"Osiris, jangan pergi!"
"Matilah kau, Osiris!"
"Osiris, di mana kau?"
"Hahaha, dasar licik!"
"Osiris, aku akan menunggumu kembali."
Seorang pria terbangun dari tidurnya, wajahnya tampak tenang. Namun, tidak ada yang mengetahui apa yang sedang ia pikirkan.
"Kali ini tentang pembunuhan, baiklah aku akan pergi ke sana setelah mencatat apa yang kulihat tadi," gumamnya.
Tak ada yang menemani, hanya sendiri mencari hal yang mungkin menurut orang lain adalah hal yang mustahil. Ingatan, hanya itu yang ia cari.
"Hm, ke sana kemari tanpa arah, hanya berdasarkan mimpi dan naluri, sungguh hal yang bodoh, kuharap tak ada orang yang lebih bodoh dari ini," gumamnya ketika di dalam bus.
Mencari ingatan yang hilang bahkan ketika kau tidak hilang ingatan. Tampak seperti sebuah paradox yang terus berulang hingga sangat sulit untuk dipecahkan, tapi sungguh nyata terjadi. Namun, bagaimana jika ingatan itu tidak hilang? Bagaimana jika hanya kau yang berusaha untuk menghapus dan melupakannya? Apapun itu jangan sampai kau merasa kosong, karena semua akan berhenti bila kau melupakannya.
"Permisi, Tuan,"
"Ya? ada yang bisa saya bantu?"
"Bisakah saya memukul anda? Anda punya mobil pribadi, kenala naik bus?"
Pria itu menoleh ke luar, lalu mengangkat dua jarinya membentuk huruf V.
"Maaf lupa."
YOU ARE READING
OSIRIS: Missing Piece of Memory
ParanormalMimpi, jika bicara tentang mimpi, mungkin yang terlintas adalah hal yang mungkin terkesan sederhana, mustahil, dan hal yang terdengar remeh, atau mungkin hanya dianggap sebagai bunga tidur. Penglihatan, jika bicara tentang penglihatan, mungkin yang...
