[ Aisha pov ]
Aku tidak salah lihat kan ?
Aku melihat Amora disini... Meskipun dengan sihir samaran tapi aku tahu persis kalau itu adalah Amora.
Mungkin karena aku sudah pernah melihatnya memakai sihir penyamaran karena menjadi objek percobaan untuk Arisen... Masa-masa yang menyenangkan sekali jika di ingat-ingat lagi hehe.
Tapi jika itu memang Amora, bukankah keluarga kerajaan Edenberr juga ikut kesini ?!
Tidak!!! Semoga saja tidak!!! Aku tidak ingin melihat mereka!!!
" Selanjutnya adalah utusan dari Edenberr! "
Seluruh tubuhku seketika membeku, utusan dari Edenberr? Siapa ? Bagaimana jika itu adalah orang yang ku kenal ? Apa jangan-jangan itu adalah Amora?
Dua orang utusan dari Edenberr maju ke hadapanku... Mereka menggunakan mantel biru...
Setelah salah satu orang itu membuka mantelnya, mata ku melebar ketika mengenali orang di balik mantel itu
' Ari... Sen ? ' tanpa ku sadari, air mata keluar dari mata ku membuatnya kebingungan. Dia masih sama seperti dulu... Namun siapa orang yang ada di sampingnya.
" Aisha, apa kamu baik-baik saja ? Apa kamu lelah ? " Ibu ku mengelap air mata ku
Wakil yang memberikan hadiah kepada saya adalah Arisen, sepertinya posisi dia sudah semakin tinggi
" Aku sudah menyiapkan permata sihir yang tinggi dari Edenberr dan kalung batu safir yang langka dari Edenberr, sebagai hadiah ulangtahun untuk yang mulia "
Orang yang ada di samping Arisen berlutut sambil membuka kotak yang di pegangnya
" Permata ini mengandung sihir pelindung air, jadi ini akan melindungi pemiliknya... Begitu juga dengan batu safir yang memiliki pelindung es, jadi ini akan melindungi pemiliknya juga "
Sekilas aku melihat wajah asisten nya Arisen... Bentuk mata yang aku kenal... Amora.
Amora membuka sedikit mantelnya dan memperlihatkan sedikit wajahnya kepada ku lalu tersenyum. Tanpa sadar aku mengulurkan tangan ku ke arahnya...
" Ada apa Aisha? Kau ingin bersalaman dengannya? " Kepalaku mengangguk ke kedua orang tua ku, dan mereka membiarkan ku... Membuat Amora sedikit terkejut
" Tunggu, apa ini tidak apa-apa yang mulia? " Ibu ku terkekeh " asalkan Aisha merasa senang, jadi itu tidak apa-apa " awalnya Amora agak menolak, tapi dia menerima uluran tangan ku lalu mencium punggung tangan ku
" aku doakan panjang umur dan kebahagiaan untuk anda, dan juga semoga anda di lindungi oleh dewa cahaya... Yang mulia tuan putri Aisha " senyuman ku melebar begitu mendengar suaranya dan doa nya, aku ingin terus bersamanya... Namun sayangnya itu tidak bisa.
Amora membungkuk sekali lagi kepada ku dan keluarga ku sebelum pergi menyusul Arisen... Syukurlah mereka berdua masih akrab hingga sekarang.
•
•
•
•
•
•
[ Amora pov ]
Tinggal menunggu waktu sebelum aku mengaktifkan sihir ku yang sudah ku letakkan di setiap sudut kamar ku... Jadi mereka akan mengira seseorang menculik ku terlebih dahulu, jika mereka masih memiliki kepedulian terhadapku... Mereka akan mengerahkan prajurit untuk melacak.
Saat prajurit itu sudah berada di hutan, mereka pasti akan menemukan sebuah kereta kuda yang hancur dan terdapat darah yang membanjirinya...
" Aku terlihat sangat serius... Ada apa ? " Kepalaku menoleh ke samping, terdapat arisen datang menghampiri ku " aku hanya sedang menunggu waktu untuk mengaktifkan sihir ku disana "
Sunyi mengelilingi atmosfer kami, arisen awalnya menghalangi ku untuk melakukan itu... Tapi ujungnya dia menyerah karena sifat ku yang keras kepala.
" Kau benar-benar yakin dengan cara ini ? Maksud ku... Aku tahu mereka pasti tidak sebodoh itu, di tambah Edenberr adalah negara penyihir "
Hemm... Benar juga, ya itu urusan mereka sendiri. Yang terpenting aku tidak ada di sana dan mereka bukan keluarga ku.
Tak lama setelah itu, aku bangkit dari kursi... Arisen menoleh ke arah ku " kau mau kemana ? " Tangan ku mengulur ke depannya untuk bersalaman... Ini waktunya kami berpisah disini.
" Sudah waktunya... Kita akan terpisah disini Arisen, terimakasih atas segalanya dan terimakasih sudah menemani kakak ku selama hidupnya " Arisen tertegun, dia merasa bimbang untuk menerima uluran tangan ku... Aku tahu dia tidak ingin meninggalkan ku, namun setiap pertemuan pasti ada perpisahan.
" Senang bisa menemani tuan putri alisha selama hidupnya, dan aku senang bisa mengenal anda tuan putri Amora " Arisen menerima uluran tangan ku lalu dia mengecup punggung tangan ku, padahal aku hanya ingin bersalaman... Tapi ya sudah lah.
Dengan itu kami terpisah di taman istana kekaisaran Elmyr dan pergi ke jalur kami masing-masing.
[ Normal pov ]
Di kediaman Nightingale, terlihat Brian yang baru saja kembali dari pesta ulangtahun putri aisha... Dia melepaskan jas nya dan meregangkan dasinya.
Menatap langit malam di dalam kamarnya ' Ibu... Ayah... Jika adik ku memang masih hidup sampai sekarang, tolong tuntun dia kembali ke rumahnya ' ucap Brian di dalam hatinya... Selama dia sudah menjadi kepala keluarga Duke Nightingale, dia selalu mengarahkan orang terpercaya nya untuk mencari keberadaan adiknya... Namun sudah beberapa tahun dia tidak menemukan sedikit informasi pun.
" Tuan muda!!! Tolong keluar dan lihatlah! Kami menemukan seorang gadis kecil yang terluka! " Mata Brian melebar lalu dengan segera dia pergi keluar untuk melihat gadis itu..
" Tuan muda! " Ucap salah satu pelayan " mana gadis itu? " Salah satu prajurit menuntun gadis itu untuk menghadap ke majikannya.
Gadis itu di lumuri oleh darah dan beberapa sayatan
' rambut hitam pekat dengan gradasi biru tua... Mata biru safir... Penampilan fisiknya sama persis seperti adik ku yang culik, namun ada satu hal yang perlu aku cek ' Brian memanggil kepala dayang lalu berbisik
" tolong cek bagian bawah punggungnya... Jika terdapat tanda lahir berbentuk bintang yang aneh laporkan kepada saya " kepala dayang itu mengangguk pelan, lalu kepala dayang itu mengajak gadis itu untuk masuk
" Biar saya bantu membersihkan dan mengobati luka anda... Anda bisa saja mati di tengah malam seperti ini " gadis itu awalnya sedikit ragu, dia menatap ke arah Brian...
Brian merasakan hal itu menatapnya kembali, dia berjongkok di hadapan gadis itu dan tersenyum tipis
" Jangan takut... Semua orang disini baik-baik semua dan mereka tidak akan menyakiti mu " tangannya mengelus lembut kepala gadis itu, lalu menyerahkannya ke kepala dayang untuk di bersihkan.
Setelah mereka meninggalkan Brian di luar sendirian bersama asistennya.
Asisten nya mendekati Brian untuk menanyakan sesuatu
" Apa anda yakin kalau itu adalah adik anda yang selama ini menghilang, tuan muda ? " Brian terdiam beberapa saat lalu menjawab pertanyaannya
" Entahlah... Kita belum pasti dengan hal itu, tapi jika gadis itu adalah adik ku... Maka aku senang karena doa ku sudah di kabulkan " asisten nya terlihat lega melihat wajah tuan mudanya tersenyum tipis.
Brian benar-benar berharap kalau gadis itu adalah adiknya yang sudah lama menghilang...
YOU ARE READING
It's Not Your Fault ( ITLOA Fanfic x Reader )
Fantasy' Aku tidak mengerti, padahal aku juga sering membuat kekacauan lebih parah daripada Alisha... Tapi kenapa dia yang dapat hukuman mati ' Amora Edenberr putri ke-6 dari kerajaan Edenberr. Amora sangat dekat dan akrab sekali dengan Alisha putri ke-4...
