16. Pensi

58 25 53
                                    

"Semua kebenaran pasti akan terungkap pada waktunya."

---

Sudah 1 Minggu setelah kejadian itu, semua siswa-siswi di sekolah yang bertemu Shelila, tak lagi menatapnya dengan tatapan yang tak bersahabat.

Sudah 1 Minggu juga, Shelila menjalankan aktivitas di sekolah seperti biasanya. Tanpa adanya gangguan orang-orang, tanpa perasaan yang harus selalu melihat Reiki. Hatinya sudah biasa, meskipun ia belum bisa menghapus perasaannya untuk pemuda itu.

Berita palsu itu juga sudah orang-orang lupakan tanpa adanya kejelasan bahwa itu berita asli atau palsu. Berita yang lenyap begitu saja tanpa tau juga siapa yang menyebarnya.

Hari ini hari Kamis. Sekolah mengadakan pentas seni untuk mengembangkan bakat siswa-siswinya. Selain itu juga, salah satu tujuannya untuk memberi hiburan sejenak untuk anak kelas 12 yang akan melakukan uji kompetensi pada hari Senin nanti.

Setiap kelas mengharuskan perwakilan untuk tampil di acara tersebut. Kelas 12 AP 1, sudah memilih siapa yang akan naik ke atas panggung untuk mengembangkan bakatnya.

Dia, Shelila. Mereka sengaja memilih gadis itu karena hanya Shelila yang bakatnya terpampang jelas di kelas 12 AP 1. Suaranya yang sangat merdu, dan skill bermain gitarnya yang membuat mereka yakin, bahwa 12 AP 1 akan memenangkan kompetisi ini.

Shelila tengah berada di kelasnya, jantungnya terus berdetak tak karuan, keringat dingin juga mulai bercucuran. Tangannya gemetar, dan juga ia tak tenang.

"La, tenang! Lo pasti bisa!" ucap Aleena.

Shelila menghela nafas pelan, mencoba menenangkan dirinya sebelum naik ke atas panggung.

"Gue takut, Al."

"Anggap aja lo lagi nyanyi di kelas bareng kita! Bayangin kalo mereka itu kita yang selalu ikut nyanyi dan menikmati setiap nada yang lo ciptakan dari gitar itu."

"SHELILA, LO DAPET URUTAN 2!" ucap salah satu teman kelasnya yang baru saja memasuki kelas.

Ucapan teman satu kelasnya tentu membuat jantung Shelila semakin berdetak kencang.

"SUMPAH?" ucapnya meyakinkan.

"Iya, nih." Gadis itu memberikan sebuah nomor pada Shelila.

Shelila menghela nafas pelan, entah mengapa tubuhnya menjadi sangat lemas. Ia duduk di bangku, dengan wajah yang memelas.

"La... Jangan overithingking! Kita bakal ada di depan panggung kok! Yakin sama gue, semuanya pasti bakal menikmati penampilan lo!" ucap ketua kelas mereka.

"Iya La! Jangan takut, kita bakal ada disana ngedukung lo!" sahut salah satu teman yang lain.

"Tuh kan, semuanya percaya ke lo! Lo pasi bisa, Shelila." ucap Aleena senang.

Shelila tersenyum, setidaknya masih ada mereka yang mau mendukung dirinya, dan mempercayainya.

"Peluk dulu, biar semangat guys!" ucap Aleena membuat Shelila terserbu dengan pelukan hangat mereka semua.

"Baiklah, kita langsung saja perwakilan dari kelas 12 AP 1. Shelila Alzena!!" ucap MC membuat Shelila memejamkan mata sejenak, lalu melangkahkan kakinya untuk naik ke atas panggung.

Matanya menatap banyaknya orang di bawah panggung. Sampai matanya kini terhenti pada sosok mata yang selalu ingin Shelila tatap setiap harinya.

Reiki, pemuda itu berada di depan panggung di tengah-tengah ramainya teman-teman kelasnya. Tangan yang membawa kamera, sudah menjadi ciri khasnya di setiap acara.

HE IS KETUA MPK ( SELESAI✓ )Where stories live. Discover now