"Aku tutup, akan aku kabari lagi."

Buru-buru Taeyong menutup telfon itu, ia meremas ponselnya. Nafasnya mendadak tak beraturan, bahkan kedua matanya sudah berkaca-kaca. Tak lama kemudian, ia terisak kecil.

"M-maaf."gumamnya.

•••

Taeyong memasuki sebuah restaurant yang telah ia janjikan dengan seseorang, sebelum mencari meja ia menanyakan terlebih dahulu pada cashier yang tak jauh dari pintu.

"Selamat siang tuan, ada yang bisa saya bantu?"tanya sang cashie menyapa ramah Taeyong.

Taeyong tersenyum tipis, kemudian ia menanyakan meja seseorang yang akan ia temui hari ini. Sang cashier memanggil salah satu pelayan, kemudian menyuruhnya mengantarkan Taeyong ke ruangan VIP.

Sesampainya didepan pintu, sang pelayan pamit. Tanpa lama, Taeyong membuka pintu secara perlahan. Matanya sudah bisa menangkap seseorang yang duduk membelakanginya. Ia berdehem pelan, kemudian menutup pintunya dan menghampiri lelaki itu.

"Hai?"

Yang dipanggil menoleh, kemudian melebarkan senyumannya. Ia berdiri dan membawa Taeyong ke dalam pelukannya. "Taeyong, i miss you so much."ucapnya sambil menangkap kedua pipi Taeyong.

Taeyong tersenyum, kemudian mengangguk. Ia memegang tangan lelaki itu dan melepaskannya dari wajahnya.

"Ayo duduk."ajaknya, Taeyong langsung menarik kursi dihadapannya dan duduk. Ia senantiasa menatap wajah lelaki didepannya, saat tatapan keduanya bertemu, lelaki itu tersenyum.

"Aku tau aku tampan."celetuknya diiringi tawa kecil, yang hanya dibalas senyuman kecut oleh Taeyong.

"Mingyu."panggil Taeyong.

"Ya?"

Taeyong menghembuskan nafasnya pelan, keduanya kini saling menatap dengan tatapan serius. "Ada apa?"tanya Mingyu pada lelaki didepannya.

Taeyong menggigit bibir bawahnya, ia mengatur nafasnya sejenak. "Mari batalkan perjodohan ini."ucap Taeyong, berhasil membuat Mingyu terdiam dan menatap Taeyong dengan tatapan bingung.

"Kenapa? Aku ada salah apa?"tanya Mingyu.

Taeyong menggeleng. "Kau tidak salah, aku yang salah."jawab Taeyong.

"Maksudmu?"tanya Mingyu.

"Aku sudah menikah."jawab Taeyong, Mingyu membulatkan matanya tak percaya. Perlahan tatapannya jatuh pada tangan lelaki manis didepannya, tersemat cincin dijari manisnya.

Sial, kenapa rasanya sakit sekali?

"Apa maksudmu, Taeyong? Kau mencoba mempermainkan ku?!"tanya Mingyu dengan meninggikan nadanya, Taeyong tersentak dan ketakutan.

"Maka dari itu, mari kita akhiri perjodohan ini. Lagipula, aku sedang mengandung anak suami ku."jawab Taeyong, ia membalas tatapan Mingyu.

Mingyu mengusap wajahnya kasar, tak percaya dengan ucapan lelaki didepannya. Melihat Taeyong berdiri, ia ikut berdiri. Baru saja Taeyong akan melangkah, namun Mingyu mencekal pergelangan tangannya.

Taeyong mendongakkan kepalanya. "Kurasa urusan kita berdua sudah cukup, apalagi?"tanya Taeyong.

"Kau tak bisa pergi begitu saja, jelaskan semuanya padaku!"pinta Mingyu, Taeyong mendengus dan menarik tangannya dari Mingyu.

"Apa yang harus aku jelaskan? Perselingkuhan mu?"tanya Taeyong, berhasil membuat Mingyu terdiam seribu bahasa.

"Mingyu, aku tau jika selama 6 bulan ini kau menjalin hubungan dengan sekretaris mu sendiri. Semua perhatian dan kasih sayang yang kau berikan padaku semuanya palsu, nyatanya kasih sayangmu hanya untuk sekretaris mu sendiri."ucap Taeyong gemetar, ia menahan air matanya agar tak jatuh.

"K-kau?"

Taeyong menghapus air matanya yang jatuh dipipi, ia menarik nafasnya berat. "Aku tau, aku tau semuanya. Lalu sekarang kau pikir, kau mempunyai kekasih dan aku mempunyai suami, lantas untuk apa hubungan ini diteruskan? Lagi pula awalnya hubungan ini hanya perjodohan kan? Tapi sekarang, orang tua ku sudah tiada. Maka dari itu, aku berhak memutuskan perjodohan ini."ucap Taeyong, dengan tatapan kecewanya ia pergi dari hadapan Mingyu.

Namun lagi-lagi Taeyong ditarik dan dipeluk secara paksa. "Lepaskan! Aku mohon!"teriak Taeyong, bahkan kedua pipinya sudah banjir dengan air mata.

"Tidak, aku minta maaf. Aku akan — aku akan memutuskan hubungan ku dengan sekretaris ku, tapi ku mohon kau juga..."ucap Mingyu berbisik.

"Apa maksudmu?! Kau menyuruhku menceraikan suamiku dan melanjutkan hubungan denganmu yang berselingkuh?"tanya Taeyong, ia terkekeh kecil.

"Mingyu, lelaki yang berselingkuh pasti akan terus menerus berselingkuh saat ia tak menemukan kelebihan diseseorang itu. Lelaki yang berselingkuh tak akan pernah puas dengan apa yang ia capai ketika keinginan kesempurnaan nya tak ada dipasangan sendiri."ucap Taeyong, berhasil membuat Mingyu menelan salivanya susah.

"Kau berselingkuh, itu artinya kau tak pernah puas dengan apa yang ada di diriku. Selama ini, aku menyuruh seseorang untuk mencari tau tentang mu, bagaimana hari-hari mu, tapi ternyata dugaanku semua benar. Kau berselingkuh, berkhianat dengan perjodohan kita. Sebenarnya apa kurangnya aku?"tanya Taeyong, matanya yang berkaca-kaca mendongak menatap Mingyu.

"Taeyong, maafkan aku. Aku tau aku salah."ucap Mingyu dengan suara serak.

Taeyong memutar bola matanya malas. "Sudah, tak apa. Aku memaafkan mu, kita masih bisa berteman dengan baik. Dan aku mohon, jaga kekasih mu sekarang. Tolong jangan pernah berpaling darinya, cukup aku yang kau perlakukan seperti ini."ucap Taeyong, langkahnya perlahan mundur.

"Aku pamit, terimakasih atas semua yang telah kau berikan padaku. Berbahagialah, agar sakitku tak sia-sia." Setelah mengucapkan itu, Taeyong keluar dari ruangan VIP dengan mata sembab dan wajah memerah.

Buru-buru ia memesan taksi untuk pulang, selama diperjalanan ia menatap jalanan kosong. Semuanya sudah selesai, saat ini ia hanya ingin fokus pada Jaehyun dan calon anaknya. Ia hanya bisa berdo'a pada Tuhan, agar pernikahannya senantiasa selalu diberi kebahagiaan.

•••

TBC

KISS ME MOREOpowieści tętniące życiem. Odkryj je teraz