Chapter 02 : Kenapa

826 90 9
                                    

3nd POV

2 tahun telah berlalu, dan kini ke tujuh adik bayi [M/n] sudah bisa duduk sendiri dan mulai memahami beberapa hal. Karena hal itulah Bunda berinisiatif membacakan cerita dongeng kepada mereka. Berbeda dengan adik adiknya, kini [M/n] tengah membaca bukunya sendiri.

"Lalu pemuda itu memberikan permen lollipop pada anak kecil yang terlihat menatapnya sedari tadi," Cerita Bunda pada ketujuh anak yang tengah menyimak dengan serius dan dengan wajah polos mereka.

Sejenak [M/n] ikut mendengarkan dongeng dari bundanya.

"Anak kecil itu berterimakasih dan memberikan sebuah kunci pada sang pemuda, lalu setelahnya anak kecil itu berlari pergi,"

Bunda kemudian mengangkat kedua tangannya, "Ternyata kunci itu adalah kunci ajaib!"

"Sebuah pintu muncul entah dari mana di depan pemuda itu, ketika pemuda itu memasukkan kunci itu di celah pintu, pintunya langsung terbuka dan muncul cahaya yang ceraaaahhh sekali, saking cerahnya pemuda itu harus menutup mata dan saat membuka kembali matanya tiba tiba pemuda itu sudah kembali ke rumahnya," Bunda mengakhiri cerita dengan senyuman.

Ketujuh bocah yang tadinya menyimak cerita Bunda langsung bertepuk tangan, tak terlalu paham sih, tapi kalau bundanya tersenyum berarti bagus.

[M/n] diam saja, bocah 7 tahun itu kemudian menatap sang bunda.

"Bunda.." panggilnya dengan suara lirih.

Sang bunda menoleh, menatap anaknya yang memang memiliki suara lembut itu.

"Ya sayang?" Tanya Bunda dengan senyum kecil.

"Cerita dramatis itu... Selalu diakhiri dengan kematian tokohnya.." bocah itu terdiam sejenak, "Kenapa begitu Bunda? Kenapa tokohnya harus mati? Apakah agar kita merasa sedih? Apakah dengan begitu ceritanya menjadi lebih menarik? Apakah untuk menarik simpati kita dan menarik perhatian kita?" Tanyanya beruntut.

Bunda menatap kaget putra sulungnya itu, matanya melirik buku yang di pegang sang putra. Ah.. dari mana anak itu mendapatkan novel miliknya?

"Bunda.. itu mungkin karena selera orang orang sayang, mungkin dengan kematian tokoh itu orang orang akan lebih menyorotnya dan mengingat tokoh itu," jelas Bunda dengan sesimpel mungkin.

"Begitu... Lalu cerita yang bunda baca, jika pemuda itu kembali kerumahnya, apakah pemuda itu juga akan meninggalkan teman teman yang menemaninya sepanjang perjalanannya? Apakah pemuda itu akan melupakan teman temannya? Apakah teman teman pemuda itu akan selalu mengingat pemuda itu? Lalu apakah tuan putri akan merasa sedih kerena pemuda itu pergi? Bukankah tuan putri menyukai pemuda itu?" Pertanyaan yang tidak seharusnya ditanyakan anak seusianya kembali muncul.

Bunda terdiam, bingung bagaimana harus menjawab pertanyaan putranya, "itu.. Bunda yakin pemuda itu atau teman temannya tidak akan saling melupakan, mereka sudah lama bersama dan saling menyayangi satu sama lain, tuan putri mungkin akan merasa sedikit sedih tapi tuan putri juga akan merasa senang untuk pemuda itu, tuan putri akan merasa senang karena akhirnya pemuda itu menemukan jalan pulang kerumahnya,"

"Begitu.." [M/n] terdiam lalu bangkit dan berjalan ke pintu kamar dengan buku masih berada di genggamannya.

"Bunda, [M/n] mau makan eskrim boleh?" Tanya anak itu sambil memegang kenop pintu.

"Boleh sayang, jangan banyak banyak ya.. nanti kamu sakit kalau kebanyakan,"

Bocah 7 tahun itu mengangguk dan berjalan keluar kamar. Sebelum beberapa saat kemudian datang kembali membawa semangkuk eskrim di tangan mungilnya.

[M/n] kemudian berjalan kepada sang adik yang menatap penuh binar padanya. Tangan ke tujuh anak itu terangkat kearah [M/n] mencoba meraihnya.

[M/n] menjauhkan sedikit mangkuk eskrim di tangannya, mengambil sesendok kemudian memakannya sendiri. Tepat ketika sang pemilik manik hijau hampir menangis [M/n] lebih dulu menyuapinya dengan sesendok kecil eskrim. [M/n] melakukannya secara berulang, bergantian menyuapi adik adiknya sambil sesekali menyuap untuk dirinya sendiri.

Bunda tersenyum pada pemandangan itu, walaupun [M/n] terlihat seperti anak yang cuek dan pendiam tapi sebenarnya dia sangat menyayanginya adik adiknya.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
TBC..

Published : 22-04-23
Revisi : -

Note : yang ini spesial update karena dia pulang 👇

Ntar tinggal nunggu Kaveh (⁠◕⁠ᴗ⁠◕⁠✿⁠)Yang main genshin juga, saya doain gachanya wangy

Oops! Bu görüntü içerik kurallarımıza uymuyor. Yayımlamaya devam etmek için görüntüyü kaldırmayı ya da başka bir görüntü yüklemeyi deneyin.

Ntar tinggal nunggu Kaveh (⁠◕⁠ᴗ⁠◕⁠✿⁠)
Yang main genshin juga, saya doain gachanya wangy

Dear Brother Hikayelerin yaşadığı yer. Şimdi keşfedin