...maksud mu?"

Kau menghela nafas lelah, "maksud ku.... Tidak kah kita terlalu sering bertemu?"

Selama beberapa hari yang kau lihat cuma Dion, Dion, Dion, Dion dan Dion walaupun sering ketemu saudara mu yang lain. Ganteng sih tapi apa ngga ada yang waras gitu?

Waduh nem, kau lupa ya disini ngga ada yang waras kecuali Sierra dan Ashil yang spek engel 😇

Tapi serius kau heran!

Dion datang ke kamar mu mengajak mu jalan - jalan padahal dia hanya ingin Menjahili mu hingga kau hampir pingsan dan sekarang kau ke perpustakaan ni hooman juga ikut!

Dion menjawab sembari memainkan hujung rambut mu "kau tidak suka bertemu dengan ku?"

Kau hanya Mendiami nya, padahal tujuan mu datang ke perpustakaan bukan untuk membaca buku '99 Cara Mengoda Pria'.

Kau hanya bisa pasrah lagi pula ada Dion di sini, 'jangan sampai dia mengetahui rahsia ku'

"Hmm? Sejak kapan kau membaca hal yang menjijikkan ini? " Tanya hooman di sebelah mu.

Sementara kau hanya bisa pasrah padahal tujuan mu itu adalah buku tentang sihir, mahu bertanya kepada papa mu, harus ingat kalau kau lagi ngambek sama dia.

Satu hal lagi, kau tidak boleh membiarkan sesiapa mengetahui bahawa kau bisa mengeluarkan sihir.

"Bukan urusan mu"

Btw, kalian lagi di perpustakaan . Kau duduk di lantai yang di pojok belakang perpus, nah Dion ngintil aja duduk di sebelah mu gatau mau ngapain.

Kau menghela nafas lalu berdiri "Sebenarnya mau mu apa sih? Tidak cukup kau membunuh dia malah mau membunuh ku gitu?"

Berjalan keluar perpus

'Sudah cukup kau hampir membunuh dia , yah aku sudah menyelamatkan dia menggunakan sihir walau seharusnya di novel dia mati, tidak ku biarkan'

'Huftt jadi kangen ka Ashil ni kan'

▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬

Aaa telat ya? Maaf" Aku baru aj selesai ujian dan sibuk dengan dunia rp ಥ_ಥ
Maaf sekali lagi karna chap ny pendek seperti lepai en meki
Jangan lupa tinggal kan jejak~!

Suddenly I became a AgricheWhere stories live. Discover now