[DAY 5] DEVIL'S STARE

Start from the beginning
                                    

"Giozan, daripada kamu bermalas-malasan mending membantu karyawan lain."

"Gue? Jadwal kerja masih besok, lo semua gak ada hak ngatur gue."

Dengan nada arogan, Gio menjawab Ferdian dengan sombong. Aksa yang tadi fokus kini melirik ke arah Giozan. Lalu melirik ke arah para karyawan, tampak jelas sekali beberapa dari mereka tampak mencibir tingkah laku Giozan.

"Gio, kamu 'kan di sini juga karyawan baru. Hargai mereka sebagai senior kamu."

"Ck, cowok sok polos! Modal muka aja belagu, apaan cuma lulusan SMK aja dah berani daftar di sini. Mata Pak Darren buta kali ya waktu nerima CV lo."

Aksa sudah terbiasa menerima cacian bahkan dari ayahnya sendiri, tapi untuk kali ini benar-benar membuatnya berpikir. Mengapa perusahaan besar seperti ini menerimanya yang hanya lulusan SMK?

"Saya bisa melaporkan kamu pada Pak Mattheo, Giozan."

"Gak guna lo lapor, gue udah jelas keterima di sini."

Aksa yakin, Gio masuk menggunakan koneksi. Dengan pendidikan yang cukup tinggi, mengapa mulutnya sangat tidak terdidik?

"Pak Ferdi, sudah tidak apa. Lebih baik kita melanjutkan perkerjaan saja, tidak ada manfaatnya juga meladeni orang sepertinya."

Aksa mencoba menenangkan Ferdian yang tampak sangat emosi. Namun, ucapan Aksa jelas menyulut emosi Giozan.

"Apa-apaan lo ngomong kaya begitu di depan gue?!! Merasa dah paling bisa lo?! Lulusan SMK aja belagu banget tingkah lo!"

Giozan bangkit mencengkeram kerah kemeja Aksa, membuat orang-orang di sana terkejut dengan tindakan pemuda ini.

"Giozan Ferzuandi!! Ingat di mana tempatmu berpijak sekarang ini!"

Ferdian tampak sangat marah. Sebagai pimpinan manajemen pemasaran ia sangat tidak menyukai Giozan ini.

"Ada apa ini?"

Suasana ruangan tiba-tiba berubah lebih mencekam kala ruangan itu kedatangan sosok besar pemimpin perusahaan.

Xavier dengan tanggapannya yang tajam menyapu ke seluruh ruangan. Dan bertambah tajam melihat sosok kecil kini tengah dalam cengkeraman seseorang.

Iblisnya tidak suka ada yang menyakiti malaikatnya. Hanya dirinya yang bisa menyakiti malaikatnya.

Mattheo yang berdiri di sebelah Xavier tentu tahu jika bosnya ini tengah marah besar saat ini. Ia buru-buru menyela untuk menenangkan mereka dalam situasi ini.

Giozan yang melihat bos besar pun langsung melepaskan cengkeramannya pada kerah baju Aksa. Dan bersikap seolah-olah tidak terjadi apa-apa.

"Ferdian, keributan apa yang baru saja terjadi? Aku mempercayaimu untuk meng-handle mereka, 'kan?" Mattheo melayangkan pertanyaan ke Ferdian yang terdiam kaku.

"Maaf, Pak. Saya lalai menjalankan tugas, saya usahakan tidak ada lain kali atas kejadian seperti ini."

"Maaf, Pak Mattheo. Jangan menyalahkan semuanya pada Pak Ferdian. Keributan ini berawal dari Giozan yang tampak bermalas-malasan padahal Pak Ferdian sudah menegurnya."

Giozan yang berdiri di samping Aksa melayangkan tatapan sinis pada pemuda yang lebih pendek darinya.

"Apa benar begitu, Ferdian?"

✔[SEGERA TERBIT ] SWEET PILLS Where stories live. Discover now