prolog

562 109 6
                                    

prolog

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

prolog

"Apa?" Tania Renata Rudi mendekatkan telinganya kepada Sarah, teman satu kantor yang menyarankannya untuk mendatangi klub malam ini agar bisa segera bebas dari status budak korporat yang sudah disandangnya selama 9 tahun terakhir ini

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Apa?" Tania Renata Rudi mendekatkan telinganya kepada Sarah, teman satu kantor yang menyarankannya untuk mendatangi klub malam ini agar bisa segera bebas dari status budak korporat yang sudah disandangnya selama 9 tahun terakhir ini.

Semua berawal mula dari keluhan kecil akan job desc budak koporat yang makin lama semakin lenceng dari perjanjian awal, namun tidak diikut sertai dengan kenaikan gaji. Hingga akhirnya mereka semua sadar jika Tania menyandang status budak korporat terlama di kantor mereka.

Pada akhirnya, mereka semua sepakat untuk membimbing Tania, budak korporat paling lurus di kantor mereka, untuk segera bebas yaitu dengan cara mencarikannya sugar daddy.

"Bagaimana?" tanya Sarah dengan kedua alis yang digerakkan naik-turun. Senyuman menggoda juga terlihat amat jelas di wajah cantiknya.

"Bagaimana apanya?" balas Tania sambil mengedarkan pandangannya ke sekeliling klub malam dengan tangannya yang menggenggam gelas tinggi berisikan minuman soda.

"Ada pria yang menarik?" Sarah memutuskan untuk langsung menanyakan hal yang sudah mengganjal hati dan pikirannya sejak mereka tiba. Ia sadar, tidak ada gunanya untuk terus melempar kode kepada Tania. Entah Tania tidak mengerti, atau pura-pura tidak mengerti.

Tania memusatkan pandangannya kepada Sarah. "Kurasa tidak akan ada orang yang tertarik dengan dua wanita tua yang datang ke klub malam dengan setelan kerja yang teramat formal seperti kita."

"Tidak ada salahnya berpakaian seperti ini. Kita menunjukkan jika kita adalah pekerja yang keras--"

Setelah mengucapkan kalimat itu, Sarah terdiam. Ia tampak memikirkan kembali kalimat yang meluncur lancar dari mulutnya yang baru saja menyesap minuman keras favoritnya. Apa pikiran dan mulutnya sudah mulai diambil alih?

"Kamu sudah sadar? Hm? Baguslah." goda Tania sambil menyenggol bahu Sarah. "Sudah kubilang jika lebih baik kita pulang untuk mengganti pakaian dengan yang lebih cocok. Lagipula, siapa yang datang ke klub malam di jam pulang kerja? The night is still too young, masih baby malah."

Sarah menatap Tania dengan mata bulatnya sambil mengangguk-anggukkan kepalanya amat cepat. Di saat yang bersamaan Tania merasakan telapak tangannya digenggam erat oleh Sarah, "Ayo, kita pulang dan berganti pakaian terlebih dulu."

Tania tertawa ringan. Ia membiarkan tubuhnya diseret oleh Sarah keluar dari klub malam yang masih teramat sepi ini. Bahkan lagu berisik yang biasanya khas dengan klub malam, belum kunjung terdengar.

Baru saja mereka berdua beranjak beberapa langkah, Tania merasakan genggaman kuat, hangat, dan kokoh pada lengannya yang lain. Ia langsung memutar kepalanya ke belakang, dan mendapati seorang pria yang terlihat cukup menarik tengah berdiri menghadapnya.

Sekilas, Tania bisa melihat kegelisahan dalam bola mata hitam pekatnya.

"Ada apa?"

Pertanyaan itu dilontarkan Tania bukan untuk genggaman pada tangannya, melainkan untuk kegelisahan itu.

"Help me."

***

Hai! Gimana menurut kalian prolog cerita ini?

Stay tune untuk Chapter 1 nanti malam <3

Thank you for reading.

Thank you for reading

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
MARRY..., ME?!Where stories live. Discover now