TENTANG TIA

1.8K 36 1
                                    

Kemudian Tia berkata, "Shin kamu masih perawan yaaa", Shinta hanya bisa tersenyum dan merasakan sedikit perih di kemaluannya terasa agak serat waktu setengah jari Tia masuk ke vagina Shinta yang masih sempit. Digerak-gerakan perlahan Jarinya agak lama entah mengapa rasa sakit itu hilang dan berganti menjadi rasa geli dan nikmat.

Kemudian paha Tia dan Shinta Saling menggunting seakan vagina mereka berdua saling bertemu di tengah-tengah. Kemudian mereka saling menggoyangkan badannya maju mundur pelan-pelan hinga saling bergesekan.
Tia mendesah keenakan.

" Ahhh ahhhh terussss sayanggghh "

Kemudian semakin cepat saja Tia memainkan jurusnya yang maju mundur sesekali menggoyangnya pinggulnya ke kiri ke kanan, dan dipuntir-puntir puting Shinta yang berwarna pink, payudara Shinta yang ranum terlihat mulai mengeras karena permainan Tia. Shinta menggelepar-gelepar dengan liarnya layaknya ikan yang dilempar ke daratan.

Peluh Keringat semakin membasahi badan mereka berdua. Shinta mulai menyadari kalau saat itu tindakan mereka berdua bisa saja dipergoki orang, tapi Shinta rasa kemungkinanya kecil karena kelas itu agak terpencil.

"Ahh.., ahh.., ahh", Shinta mendesah dengan suara kecil karena takut kedengaran orang lain. Wajah Tia yang menutup matanya dan terenggah-engah nafasnya.

Cukup lama juga Tia bermain dengan Shinta, memang benar kata orang kalau atlet itu biasanya kuat dalam bersenggama. "Ahh.., awww.., aww", geli dalam lubang kemaluan Shinta tidak tertahankan. Tiba-tiba tak sadar cairan kewanitaaan keluar lewat vaginanya

" shhhhhhhrrrrrr "

Oh, itu mungkin yang kata orang orgasme pikirnya. Badan terasa rileks sekali dan mengelinjang. Mulutnya ditutup oleh Tia karena takut kalau Shinta mendesah terlalu keras. Meja kelas yang agak tua itu bergoyang-goyang karena ulah mereka berdua. Shinta masih merasakan bagaimana Tia berusaha untuk mencapai puncak orgasmenya, lalu Tia duduk di bangku dan menyuruh Shinta untuk menghimpit kemaluannya. Shinta menurut saja, Tia memegang pinggul Shinta dan memainkan vaginanya dengan ritme yang semakin cepat.

" Aku belum pernah saya merasakan kenikmatan yang seperti inii Akhhhh akhhhh" Kata Tia
Shinta ikut mendesah-desah dan Tia semakin semangat menindih badan Shinta. Lalu badan Tia mengejang dan berkata, "Shin saya mau keluarr", sekarang malah giliran Shinta yang semangat memacu gerakan tubuhku agar Tia bisa juga mencapai klimaksnya,
Tak berapa lama terdengar desahan panjang keluar dari mulut Tia

"Ahh Shin.., Ahhhhhh".

Nampak jelas terlihat cairan surga kewanitaannya menyembur dan membasahi meja tua itu, sebagian di lantai dan sebagian ada yang di meja.
Lalu mereka berdua duduk lemas dengan saling berpandangan. Tia berkata, "Kamu nyesel yah Shin?", Shinta menggeleng sambil berkata, "Nggak kok Tiii.., sekalian buat pengalaman...."
Buru-buru mereka kembali mengenakan pakaiannya dan segera membersikan meja dan lantai tadi. Sebelum meninggalkam kelas Tia bertanya pada Shinta, "Shin kapan kita bisa 'begituan' lagi?", dan Shinta menjawab sambil tersenyum "Terserah kamu sayang.... "

" Nanti setelah pertandingan selesai kamu tunggu Aku yah di pintu gerbang kita pulang bareng ", kata Tia

Shinta tersenyum dan mengangguk lalu mereka berdua keluar kelas dan kembali ke tim masing-masing.

Seperti itulah kira-kira cerita pengalaman lesbi yang diceritakan Tia kepadaku.

Setelah berganti pakaian di toilet sebuah mushola yang sepi. Aku sampai di depan kos-kosan Tia. Aku mengirimkan pesan kepada Tia memberitahu bahwa sudah berada didepan Kosnya. Waktu itu Aku menunggu dengan cemas dan was-was takut ada orang yang lewat dan mengenaliku. Tanpa sadar kuremas-remas rok abu-abu pendek yang aku kenakan saking cemasnya.

Beberapa saat kemudian Tia membuka pintu gerbang. Tia mengenakan Kaos hitam bergambar logo band tengkorak Avenged Sevenfold dan celana pendek berwarna hitam juga. Mata Tiapun seakan mengamatiku dengan teliti dari bawah kaki hingga ke ujung rambut. Dia nampak sedikit menahan tawa dan takjub melihat penampilanku sebagai seorang perempuan. Mengenakan setelan seragam Sma perempuan putih abu-abu persis seperti foto yang dilihat Tia.

" Wah ternyata benaran kamu cantik seperti yang ada di foto ya " kata Tia

" ehh... Pliz Tiiii jangan sebar-sebarn ya cukup jadi rahasia kita berdua saja " jawabku memelas.
" Iya deh tenang aja cantikkkk... masuk yukkk " kata Tia sambil mengandeng tanganku masuk ke dalam kos-kosan putri tersebut.
" Ayo cepat masuk gak usah pake malu-malu segala " Kata Tia

Nampak beberapa perempuan sedang duduk di ruang tamu.

Jantungku makin berdegup kencang tak karuan, untungnya mereka tidak terlalu curiga ketika Tia memperkenalkanku sebagai adik perempuannya. Akupun diajak masuk kedalam kamar Tia.
Untuk ukuran kamar seorang wanita, kamar si Tia benar benar berantakan seperti kapal pecah, Banyak baju-baju dikeranjang cucian kotor yang berserakan belum sempat di laundry.

" Sorry ya kamarku rada berantakan " Kata Tia

" Engga gpp koq " Jawabku sambil duduk bersimpuh dilantai sembari sedikit merapatkan kaki dan menutupi celah di rokku agar tidak terlihat. Tia nampak kembali tertawa melihat gesturku yang feminim itu.

" Emang gak ribet ya pake rok gitu? Aku aja seumur-umur pake rok pas jaman sekolah aja, itupun pasti aku rangkapin pake celana... " Kata Tia yang sedari tadi nampak puas melihat penampilanku.

" Ya emang ribet sih tapi lama-lama nyaman koq " Jawabku

" Oh gitu jadi namamu sekarang Siska ya ? trus kamu masih doyan ama cewek atau dah belok juga nih hehehe ? " kata Tia seakan-akan mengintrogasiku.

" Iya panggil aja Siska, walau begini aku masih lurus suka cewek koq Tiiii, oiya plizzz jaga rahasia ini yaaaa jangan sebar sebarin pokoknya !!!! " kataku kembali menegaskan sambil bersimpuh memohon-mohon di depan Tia

" Yaampun santai Sis dijamin rahasia aman ga bakal bocor asal u mau nurutin kemauanku yak hehe " Kata Tia sambil tersenyum.

" Oh iya sis, buka dikit warungnya dong Aku penasaran nih.... " Kata Tia yang dari tadi nampaknya memperhatikan celah di rokku. Akupun segera paham dan terpaksa menuruti kemauannya dengan membuka selangkanganku perlahan hingga kedua paha yang tadinya rapat jadi terbuka dan memperihatkan dalaman merah muda bercorak bunga-bunga yang aku kenakan dibalik rok.

Tia nampaknya makin penasaran kemudian mendekatiku dan meraba celana dalamku.
" Loh kok gak ada tonjolannya ? " Tanyanya dengan penuh kebingungan
" Eh.... ada kok cuma ini burungku lagi ku umpetin " Jawabku sambil tersipu malu.
" Hah emang bisa digituin ya...??? coba liat, coba liat " kata Tia semakin penasaran
" Akupun terpaksa kembali menurutinya, kuturunkan celana dalamku kulepas plester kemudian seketika barulah nampak sang burung.

" ASTGAAaaa Anjirrr.... Hahahah Hahahahaha " Tia nampak tertawa puas sambil berguling-guling di ranjang memegangi perutnya saat akhirnya melihat penisku itu muncul dari balik rok.
Saat itu aku benar-benar merasa malu namun Aku semakin yakin Tia akan menjaga rahasiaku ini dengan baik.

PUTIH ABU-ABUWhere stories live. Discover now