Part 17

843 99 0
                                    

107

107

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

108-109

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.



108-109

"Bang..."

Seulgi mengetuk hingga punggung tangannya nyeri.

"Turun dong bang. Makan malamnya nanti dingin. Ayah sama bunda sudah nungguin. Teman-teman abang juga sudah pada datang ngumpul dibawah."

Seulgi merayu lagi.

Tetap tak ada jawabannya.

Seulgi menarik nafas sedih.

"Hei..."

Seulgi menoleh. Menatap wajah bundanya yang sudah terpoles makeup tipis.

 Menatap wajah bundanya yang sudah terpoles makeup tipis

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Abang gak mau keluar bun..."

Jieun menepuk pucuk kepala anak gadisnya.

"Biar bunda aja. Kamu turun kebawah. Ada tamu lagi yang datang."

"Siapa? Seulgi gak ngundang orang lain lagi selain yang sudah ngumpul dibawah."

"Kenalan abang kok. Coba kamu cek sendiri."

"Oke.."

Seulgi mengecup pipi kiri ibunya dan melewati wanita baya itu sebelum menoleh kembali menyemangati sang bunda agar lebih sabar menghadapi sikap abangnya.

Jieun mengepalkan tangan dan mengetuk pintu kamar Jungkook.

"Abang..."

Tak ada sahutan.

"Turun yuk bang. Gak enak sama tamu yang sudah datang kesini demi abang..."

Masih tak ada seruan.

"Abang pasti nyesal. Abang pasti kecewa kalau abang gak nurutin bunda sekarang."

Terdengar langkah pelan.

"Bunda punya hadiah untuk abang. Bunda Jamin abang pasti senang.."

Terdengan suara klik pelan dari dalam kamar Jungkook. Handle bergerak turun. Dan pintu terdorong masuk.

Wajah Jungkook mencuat muncul.

Wajah Jungkook mencuat muncul

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Oh sayang..." Jieun merentangkan tangan mengundang Jungkook masuk dalam dekapannya yang serta merta disambut lelaki tampan itu dengan senang hati.

Jungkook menyandarkan wajahnya senyaman mungkin diceruk leher bundanya.

Masih terdengar sedikit isakan Jungkook yang dia coba tahan demi egonya.

"Abang..."

"Abang kangen bun..."

Seru Jungkook dengan suara yang berkabut.

"Abang nyesal bun..."

Pekik Jungkook penuh perih yang bersaut.

"Abang..."

Jieun mendorong tubuh anaknya. Menangkup wajahnya. Mengusap sedikit jejak airmata dipipinya.

"Gak papa bang. Yang penting abang sudah nyesal. Abang tau sudah salah. Terima ganjaran kelakuan abang. Belajar ya bang. Jadi lelaki yang lebih baik lagi. Jadi individu yang lebih luar biasa lagi. Abang sekarang taukan rasa sakitnya?"

Jungkook mengangguk.

"Abang move-on ya..."

Jungkook menggeleng.

"Abang cuma mau Jimin, bun. Gak bisa sama yang lain lagi."

"Pelan-pelan bang..."

"Gak bisa bun..."

Jungkook kembali memeluk Jieun.

"Cuma Jimin bun. Cuma mau dia..."

Jieun menghela nafas dan mengelus punggung anak lelakinya. Mencoba menenangkan.

"Oke bunda gak bisa berkata apa-apa lagi sekarang. Abang turun dulu aja yah. Hormati yang sudah datang mau ngerayain ulang tahun abang."

"Gak bisa bilang abang sakit bun?"

Jungkook menarik diri dan menatap Jieun penuh harap.

"Gak bisa bang. Mereka sudah jauh-jauh datang kesini. Dan bunda sudah nyiapin makanan banyak banget. Sayang abang, makanan dan waktunya... lagipula percaya sama bunda. Pasti abang senang sama hadiah yang sudah bunda siapkan."

Jungkook menghela nafas. Bahunya merosok tak semangat. Tapi dia mengangguk. Mengiyakan ajakan bundanya.

"Bunda tunggu dibawah ya. Abang ganti baju dan cuci muka dulu. Jelek." Jieun mencoba bercanda dan mencubit pipi Jungkook.

"Semua akan baik-baik saja sayang. Bunda janji..."

Jieun mengecup kening Jungkook

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jieun mengecup kening Jungkook.

STAY - JIKOOK/KOOKMIN AU [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang