1_Santri Ndalem

1.5K 96 1
                                    

"Gus sini nak.Baba datang"

"Ba ba ba"

Pemuda yang berdiri di ambang pintu tersenyum menatap bayi kecil yang merangkak menghampirinya.

"Nak,Omarnya jangan di bawa dulu.Ibunya mau pamit kerja"

Santri yang tadi berdiri membungkuk dan mengangguk kecil."Iya bunyai.Rafka tunggu di depan saja.Assalamualaikum"

"Waalaikumsalam"

Rafka Naransyah Alfarizi

Pemuda yang mengabdikan dirinya untuk sang guru.Mengabdinya dengan cara mengasuh cucu kiyainya yang membutuhkan kasih sayang orang tuanya.

Ibunya seorang dokter yang sangat sibuk.Dan ayahnya gugur di medan pertempuran saat membantu orang Palestina yang membutuhkan jasanya yang menjadi dokter.

"Sayang.Bunda pergi dulu ya!Baik baik di sini.Nurut sama nenek,kakek dan baba!Bunda sayang kamu"

Rafka hanya mampu diam di teras rumah mendengar ucapan ningnya.Kadang hatinya merasa tak tega melihat gus Omar yang masih sangat membutuhkan sosok orang tua tapi ibunya sibuk dan ayahnya juga malah pergi.

Sebenarnya ini juga buka kemauan ningnya.Tapi kiyainya yang mengharuskan ibu dari Omar untuk tetap membantu orang orang yang membutuhkan jasanya.

"Ba ba ba"

Lamunan Rafka buyar begitu mendengar panggilan yang sekarang selalu terngiang ngiang di telinganya.

"Sini sayang!"Rafka merentangkan tangannya memangku gus Omar yang sudah ia anggap putranya sendiri.

Dengan senang hati.Balita berumur 8 bulan itu merangkak menujunya.Tak lupa wajah bahagianya.

"Wah.Putra baba pintar ya"puji Rafka memangku gus Omar dan mencium pipinya.

"Wah.Papa muda mau bawa jagoannya kemana nih?"

Rafka menatap tajam sahabatnya yang kebetulan lewat.Sedangkan yang di tatap hanya cengengesan.

Memang hobi sekali anak itu menggodanya.

"Mau kemana kamu Lan?"

"Biasa kang.Ngasih makan ikan,soalnya kalau ngasih makan anak bini belum punya"

Rafka hanya tersenyum tipis.Sahabatnya memang suka sekali becanda.Jadinya setiap mau nyoba serius sama perempuan pun di anggap hanya becanda.

"Saya ikut Lan"

"Ya ayo aja kang.Orang kolam ikannya juga milik mertua jenengan"

Mendengar ucapan Maulana.Rafka hanya memukul bahunya pelan.Hingga membuat gus Omar tertawa.

"Wah gus.Baba jenengan kasar.Bilangin sama bunda jangan di kasih jatah"

"Astaghfirullahalazim,Maulana.Jaga bicara kamu yah!"ucap Rafka penuh penekanan.

"Maaf kang.Lagian mau gimana lagi coba.Gus Omar sudah lengket banget dengan sampean.Manggilnya juga baba.Apa sampean tidak berfikir suatu saat ini akan memberatkan sampean dan juga gus Omar.Nanti juga pilihannya pasti gini.Nikahi ibunya atau pinta gus Omar sama ibunya.Atau ada satu lagi.Nanti sampean nikah dengan perempuan lain dan meninggalkan gus Omar yang akan sangat terluka karena kehilangan sosok ayahnya untuk kedua kalianya.Sampean juga pasti sudah terlanjur sayangkan dengan cucu Kyai"

Penjelasan panjang Maulana membuat Rafka terdiam.Ada benarnya juga apa yang sahabatnya ucapkan.Suatu saat masa rumit itu akan datang.

Maulana yang tengah menabur pakan ikan menoleh kearah belakang.Dimana Rafka tengah bengong.Untungnya gus Omar tidak jauh dari tempat duduknya.

Sebenarnya Maulana tidak bermaksud menghasut sahabatnya yang tengah menjalankan amanah gurunya.Tapi ia hanya kasihan dengan Rafka.Itu saja,tidak lebih.

"Sudahlah kang.Jangan terlalu di fikirkan ucapan saya yang barusan.Toh belum tentu nanti juga akan seperti itu"

Lama tidak ada jawaban.Yang terdengar hanya helaan nafas."Tapi ucapan kamu ada benarnya juga Lan.Dan saya tidak tau akan melakukan apa saat waktu itu tiba"lirihnya.Namun Maulana masih mampu mendengarnya.

.

.

.

Siangnya Rafka mengajar menggantikan ustadz yang berhalangan masuk.Tak lupa gus Omar yang tengah anteng di pangkuannya.

"Kalian baca hafalannya sampai selesai!"

Rafka menunduk.Menatap gus Omar yang tengah tidur di pangkuannya.Perasaannya berkecamuk.Kalau boleh jujur,ia sudah sangat menyayangi anak itu seperti putranya sendiri.

Tapi jika sampai apa yang tadi pagi Maulana katakan benar benar terjadi.Rafka tidak tau akan melakukan apa.

"Astaghfirullahalazim.Kamu mikir apa sih Rafka?Percayalah itu tidak akan terjadi.Kalau aku mikir gitu kesannya kaya berharap tapi tidak mau"gumamnya menyadarkan diri sendiri.

Hingga Rafka mulai fokus lagi menyimak hafalan santri santri di depannya.

Begitulah keseharian Rafka.Pagi akan mengasuh gus Omar.Siang sering menggantikan ustadz yang tidak hadir.Sore ia gunakan untuk mengulang hafalannya.Entah itu murojaah Qur'an atau kitabnya.Malam baru ikut mengaji kiyai.








Hai hai hai. Gimana gimana?
Belum juga yang satu tamat.Sudah ngebet bikin cerita baru.

Tapi gak papa. Yang Nayyara juga tetap di lanjut kok.Bahkan rencananya akan segera di tamatkan.

Selamat membaca....
Jangan lupa vote dan komennya😀

Ayah SambungWhere stories live. Discover now