◉~☆⌓☆~◉
"Sadar diri itu penting untuk semua orang, apalagi bagi orang yang mempunyai kepercayaan diri tingkat tinggi. Dan sadar diri itu juga penting bagi orang yang tidak pernah introspeksi diri"
◍ ༶ ◍Arxanio Reimer Elenio◍ ༶ ◍
◉~☆⌓☆~◉
🥀 HAPPY READING🥀
←←~~~0~~~→→
Tiga hari sudah berlalu, kehidupan di sekolah sudah mulai biasa kembali. Kejadian ricuh itupun sudah mulai mereda.
Hari ini Dania kembali masuk sekolah. Setelah kejadian hari itu, tak ada satu orang pun yang berani mendekati Dania termasuk sahabat-sahabatnya.
Dania duduk di tempatnya sambil menunduk. Beberapa menit sudah berlalu, Dania melirik ke arah pintu kelas memperhatikan orang-orang yang berlalu-lalang di sana. Namun, lelaki yang Dania tunggu belum menampakkan dirinya sampai detik ini juga.
"Hai guys," sapa Alexa tersenyum canggung ketika matanya tak sengaja menatap Dania.
"Jangan duduk di sini," ucap Dania dengan suara seperti berbisik.
Alexa yang mendengar itu hampir saja tersenyum lebar. Ia langsung berlari menuju tempat asalnya ia duduk. Ia langsung memeluk bangku yang selama ini ia rindukan.
"Bangku nih yang dipeluk, bukan gue?" tanya Ren menaruh buku yang sedang ia baca.
"Cih, ngapain meluk lo, gue cuma rindu sama bangku gue, gue juga rindu sama udara disekitar bangku gue," ucap Alexa kelewat senang.
" Emang udara disekitar bangku Arxan kenapa?"
"Mencekam, rasanya gue kek kekurangan oksigen, belum lagi kalo guru killer masuk, beh ... Auto asma dadakan." Ren terkekeh mendengar jawaban Alexa.
"Beda banget ya duduk di sini sama di depan?"
"Banget, di sini gak terlalu mencekam terus ada angin sepoi-sepoi juga dari ventilasi, jadi nyaman deh," jawab Alexa sambil menunjuk jendela yang ada di samping Ren.
"Bukan nyaman karena gue?"
"Emang lo ngapain sampe bikin gue nyaman?" Ren mengangkat bahunya dengan senyum tipis.
"Oh, jadi harus berbuat sesuatu dulu ya supaya lo ngerasa nyaman," gumam Ren semakin melebarkan senyumnya.
"Apa?" tanya Alexa melepaskan pelukan pada mejanya.
"Nggak," jawab Ren mengalihkan pandangannya pada buku yang tergeletak di meja. Alexa berdecih kemudian memeluk mejanya kembali.
Tak lama kemudian bel berbunyi, Dania yang sedari tadi menunggu lelaki itu datang langsung menggebrak mejanya karena kesal. Para siswa yang sibuk dengan kegiatan mereka terkejut mendengar gebrakan itu.
"Mana Arxan?" tanya Dania geram. Namun, tak ada sahutan dari teman-temannya.
"Arxan sakit," jawab Ren membuat Dania kembali mengurungkan niatnya untuk bertanya.
"Di rumah atau di RS?"
"Di RS xxx pintu ke tiga dilantai dua," jawab Ren lagi.
"Thanks," ucap Dania kemudian keluar dari kelas sembari membawa tasnya.
"Dia mau ke mana?" tanya Liana berbisik.
"Paling juga ke rumah sakit," jawab Gena malas.
"Duh gue ngerasa gak enak sama Dania," ucap Alexa tiba-tiba.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ar-Dan (On Going)
Teen FictionCerita ini menceritakan kisah tentang sepasang kekasih yang memiliki kehidupan yang baik. Dalam kisahnya mereka menyatukan nama mereka menjadi 'Ar-Dan' sebagai bentuk rasa cinta mereka. Kehidupan cinta mereka sama seperti orang lain, hubungan mereka...
