#5 - See You

81 17 3
                                    

Jisung memijat tengkuk nya yang tiba tiba terasa pegal saat mendengar kabar bahwa Renjun akan kuliah di Shanghai. Kemungkinan besar Renjun mengincar kampus yang sama dengan Chenle.

Selama tiga bulan belakangan ini, Jisung mati matian merayu Chenle untuk mengubah keputusan pergi kw Shanghai. Namun, Chenle sepertinya cuek aja. Sudah dua minggu ini Jisung berusaha pasrah mengikuti kemauan Chenle, mondar mandir mengantarnya mengurus persiapan berkas sebagai salah satu syarat agar cowok berwajah manis dan lucu itu bisa lolos masuk ke kampus incaran nya Chenle.

Mulanya Jisung mau aja merelakan Chenle kuliah di beda negara. Namun, saat tau Renjun juga ingin pergi ke Shanghai, Jisung harus berpikir ulang. Membayangkan Chenle yang sudah ia anggap aduk--hidup berdekatan dengan Renjun, si berandalan, bulu kuduk nya jadi meremang.

Hampir tujuh belas tahun mengenal Chenle, Jisung merasa di takdirkan untuk menjaga cowok berwajah manis dan lucu itu. Usia mereka sebetulnya terpaut hanya dua bulan saja.





"Papa...." Jisung membuka pintu kerja Papa setelah mengetuk tiga kali.

Papa hanya mendongak sebentar sambil tersenyum. "Kenapa mukanya kusut begitu?"

Ditanya seperti itu, pikiran Jisung tiba tiba melayang pada perdebatan di mobil tadi. Ia merebahkan tubuh di sofa maroon yang terletak di samping meja kerja Jaehyun. Melihat suasana hati anak nya sedang jelek, Jaehyun mengalihkan pandangan dari berkas yang menumpuk.

"Ada apa?" Jisung memandang kosong langit langit ruangan kerja Papa sambil menggumam, "Papa tau ngga, kalau Chenle mau ambil kuliah di Shanghai?"

Jaehyun hanya mengangguk angguk pelan "Lalu?" Jisung lalu menyadari Papa memandanginya dengan lekat. Ia pun memutuskan untuk duduk di ujung sofa, mengambil posisi agar bisa berhadapan dengan Papanya.

"Papa tau kan, selama ini aku ngga pernah sekolah jauh dari Chenle" Jisung menghela napas panjang sebentar "Tujuh bulan lalu dia bilang mau kuliah di Shanghai dan seminggu ini sibuk urus berkas. Papa tau juga kan kemampuan dia ngga di ragukan lagi. Jadi kemungkinan besar dia bakal diterima di saja, Pa" Jisung merebahkan tubuh lagi. Seolah kesal dengan keputusan Chenle yang tak bisa ia pengaruhi kali ini.

"Lalu apa yang membuat mu gelisah?" Jisung mengambil napas panjang, kemudian menghembuskan nya perlahan lahan "Papa tau, aku anak tunggal. Kehadiran Chenle dari dulu melengkapi aku yang selalu sendirian sejak dulu, Pa"

Ya Jaehyun mengerti. Keberadaan Chenle memang melengkapi kesepian Dipta sejak pertama kali mereka berkenalan. Chenle datang saat Jisung menginginkan kehadiran adik kecil di hidupnya yang tidak bisa ia dapatkan.

"Biarkan Chenle mengejar cita citanya, Jisung" tutur Jaehyun pelan.

"Tapi, pa-"
"Kalau kamu memang menyayangi dan menganggap sebagai adik, sebagai kakak yang baik, kamu harus selalu mendukung cita cita dan mimpinya" ujar Jaehyun lugas.

Jisung bergeming. Iya, ia tau Chenle bercita cita mempelajari bisnis secara mendalam agar bisa meneruskan perusahaan milik papa nya yang mulai berkembang. Sementara Jisung berpikir, Jaehyung berkutat dengan berkas berkas perusahaan yang harus di pelajari. Pria baya berumur hampir lima puluh tahun itu masih saja sehat meski harus mengurus perusahaan dengan cabang yang lumayan banyak. Namun Jaehyun masih sanggup memimpin. Lagi pula, sang anak sudah di ajarkan mengenai bisnis sejak dini. Jadi, jika ada masalah yang terpaksa tidak bisa ia tangani, Jisung bisa diandalkan untuk mengambil alih.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: May 01, 2023 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

See You {Jichen}Where stories live. Discover now