"Maaf, tapi salah saya apa tuan"

"Saya rasa, saya tidak membuat masalah hari ini" ujar Aland tidak terima dan membalas tatapan Bimo tidak kalah tajam, sudah terlalu emosi dia tapi Aland mencoba mengontrol emosinya. Kalau dia memukul Bimo satu kali saja pasti dia akan mendapat balasan berkali-kali lipat pikirnya.

"Yang suruh kamu tidur siapa, bukannya belajar tapi kamu malah enak-enaknya tidur"

"Saya tau kalau kamu itu pintar, tapi kalau kamu bermalasan seperti ini, kamu bisa ketinggalan dari yang lainnya" ucap Bimo emosi

"Pa, Aland pasti capek biarkan dia istirahat" ujar Haris, sedangkan Hendry hanya diam. Dia tidak tau harus melakukan apa, kalau dia membela Aland, Aland pasti bingung dan mengira kalau Hendry peduli padanya..

Yaa Hendry memang peduli pada Aland, tapi dia tidak bisa menunjukkan secara langsung seperti abangnya saat ini, dia masih ingin membuat Aland benci padanya, dan Aland akan dengan senang hati keluar dari mansion itu saat Hendry membawanya keluar negeri dan jauh dari keluarga Oliver.

Tapi dia tidak tega melihat putra sulungnya itu yang terlihat capek seperti itu, apalagi melihat Aland yang tampak emosi membuat Hendry semakin khawatir, dia takut Aland tidak bisa mengontrol emosinya dan malam semakin membuat Bimo marah.

"Kamu diam Haris, anak tidak tau diri ini harus diberikan pelajaran"

"Sudah dibesarkan di mansion mewah ini, malah bikin dia berleha-leha, setidaknya dia harus tau diri dengan memberikan hasil yang lebih baik"

"Kalau dia malas seperti ini, dia akan kalah"

"Dan saya tidak menerima orang yang gagal di sini, apalagi anak tidak tau diri ini" ujar Bimo menunjuk tepat wajah Aland.

"Bren...."

"Aland, kamu belajar sampai jam 10, setelah itu kamu bisa istirahat" ujar Hendry memotong perkataan Aland

"Baiklah" ucap Aland pasrah dan menghela nafasnya beberapa kali, kemudian dia langsung duduk di kursi belajarnya dengan beberapa buku pelajaran yang dia ambil di mejanya.

Hendry yang melihat Aland yang menurut menghela nafasnya lega, setidaknya Aland tidak dimarahi lagi oleh papanya itu, pikirnya.

"Saya mengawasi kamu anak nakal, kalau saya lihat kamu malah tidak belajar, kamu tau akibatnya bukan" ancam Bimo dan keluar dari ruangan itu.

"Iya" jawab Aland singkat tanpa melirik ke arah mereka. Haris ikutan keluar dari kamar Aland, begitu juga Hendry yang bernafas lega.

"Hendry, kunci pintu kamarnya, jangan sampai dia keluar" ujar Bimo dan diangguki oleh Hendry

"Maaf, daddy benar-benar tidak berguna" batin Hendry menatap sendu pintu kamar Aland.

Saat Aland kecil, Hendry pernah melawan Bimo, ketika Hendry ingin menjauhkan Aland dari keluarga oliver dan membawanya ke panti asuhan tapi itu langsung dibantah oleh Bimo.

Dan berakhir dia yang terkena amuk Papanya itu dan juga anak-anaknya yang terkurung di kamar selama sehari. Sedangkan Aland sendiri dikurung oleh Bimo di kamarnya sendiri tanpa makan sedikitpun selama 2 hari.

Kalau dia sendiri yang terluka karena papanya, Hendry tidak masalah akan hal itu. Tapi yang sekarang jadi masalahnya, papanya juga melibatkan anak-anaknya dan dia tidak mau anak-anaknya itu akan terluka.

"Maaf, kamu harus berkorban karena adek-adek kamu"

"Maafkan daddy boy, maaf"

"Daddy benar-benar pengecut, tapi saat ini daddy tidak punya pilihan" lanjut Hendry di batinnya dan melangkah menjauh dari kamar Aland itu.

Aland Leon O. (Pre ORDER)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang