3. Little Ghost (End)

27 5 0
                                    

"Yoongi!"

Jimin memanggil nama hantu itu kala presensi Yoongi akhirnya terlihat kembali setelah sebelumnya tiba-tiba menghilang. Remaja itu dapat melihat raut wajah Yoongi yang terlihat muram.

"Apa yang terjadi Yoon? Kenapa kamu tiba-tiba menghilang tadi?"

"A-ku—" Meski takdir Tuhan terbilang kejam untuknya, tapi Yoongi bersyukur kala dapat melihat kembali intesitas Jimin yang menatapnya khawatir.

Dunianya gelap, tapi Yoongi tetap akan berterima kasih karena diantara kegelapan tersebut, Tuhan menghadirkan sosok Jimin yang menjadi sumber penerangannya.

"Aku baik-baik saja, hanya melihat sebagian masa lalu." Hantu itu tersenyum secerah langit sore ini, tapi Jimin tidak akan tertipu oleh jejak tangisan dimatanya.

"Oh, begitu." Jimin mengangguk, mendengus santai mendengarnya. Hantu itu bersikap seolah perjalan waktu tersebut adalah hal yang paling membahagiakan untuknya. "Aktingmu sungguh buruk."

Yoongi merotasikan bola matanya. "Ya, ya, ya, sesuai dugaan, tidak ada hal yang bagus dari masa laluku."

"Yoongi—" Taehyung mengehela napasnya, remaja itu lalu memasukkan seluruh jemarinya kedalam kehangatan  saku celana yang dikenakannya. Menyembunyikan tangannya yang gemetar hebat.

"Aku tidak tahu apa kau akan siap mendengar hal selanjutnya."

Jungkook tertawa mendengarnya. "Aku sudah lebih dari siap Jimin. Aku tahu, pasti ada hal yang membuatku tidak bisa pergi keatas sana dengan tenang." Ujarnya sambil melihat hamparan langit yang begitu luas.

Jimin terbatuk, dan Yoongi membulatkan matanya kala darah keluar dari mulut lelaki itu. "Jimin!"

"T-ubuhmu, ada dirumah sakit." Setiap berucap, Jimin menahan perih di dadanya. "Kamu dibunuh, dan mayatmu dibuang kelautan. Setelah sekian tahun, akhirnya tubuhmu dapat ditemukan meski—"

"Aku paham." Yoongi menyela kalimatnya, terlampaui mengerti tubuhnya jauh lebih parah dari sekedar kata hancur.

"S-iapa yang membunuhku?"

Untuk pertama kalinya Yoongi tertegun melihat seseorang menangis untuknya. Mungkin, hanya Jimin yang sudi menangis untuknya. Yoongi tidak paham, kenapa Jimin harus merasa sesakit ini, dengan kencang bersedia menangis tersedu untuk hantu sepertinya.

"A-yahmu. Tidak, tapi, Min Jaehan dan Yoo Narim yang membunuhmu."

Yoongi tertawa dengan sangat kencang menatap langit dengan deraian air mata menghiasi wajahnya. "A-pa ini? Takdir Tuhan sungguh lucu."

Yoongi tersentak ketika tubuh Jimin tiba-tiba terkulai lemas jatuh ke tanah. Remaja itu mengejang dengan darah yang terus mengalir dari hidung dan mulutnya.

"Jimin!"

Ketika menyadari tidak ada siapapun disini, Yoongi akhirnya memutuskan untuk merasuki tubuh Jimin dan menelpon Taehyung menggunakan ponsel remaja itu.

"Tae, tolong datang kemari, jemput aku."

Lima belas menit kemudian, Taehyung datang dengan sang Ayah dan terkejut ketika mendapati Jimin yang tengah tergeletak pingsan di pemakaman seorang diri.






















Satu hal, yang membuat Taehyung begitu murka saat ini. "Bajingan, anak mereka sedang sekarat, tapi orangtua tidak berguna itu malah lebih mementingkan meeting?"

"Sudahlah Taehyung, masih lebih baik kita menemukan Jimin tepat waktu."

"Cih, apanya yang lebih baik? Sudah tujuh jam Jimin berada diruang operasi, tapi sampai saat ini dia belum keluar juga!"

MADE BY LOVE || MINYOON √Where stories live. Discover now