Chapter 13: Demi Naga Api Kartika!

96 7 31
                                    

Sebelumnya, di Netra Anugerah: Akademi Dwiastara....

◇◇◇

Namaku Mona. Mona Zaina Kala. Ayahku adalah anggota Faksi Wizard yang bekerja sebagai Jendral Polisi Kerajaan dan Ibuku adalah seorang Bangsawan Pertiwi yang juga anggota Faksi Enchanter. Aku punya tiga orang adik, Bella, Ginerva, dan Lisa. Seperti anak-anak pada umumnya, bahkan sebelum berusia 15 tahun, mereka sudah bisa menggunakan beberapa jenis sihir dan hanya tinggal menunggu Anugerah.

Di dunia yang penuh sihir ini, aku, Mona, adalah satu-satunya anggota keluarga penyihir Kala yang sampai sekarang belum bisa menggunakan satu sihir pun.

Tapi setidaknya, aku tidak sendirian dalam kondisi yang tidak biasa itu.

Aku punya empat sahabat yang kondisinya sama denganku. Aimee Safira, Farren Janardana, Diandra Prawara, dan Agnila Danadyaksa. Meski mungkin nantinya aku tidak punya sihir dan tidak mendapatkan Anugerah, aku tetap bersyukur bisa berteman dengan mereka.

◇◇◇

Kami semua mendengarkan dengan lekat. Anggap saja ini kelas terakhir dari Miss Martha, jadi setiap katanya harus kami resapi dengan seksama. Miss Martha mengurai senyum lembut. Aku rasa itulah senyum paling tulus yang pernah ia tunjukkan pada kami. Ia berkata, "Anugerah itu, adalah pemberian Tuhan. Mata adalah jendela hati seseorang. Karena itu, Tuhan memberikan Anugerah melalui mata kita. Sebab ia melihat isi hati terdalam kita."

Ia melanjutkan, "Anugerah bisa menjadi berkah, juga bisa menjadi kutukan. Maka dari itu, milikilah hati yang bersih. Anugerah apapun yang kamu miliki nantinya, bagikanlah untuk membuat dunia ini menjadi tempat yang lebih baik untuk setiap orang."

Kami mengangguk. Terlihat paham. Walau mungkin sebenarnya, pembicaraan ini terlalu dalam untuk kami. Belum sempat memahami ucapan Miss Martha, lonceng raksasa berbunyi. Tanda bahwa upacara akan segera dimulai. Miss melambaikan tangannya pada kami. Menggumamkan, "semangatlah. Apapun yang terjadi, kalian tetaplah Anugerah bagi Miss dan keluarga kalian."

◇◇◇

Aku berteriak dalam hati. Terlalu girang untuk mengeluarkan suara. Kegembiraanku akhirnya diwakili oleh Mr. Basri yang mengumumkan pada dunia, "Ancient Grace!"

Semua orang bertepuk tangan dan bersorak. Orangtuaku menangis haru di barisan penonton. Aku terlalu senang untuk bereaksi. Hingga pundakku ditepuk dengan lembut. Aku berbalik. Mendapati sosok berjubah hitam tersenyum padaku. Aku baru sadar. Wajah putih saljunya benar-benar tampan jika dilihat dari dekat. Seandainya dia bukan pemimpin Faksi, aku yakin dia akan menjadi Idol paling hits sedunia.

"Kini, ramalannya telah terpenuhi," ia berkata. Aku bingung. Apa maksudnya? Dia menarik tanganku menuju belakang panggung. Di sana, Nila, Aimee, Diandra, dan Farren, menungguku dengan senyuman lebar. Kami langsung memulai kontes menatap mata tanpa berkedip. Setelah sepuluh detik, kami meledakkan teriakan.

"Aaa!"

"Kita satu Faksi!"

"Ini sangat aneh! Tapi aku sangat senang!"

"Kita akan menguasai kantin sekolah baru sama-sama lagi!"

"Bisa-bisanya aku berjodoh dengan kalian!"

Kami berpegangan tangan, kegirangan layaknya anak kecil. Kata-kata kami bahkan terlalu berantakan untuk diterjemahkan dalam bahasa manusia. Yang jelasnya, kami akan memulai petualangan baru. Bersama!

◇◇◇

"Ah, kita belum melakukan penyambutan secara resmi, rupanya."

Sembari ribuan kunang-kunang muncul entah darimana, menyusun kembali apa yang telah rusak menjadi seperti semula, Miss Martha berkata, "saya ucapkan selamat kepada sembilan orang terpilih yang mewarisi darah Dewa Candra dan menjadi anggota baru Faksi Ancient Grace. Di sekolah ini, kami akan mendidik kalian untuk menjadi penyihir pelindung Kerajaan Pertiwi."

Netra Anugerah : Akademi DwiastaraWhere stories live. Discover now