2_Semakin akrab

905 81 1
                                    

Setiap hari.Gus Omar semakin akrab dengan Rafka.Bahkan ingin pulang pun sangat sulit.Jika bisa pun tidak sampai satu minggu.

Seperti kepulangan Rafka bulan lalu.Gus Omar bahkan menyusul Rafka kerumahnya.Menginap lima hari di rumah Rafka.Saat di paksa pulang tetap tidak mau.Lebih memilih Rafka dari pada keluarganya.

Hal itu tidak membuat keluarga Rafka keberatan.Justru Zalfa-ibu Rafka,merasa sedih saat gus Omar di bawa pulang.Abi dan bundanya malah ikut mengantarkan Rafka dan gus Omar ke pondok.

"Melamun saja kang?Gak jagain gus lagi?"

Rafka menoleh.Menatap temannya kesal.Selalu saja menggangu ketenangannya."Kamu itu tidak senang melihat saya istirahat sebentar saja.Selalu nanya itu kalau saya nganggur"

Maulana tertawa.Ia senang menggoda sahabatnya.Selain mudah kesal,Rafka juga tidak gampang pundung.

"Bukan tidak suka.Heran saja.Biasanya jenengan itu kalau tidak jagain anak,ya ngaji.Ini kok malah melamun sih"

"Gak ada yang melamun.Saya sedang mikir saja."

"Mikir apa to gus?"

Rafka menatap Maulana tajam."Gas gus gas gus.Apa maksud ente?"sewotnya.

Lagi lagi Maulana malah tertawa.Sahabatnya ini mudah tersinggung perihal panggilan.Padahal aslinya Rafka memang seorang gus di daerahnya.

"Yo ndak papa saya panggil gus.Dari pada saya panggil ning nanti sampean makin marah."elak Maulana dengan nada bicara khasnya.

"Saya bukan gus!"

"Tapi bapak jenengan kiyai besar.Apa bedanya kalau gitu?"

Rafka geram dengan tingkah sahabatnya."Terserah,terserah kau sajalah"

"Heleh.Malah ngambek itu orang"keluh Maulana menatap kepergian Rafka.

Baru saja Rafka ingin membuka kitabnya.Bunyai sudah memanggilnya lagi.Katanya Omar nyariin.

Anak itu memang selalu mencari Rafka saat pertama bangun.Jadi entah bagaimana nasibnya nanti.Tidak rela juga meninggalkan gusnya.Kalau di pinta juga tak sopan.Ibunya pasti marah.

"Maaf ya nak Rafka.Gara gara Omar.Kamu sering kerepotan."

Rafka tersenyum tipis."Gak papa bunyai.Saya justru seneng kalau main sama gus.Anaknya anteng kok."

Bunyai ikut tersenyum."Sebenarnya kiyai sudah menyarankan bundanya nikah lagi.Bahkan sudah di kenalkan dengan beberapa lelaki.Tapi bundanya kekeh,tidak mau.Jadinya ya ngerepotin kamu terus."

"Gak papa bunyai."

"Ba ba ba."

Rafka menunduk,senyumnya terbit.Omar pun ikut tersenyum melihat babanya tersenyum.

"Katanya mau liat sapi.Soalnya nunjuk nunjuk terus.Mau di bawa sama abahnya gak mau.Malah nyari babanya."

Rafka mengulurkan tangannya yang langsung di sambut bayi gembul itu."Mau lihat mouh?"

Dengan semangat Omar mengangguk.Terlihat sangat menggemaskan.Anaknya memang tidak rewel.Nangis hanya ketika lapar dan ngantuk.

"Yaudah.Kita berangkat sekarang.Bunyai saya pamit dulu."

"Iya nak.Kalau rewel bawa makanannya.Soalnya belum makan dari tadi."

"Iya bunyai.Assalamulaikum."

Rafka segera membawa gus kecilnya ke kandang sapi milik kyainya.Biasanya Maulana juga ada di sana.

"Ba ba ba"anak itu selalu banyak ngoceh.Dan huruf yang selalu keluar dari mulut bayi itu selalu babanya.

Awalnya Rafka segan dan malu di panggil baba.Tapi saat kyai dan bunyai juga ikutan memanggilnya seperti itu.Rafka pun baru berani.

Ayah SambungWhere stories live. Discover now