7. Purnama

53 5 4
                                    

Tidak ada yang istimewa dari pakaiannya hari ini. Hanya celana jeans hitam dan juga kaos serupa keluaran uniqlo. Dalam benak Jean hanya rentetan kegiatan seperti biasa, pergi ke alamat yang diberi Irish, makan, lalu pulang.

Perjalanan rumahnya memang tidak terlalu jauh, tapi sedikit merepotkan karena harus melewati hutan. Jean memutuskan untuk mengendarai motor sportnya sendiri hari ini, meminta Supir mengantarkan hanya akan menjadi sesi sia-sia tentang kejelasannya.

Jean memandang sejenak rumah besar yang terlihat seperti bangunan Eropa klasik ini. Tidak terlalu peduli bagaimana bentuknya, tapi Jean sempat berpikir ini rumah hantu.

Irish menyambutnya dengan ceria, "selamat datang, Jean. Lihat kita pakai baju sama." Jean tidak merasa itu adalah hal penting.

___

Jean dipersilakan masuk, duduk, dan dijamu Irish dengan baik. Sempat meminum red wine, sebenarnya itu adalah kali pertama Jean meminum alkohol karena keluarganya sangat protektif.
Percakapan kecil terjadi, tapi Jean melupakan sosok yang berada di depannya. Tidak ada sopan santun memang.

Pria itu hanya terlihat sedikit lebih dewasa. Selain itu Jean tidak bisa mendeskripsikan Arash selain 'dia adalah Irish versi pria'.

"Temannya Irish?" pertanyaan Arash sedikit membuat Jean muak, karena baginya dia dan Irish tidak punya hubungan apa-apa.

"Ya."

"Atau pacarnya?" tanya Arash, wajah Irish memerah. Hanya saja, kali ini Jean tidak sudi menjawab. Memilih diam dengan tatapan yang seadanya. Arash sedikit bergidik ngeri terhadap raga kosong di hadapannya.

Bagaimana rasanya jika emosi baik dan perasaan seseorang ketika diambil? Sebenarnya mungkin Jean perlu penanganan lebih lanjut tentang kesehatan mentalnya. Minatnya terhadap semua hal telah hilang.

"Terima kasih sudah menyelamatkan Irish."

"Oke." Jean tetaplah Jean.

Mungkin ini adalah bagian dari penderitaan bukan? Seseorang yang sudah tidak memiliki hati dan cinta adalah orang yang paling menderita, jika Arash membuat Jean mati bukannya itu menolong namanya? Arash memang sedikit ragu untuk melakukan ini, tapi sepertinya tidak akan ada momen yang lebih tepat dibanding purnama malam ini.

"Irish, kamu bisa ambilkan Kakak anggur di laci? Jean harus minum." Irish tanpa kecurigaan meninggalkan dua pria tampan itu tanpa pengawasan.

"Ikut saya!" Arash berdiri, sang tamu hanya bergerak membuntuti Arash. Aura Arash sedang ingin mengajak Jean berkelahi dan Jean merindukan perkelahian.
Tahu Arash mengajak Jean kemana? Ke rooftop. Ada makhluk-makhluk yang bagi Jean sangat aneh berada di sini, pria berbadan tegap dan tinggi tapi punya sayap seperti peri. Berdiri berbaris mengepung Jean, apa maksudnya?

Sebuah berlian biru diangkat tinggi-tinggi memantulkan cahaya rembulan. Beberapa orang memegangi lengan Jean, ritual setan apa ini?

"Jean, kembalikan apa yang bukan milikmu dan milikmu akan kembali ke sisi Tuhan." Arash menatap ke arahnya, sialan Arash bukan manusia matanya menyala jingga dan juga dia punya sepasang sayap yang lengkap.

Detik kemudian jantungnya nyeri, bahkan tidak diijinkan untuk meremat. Jean melihat cahaya terang dari dadanya berusaha keluar.

"Aaaaaaaaaaakkkk!!!" Jean benar-benar tidak pernah memberikan nilai 10 ketika ditanya seberapa sakit frekuensi sakitnya antara 1 sampai 10, tapi Jean rasa ini 100. Berkali-kali lipat lebih sakit dari yang pernah Jean rasakan.

"VEEELLLYYYYYNNN!!!!" Jean hanya mengingat satu nama saat ini, tubuhnya meronta tapi tak cukup kuat. Rasanya menyakitkan, jantungnya seperti koyak. Air matanya turun sambil terus berteriak.

___

Anggur yang dimaksud Irish pecah di lantai, sesaat setelah mendengar teriakan Jean. Apa yang dilakukan Arash? Nekat membunuh Jean demi sebelah sayapnya? Pria itu benar-benar berbahaya jika menyangkut Irish.

"VELYYYYYYYNNNN!!" teriakan itu membuat mata Irish berkata-kata. Entah karena teriakan itu terdengar menyakitkan atau karena yang disebut adalah orang lain.
Irish berlari menaiki tangga, mau tidak mau harus mencoba menyelamatkan Jean.

Teriakan Jean itu di luar rencana Arash, seharusnya untuk ukuran manusia normal dalam hitungan detik akan mati. Sayangnya sayap itu seperti sudah seperti teradaptasi dan sulit mengeluarkannya dari Jean.

"Cukup, Kak!" peringat Irish.

Arash akan pura-pura tuli saat ini. Berhenti hanya akan membuat dirinya lebih kejam, mungkin jantung Jean sudah terluka sekarang.

Akhirnya berhasil, setelah memuntahkan darah tubuh Jean melemas dan tumbang begitu saja. Arash merasa berhasil sampai sebuah bayangan memblokir cahaya purnama. Vellyn datang dengan sayap besarnya, terlihat gagah dan juga marah.

"Bulan purnama tidak akan cukup untuk membuat Raja Lesmana mati!" Vellyn menatap dengan wajah merah.

"Serang dia! Lindungi Putri Irish apapun yang terjadi!" Perintah Arash, semua prajurit seperti mendapatkan perintah mutlak. Garda terdepan menyerang Vellyn, meski sepertinya dia hanya bercanda.

Irish menangis mencoba menyembuhkan Jean yang sudah tidak mungkin bertahan. Sayapnya kembali berada di punggungnya, tapi mungkin Irish tidak bisa mengembalikan nyawa Jean.

"Lari Irish, lari!!!" Irish ditarik oleh para prajurit. Abyss lain berdatangan membunuh satu persatu peri petarung sesaat setelah mereka mencoba melukai ratunya.

Melakukan perang, mengejar Irish, sepertinya bukan hal yang dipikirkan oleh Vellyn sekarang. Ia terbang ke arah tubuh kekasihnya, mau bagaimana pun dia merindukan kencan bersama tubuh manusia. Dia tidak boleh hilang, Vellyn mengangkat tubuh itu dan menjauh pergi.

___

Cinta itu sudah sebesar angkasa, Vellyn mengusap darah kering dari bibir Jean. Apa benar ini sudah terlalu jauh? Seharusnya Jean sudah mati jauh-jauh hari kan?

Tidak, ini hanya variasi tantangan bagi Vellyn untuk membuat Jean tetap hidup. Vellyn mengeluarkan sesuatu, mutiara hitam yang ia keluarkan dari tengkuknya. Satu butir mutiara hitam itu berisi kekuatan dan sumber energi Vellyn yang dia peroleh dari perdagangannya dengan manusia.

Vellyn mentransfer mutiara itu lewat mulut, membuat Jean harus menelannya.
Tentu resikonya adalah Vellyn akan lemah dan eksistensinya terancam.

Mata Jean terbuka. Jiwanya pun ikut kembali, tapi rasanya tidak sakit.
"Vellyn?"

"Maaf, jangan biarkan aku gagal jadi Ratu. Pimpinlah Abyss!" Vellyn tergeletak, secepat kilat Jean bangun dan mencerna apa yang sedang terjadi pada Ratu Abyss.

"Aku hanya tidur, nanti saat kamu bisa mengambil sayap itu. Kamu bisa hidupkan aku lagi." Vellyn menutup mata, Jean marah. Merasa dikhianati oleh Irish.

Tanda hitam seperti akar mulai tumbuh menjalar di leher Jean. Tanda kutukan, ah tidak tanda bahwa Jean menjadi Raja Abyss sekarang.

"Akan aku ambil lebih dari sekedar sayap!"

____

Cerita berkesinambungan aaisalisya

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Cerita berkesinambungan aaisalisya

Lesmana Where stories live. Discover now