Prolog

1.7K 167 5
                                    

Jung Jaehyun

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Jung Jaehyun

Jung Taeyong

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Jung Taeyong

•••

Jaehyun berjalan ke pintu utama kala ia mendengar suara pintu diketuk, saat membuka pintu ia dikejutkan dengan lelaki cantik yang memasang wajah bingung. Keduanya terdiam sebelum akhirnya Taeyong membuka mulutnya itu untuk bicara.

"Eum, apakah ini benar rumah Jung Jaehyun?"tanya Taeyong hati-hati.

Jaehyun mengangguk. "Iya, itu aku. Kau bukannya lelaki malam itu?"tanya Jaehyun, ia memicingkan matanya menatap Taeyong yang menganga.

Taeyong mengangguk-anggukkan kepalanya. "Hum, kau benar."jawab Taeyong, diiringi dengan senyuman manisnya itu.

"Ada apa?"tanya Jaehyun to the point.

Taeyong menggigit bibir bawahnya, ia takut jika akan langsung diusir oleh lelaki dihadapannya itu. Taeyong menggelengkan kepalanya, lalu berdehem sebentar.

"Aku kesini hanya untuk meminta pertanggung jawaban mu oleh uang, tidak lebih."ujar Taeyong, membuat Jaehyun menaikkan alisnya tanda tak mengerti.

Taeyong menghembuskan nafasnya pelan, ia menundukkan kepalanya dan memainkan ujung bajunya itu. "A-aku hamil."gumam Taeyong yang masih bisa didengar oleh Jaehyun.

"Hamil?"beo Jaehyun.

Taeyong mendongakkan kepalanya lalu mengangguk. "Aku mempunyai rahim, dan kau saat malam itu mengeluarkan didalam."ujar Taeyong, membuat Jaehyun tersedak air liurnya sendiri.

Taeyong mengerjapkan matanya berkali-kali. "Tenang, aku hanya meminta uang untuk biaya selama kehamilan ku ini Jaehyun. Setelah anak ini lahir, biar aku yang membiayai selanjutnya."jelas Taeyong, ia menatap wajah Jaehyun yang masih terdiam.

"Berapa bulan?"tanya Jaehyun.

"Huh?"

"Anakku didalam perutmu sudah berapa bulan?"tanya Jaehyun, menunjuk perut Taeyong.

Taeyong menunduk dan menatap perutnya. "Anakmu?"beo Taeyong, yang diangguki oleh Jaehyun.

"Ish, dia juga anakku! Kita membuatnya berdua tau, enak saja jika hanya anakmu."kesal Taeyong, mempoutkan bibirnya itu.

Jaehyun yang melihat ekspresi Taeyong berusaha menahan gemas, bagaimana bisa ia menghamili lelaki cantik seperti dihadapannya ini? Oh, bukan kah ini suatu keberuntungan bagi Jaehyun.

Pikirannya kini mulai melayang, ia akan menjadi seorang ayah. Lalu saat anaknya lahir dan beranjak dewasa, ia yakin jika anaknya itu memiliki aura dominan. Lalu setelahnya, ia akan merawat anaknya itu dengan baik bersama Taeyong.

"Hyunie?"

Jaehyun yang tersadar langsung menggelengkan kepalanya. "Ah iya? Tunggu sebentar, siapa Hyunie?"tanya Jaehyun mengerutkan keningnya.

Taeyong menggaruk pipinya yang tak gatal. "Hyunie itu kau."jawab Taeyong.

"Ish, sudahlah cepat berikan aku uang! Aku terlalu lelah jika kelamaan berdiri, apalagi saat ini aku tengah berbadan dua."kesal Taeyong, menghentakkan kakinya itu.

"Tunggu sebentar."ujar Jaehyun, ia mengeluarkan ponselnya itu.

Taeyong senantiasa menatap kelakuan Jaehyun, lelaki itu terlihat mengotak-atik ponselnya. Perhatian Taeyong beralih pada perutnya, ia mengelusnya pelan. Sebenarnya ia lapar sekarang, ia ingin buru buru pulang lalu memakan mie pedas ditemani dengan semangka dingin. Bukankah itu menggiurkan? Membayangkannya saja membuat Taeyong meneguk ludahnya sendiri.

"Hallo."

Taeyong menoleh ke asal suara, terlihat Jaehyun sangat serius berbicara dengan lawan bicaranya itu.

"Dad, bilang pada mommy jika minggu depan aku akan menikah. Tolong urus semuanya."

Taeyong membulatkan matanya, apa maksudnya? Ia kesini hanya meminta pertanggungjawaban berbentuk uang, bukan pernikahan.

"Iya dad, kau dan mommy akan segera mempunyai cucu."

"Ya ya, baiklah. Besok aku akan kesana dengan calon istriku."

Tut.

"Jaehyun!"

"Hm?"

"Apa maksudmu? Aku kesini hanya meminta pertanggungjawaban mu atas uang, bukan pernika-"

"Sttt, diam dan ikuti saja apa mauku. Kau ingin melihat anak kita tumbuh tanpa seorang ayah?"tanya Jaehyun.

Taeyong terdiam beberapa saat, sebelum--

"Apa pernikahan ini sampai anak kita lahir?"tanya Taeyong pelan.

"Tidak, pernikahan ini akan berlanjut sampai kita tua dan berambut putih. Taeyong, pernikahan itu bukan main-main. Dan aku hanya ingin menikah satu kali dalam hidupku, jadi jangan berpikiran jika aku akan menceraikan mu saat anak kita telah lahir."jelas Jaehyun, tangannya terulur untuk mengelus rambut Taeyong.

Taeyong mematung tak percaya, ini terlalu mendadak baginya. Gila, benar benar gila.

"Tapi Jae, kita berdua belum terlalu mengenali sifat masing-masing, dan juga-- kita tidak saling mencintai."gumam Taeyong.

"Jika seperti itu, mulai dari sekarang mari kita saling mengenali diri masing-masing. Untuk soal perasaan, percaya padaku jika itu akan tumbuh seiringnya waktu berjalan. Cukup kau selalu berada disampingku, maka rasa cinta akan mulai tumbuh diantara kita."ujar Jaehyun.

"Ah, aku terlalu banyak bicara. Sampai sampai aku lupa mengajakmu untuk masuk ke dalam, ayo."ajak Jaehyun.

"Huh? Aku masuk ke dalam?"tanyanya, dan diangguki oleh Jaehyun.

"Iya, karna mulai saat ini semua yang aku miliki itu milikmu juga. Termasuk rumah ini."jawab Jaehyun.

"Apa?!"

•••

KISS ME MOREWhere stories live. Discover now