*<~# 05 #~>*

545 74 2
                                        

* Di Kekaisaran Edenberr *

' Aku ingin mencari tahu apa yang salah dengan ku dan yang lainnya hingga membuat Amora sangat benci kepada kami... '

Lakias tidak tahu harus berbuat apa untuk membujuk Amora agar dia tidak membenci keluarganya sendiri... Kini dia sedang di sibukkan dengan tumpukan dokumen yang terletak di meja kerjanya, namun saat Lakias hendak melanjutkan pekerjaannya. Dia mendengar suara keributan dan teriakan di ruangan

"  Kyyaaaa!!!!! Tolong!!!! "

dan ruangan itu adalah kamarnya Amora.
Lakias bergegas berlari ke kamarnya Amora, dia mendobrak pintunya dan terkejut melihat kamarnya berantakan dan terdapat sedikit bercak darah dilantai.

Beberapa pelayan, prajurit dan beberapa adiknya datang... " Apa yang terjadi disini ? " Lakias mengabaikan pertanyaannya lalu menatap dingin kepada prajurit dan pelayannya

" Kalian tahu apa yang seharusnya kalian lakukan kan ?! CARI MEREKA SAMPAI DAPAT!!! "  Dengan itu para prajurit langsung berkeliaran di seluruh kekaisaran untuk mencari Amora dan pelaku yang menculik nya.

Setelah beberapa jam sudah berlalu, para prajurit itu sudah kembali dan menghadap lakias untuk melaporkan hasilnya " bagaimana hasilnya? Apa kalian menemukan Amora dan pelakunya? " Beberapa prajurit terdiam dan tidak berani membuka suara, namun tak lama setelah itu ada satu prajurit yang menjawab pertanyaan lakias

" Kami tidak menemukan tuan putri dan pelakunya yang mulia... Namun kami menemukan sebuah kereta kuda yang hancur dan sudah di lumuri oleh darah di sekitar hutan, di dalam kereta kuda tersebut terdapat seorang gadis yang hampir menyerupai tuan putri Amora namun wajahnya sudah hancur, yang mulia " lakias tertegun, dia tidak tahu harus melakukan apa... Seolah-olah dunianya semakin hancur dan berantakan.









[ Normal pov ]

' Woah... Mansion ini sungguh indah dari yang ku bayangkan '

Kini Amora sedang di bersihkan oleh kepala dayang bernama Elisa yang sudah lama bekerja di keluarga Nightingale... Dia cukup ramah kepadanya, meskipun mereka baru saja bertemu.

Saat Amora sudah selesai mandi dan di obati lukanya, Elisa melihat bagian bawah punggung Amora sesuai yang dikatakan oleh tuan muda. Lalu dia bertanya kepadanya.

" Maaf nona, saya ingin bertanya... apakah tanda di bagian bawah punggung mu ini sudah ada sejak lahir ? " Kepalanya menoleh melihat ke cermin yang menunjukkan punggungnya sendiri ' aku baru menyadari ada tanda seperti itu di punggung ku ' ucap Amora di dalam hati

" Saya baru tahu ada tanda bintang aneh seperti ini di punggung ku... 'Mereka' sama sekali tidak pernah membicarakannya bahkan menanyakannya kepadaku. Apakah ini aneh sekali ? " Elisa menggelengkan kepalanya dengan pelan sambil tersenyum, lalu membantu amora memakaikan sebuah gaun yang nyaman setelah membersihkan tubuh dan lukanya

" Itu adalah tanda yang unik yang pernah saya lihat, mari saya antar anda ke ruangan tuan muda " dengan senang hati dia mengenggam tangannya Elisa dan mereka saling mengobrol selama mereka berjalan menuju ruangan tuan muda.

Sesampainya di ruangan tersebut, Amora terkejut karena melihat Leon ada disana bersama beberapa orang.

Tuan muda itu menatap kearahnya lalu ke Elisa seolah-olah menanyakan sesuatu. Elisa mengangguk sambil tersenyum dan itu membuat Amora bingung.

' apa mereka sedang berbicara lewat telepati? ' pikir amora

" Jadi... Siapa namamu gadis kecil ? " Tanyanya

" Nama saya Amora de— " Amora menghentikan ucapannya dan berpikir

' oh tidak... Haruskah aku menyebutnya atau tidak '

Tuan muda itu menatap nya bingung lalu berjongkok didepannya " jadi... Amora, kenapa kamu bisa ada diluar sendirian malam-malam begini ? "

" Aku kabur dari tempat tinggal ku karena aku membenci mereka... Dan juga, mereka bukan keluarga ku " hening memenuhi ruangan, tuan muda mengelus kepalanya dengan lembut

" Begitu ya... Elisa bilang kau punya tanda bintang yang aneh di bagian bawah punggung mu, apakah itu benar ? " Amora mengangguk sebagai responnya, dia tersenyum tipis melihatnya

" Aku mempunyai seorang adik, yang mempunyai ciri fisik seperti mu... Rambut hitam pekat gradasi biru tua, mata biru safir dan dia di culik begitu baru lahir beberapa hari " ucapnya, lalu dengan tiba-tiba dia mengangkat tubuh amora ke atas

" Dan kini... Sepertinya adikku menemukan jalannya pulang ke rumah " terkejut mendengar hal itu, mata Amora berlinang air mata

Entah kenapa... Air matanya seketika keluar sendiri mendengar hal itu.
' Jadi dia adalah kakak ku... Dan teman yang leon maksud waktu itu ' .

Semua orang yang ada di dalam merasa haru melihat reunian kakak beradik itu...

' Padahal selama ini aku sudah jarang menangis, tapi kenapa sekarang tiba-tiba aku jadi cengeng lagi. '

" Kau pasti belum mendengar namaku, namaku Brian Nightingale, kau bisa panggil aku kakak, brian, rian atau ian pun boleh... Dan kini nama mu menjadi Amora Nightingale "

Terlihat jelas ekspresi Amora yang terlihat agak tegang dan suram, brian mengendong nya dan meletakkan keningnya di atas kening amora

" Jangan takut Amora... Kau tidak perlu merasa ketakutan lagi. " Dengan itu amora mengangguk pelan lalu memeluknya.

" Tuan muda, haruskah kita pergi ke istana untuk memberi kabar soal ini ? " Tanya salah satu asisten nya bertanya, brian berhenti untuk berpikir sejenak lalu menggelengkan kepalanya

" Tidak Jake... Jangan sekarang, mereka sedang merayakan ulangtahun putrinya selama satu bulan, jadi biarkan mereka menikmatinya sebelum aku memberitahu soal ini " Jake mengangguk paham lalu pamit undur diri

" Bibi, apa kamar Amora sudah siap ? " Elisa mengangguk, lalu dengan itu brian pergi menuju kamar amora bersama elisa.

Meskipun ada beberapa pegawai yang sudah tua di mansion ini, tapi Brian sudah menganggap mereka bagian dari keluarganya setelah kehilangan kedua orangtuanya.

It's Not Your Fault ( ITLOA Fanfic x Reader )Where stories live. Discover now