Chapter 21

131 12 2
                                    


Selfish

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Selfish

.

.

.

Rosé mengakkan kepalannya kepalannya ke atas, gadis tersebut bergumam kata bosan sebab setelah ulangan akhir semester dilaksanakan ia tak memiliki apa pun untuk dikerjakan. Rosé hanya men-scroll smartphone-nya kemudian mencari konten menarik, namun di berandanya hanya ada itu-itu saja.

Gadis itu memutar serial drama namun tak seru sebab ia sudah menonton drama tersebut. Banyak serial drama yang Rosé sudah tamat kan. Bosan jika menonton serial drama yang diulang. Rosé juga bosan memutar serial televisi. Ia bahkan dengan sembarang melempar remot televisinya.

Rosé ingin sekali mengajak Yoongi ke apartemennya, namun ia tak bisa sebab kekasihnya tersebut sedang sibuk menjadi asisten dosen. Dosen di jurusan komunikasi biasanya meminta bantuan untuk mengumpulkan laporan dan memeriksa laporan. Meskipun public speaking Yoongi masih kurang. Namun, secara analisa ia bagus dan on point yang membuat dosen mempercayakan untuk memberikan nilai pada mata kuliah tugas harian.

Rosé seringkali menasehati kekasihnya tersebut agar tidak terlalu membantu mereka. Sebab, mereka sudah digaji dan harusnya melaksanakan tugas mereka, bukannya malah memberikan tugas tersebut pada mahasiswa. Yoongi tak mengindahkan nasehat Rosé dengan lembut. Pemuda itu berkata bahwa selain uang saku dan ilmu. Yoongi juga mendapatkan relasi yang akan nantinya memudahkan ia untuk bekerja, terlebih lagi Yoongi juga memiliki passion dibidang akademik. Mungkin, Yoongi akan meneruskan pendidikannya sampai jenjang yang lebih tinggi lagi.

Untuk Taehyung?

Sebenarnya Rosé harus berhati-hati, ia bisa selamat sebab tak ada yang tahu pertemuan mereka. Gadis itu selalu saja cemas, khawatir dan gelisah. Perasaan banyak berkecambuk, walaupun begitu Taehyung sendiri selalu menenagkannya. Ia selalu mengiyakan keadaan dan tak peduli. Entahlah pikiran Taehyung sangat sederhana, meskipun Rosé tak mengetahui apa yang ada pada perasaan pemuda pemilik box-smile tersebut. perkaataan pemuda itu pun sederhana jalani saja.

Kata kepastian sendiri bahkan menjadi tabu, entahlah setiap kali Rosé menemui kata itu selalu terbesit di benaknya bahwa kata itu hanya akan menyakitkan dirinya. Kejujuran, kebenaran dan kebaikan semua itu hanya membuat Rosé menjadi lebih sakit. Ia tak bisa menerima kenyataan nyatanya sifatnya plin-plan tanpa kejelasan. Rosé tak mau mengambil sikap atas dirinya, sebab ia memikirkan dampaknya bahwa harus ada yang tersakiti.

Munafik sekali Rosé. Di depan orang lain ia terlihat seperti gadis normal yang mempunyai kekasih, nyatanya di belakang ia berselingkuh bahkan lebih parahnya dengan saudaranya sendiri. Rosé merasakan kasih sayang dari kakak dan adik. Hati nya mengatakan itu salah besar, namun egonya bilang itu adalah hal wajar.

Bukankah wajar manusia mengikuti egonya? Tak ada manusia sempurna itu yang dicamkan Rosé. Tak manusia yang terlalu lurus dan sesuci itu. Dalam ilmu plitik yang dipelajari oleh Rosé bahwa kita harus bermain cantik dalam mendapatkan sesuatu, berbohong diperbolehkan karena itu dianggap strategi dalam ilmu politik.

Rosé hanya sedang membenarkan diri atas perilaku yang diperbuatnya ....

Taehyung tak bisa datang ke apartemen Rosé sebab ia mengikuti project. Entah itu teater atau hanya aktor pendukung di iklan berdurasi beberapa detik, Taehyung tetap ambil pekerjaan itu. pekerjaan Taehyung adalah pekerja lepas yang tak tentu, namun ia tetap punya penghasilan harian dari mengajar vokal dan musik.

Rosé juga menasehati Taehyung bahwa ia jnagan terlalu mengambil banyak pekerjaan sebab itu akan membuatnya stress. Meskipun begitu, Taehyung memberikan senyuman sembari mengangkat jempol bahwa semua bisa ia atasi.

Rosé sangat pandai menasehati orang lain ... namun ia tak bercermin bahwa dirinya sendiri juga harus dinasehati ....

Jennie ... jujur saja, Rosé tak terlalu menyukai gadis itu, namun tak pernah Rosé ungkapkan, tak menyukai dalam artian yang lain, bukan membenci tentunya. Rosé tak menyukai Jennie sebab gadis itu pernah jadi teman dekat Yoongi dulu, meskipun sekarang sudah tidak lagi, karena Yoongi hanya fokus pada Rosé. Fakta bahwa gadis itu pintar dan bisa diandalkan membuat Rosé sedikit insecure. Saat SMK-nya lulus di desain grafis dengan nilai terbaik. Kuliah jurusan sastra inggris dengan ipk terbaik. Namun untuk hal lain, tentu saja bisa bersaing. Seperti kecantikan keimutan, kepekaan dan love language perempuan.

Lisa, tak banyak yang bisa Rosé jelaskan tentang gadis tersebut. Lisa ini jarang sekali bicara dan hanya seperlunya saja. Ia memang pernah jadi teman Yoongi dulu, namun tak banyak yang bisa dikorek dari dirinya, terlebih lagi gadis itu misterius. Datar dan terkadang tanpa ekspresi. Diam dan sorot matanya sangat sulit diartikan. Menyimpan segala sesuatu di dalam dan tak mau dikeluarkan.

Mungkin Rosé akan memanggil Jisoo saja. Teman dekatnya sudah sejak lama, bahkan ia yang membantu Rosé saat masa-masa sulit berhubungan dengan Taehyung.

Hal lain yang Rosé sukai dari Jisoo, bahwa kepintaran mereka rata-rata. Punya pemikiran yang sederhana dan hampir sama. Meskipun, Jisoo jauh lebih baik dalam menjalani kuliah terutama pada tugas-tugasnya ia sangat rajin dalam hal itu. Jisoo selalu meminta bantuan untuk tugasnya jika kesulitan entah pada Yoongi atau temannya yang lain. Jisoo terkadang juga menasehati Rosé untuk tugasnya, meskipun Rosé sendiri terkadang masa bodoh dengan hal itu.

"Hei Rosé, aku bawa camilan," ucap Jisoo sembari berjalan masuk ke apartemen milik Rosé.

"Wahh, Thank you Jisoo, ayo duduk," balas Rosé yang mempersilahkan Jisoo masuk ke apartemennya.

Rosé dan Jisoo duduk di ruang depan dekat televisi. Mereka berdua tak duduk di sofa sebab lebih nyaman duduk di bawah lantai yang teralas karpet lembut. Rosé dan Jisoo membuka snack, kemudian sedikit demi sedikit memasukkan chips itu ke mulut mereka. Hening terjadi diantara mereka sejenak, kemudian Jisoo bersuara.

"Rosé, aku ingin bertanya," ucap Jisoo sembari melirik Rosé.

"Iya Jisoo, kau mau tanya apa?" balas Rosé yang menghentikan kunyahannya kemudian melirik Jisoo.

"Bagaimana hubunganmu dengan Yoongi?"

"Hmmm ... baik-baik saja, memangnya kenapa?"

Jisoo mengangguk kemudian bertanya kembali, "Ohh iya ... lalu, hubungan dengan Taehyung ....?"

Rosé memicingkan matanya, "Kenapa kau tanya itu?"

"Tidak ada alasannya Rosé, namun ...." Jisoo terdiam sejenak. "Aku tahu hubunganmu di masa lalu dengan Taehyung ... aku tahu juga perhatian Taehyung saat ini sama seperti dulu."

"Apa pun hubunganku dengan Taehyung, itu bukan urusanmu Jisoo." Rosé berucap sembari meninggikan nada bicaranya.

"Ini menjadi urusanku, karena kau teman dekatku Rosé." Jisoo terdiam sejenak. "Sebenarnya sederhana Rosé, kau ingin memiliki hubungan dengan siapa ... dan itu harus jelas."

Rosé berdengus. "Bukankah jelas, aku kekasihnya Yoongi ... apa perlu itu dipertanyakan lagi?"

"Rosé ... aku sangat tahu dirimu ... coba kau pikir, apa seorang kekasih akan berkencan dengan orang lain, ketika kekasihnya sedang memiliki kesibukkan."

Rosé berdecak kesal, nafasnya berhembus kasar. "Sudah kukatakan Jisoo, itu bukan urusanmu. Lebih baik kau diam saja."

Jisoo mendengar itu hanya terdiam tenang kemudian tersenyum kecil. "Aku hanya ingin menasehatimu Rosé ... selebihnya terserah dirimu, namun jangan sampai kau menyesal nantinya." Jisoo terdiam sejenak. "Aku pamit dulu Rosé, aku tak akan mempersoalkan ini lagi ... aku tahu kau butuh berpikir ... butuh ketenangan."

Jisoo beringsut pergi dari apartemen Rosé. Ia mengucapkan bye kepada Rosé namun hanya digubris dengan menunduk kecil. Banyak sekali pertanyaan di benak Rosé, terutama tentang bagaimana Jisoo tahu bahwa Rosé dan Taehyung berkencan. Lalu, banyak pertanyaan lainnya. Rosé memutuskan untuk mandi semoga semua gemuruh emosinya bisa luruh oleh bilasan air yang mengalir nantinya.

Bersambung

Commentand Vote

Stained White Flowers | Taehyung x Rosé x YoongiWhere stories live. Discover now