BAGIAN 6: KEDATANGAN TAMU

11 1 0
                                    

Bab 6: Sifat kekanak-kanakan Febbi dan Tamu di Pagi hari

"Febbi udah tidur?"

Ghana terkejut saat berbalik setelah menutup pintu kamar Febbi, Dika tiba-tiba saja berada di belakangnya.

"Hampir jantung gue pindah ke ginjal, Kak!" kejut Ghana.

Dika berdecak malas, "gimana Febbi?"

"Aman. Udah tidur, udah nggak terlalu panas juga. Tapi besok kayanya jangan dikasih ke kampus dulu," saran Ghana. "Kakak kenapa belum tidur?"

Benar. Jam menunjukkan pukul 02.15 dini hari tapi Dika masih belum tidur. Padahal lelaki itu ada kegiatan pukul 07.35 pagi.

"Mau liat keadaan Febbi. Lo besok diem di rumah kan? Liatin Febbi, jangan kasih dia keluar dulu," ucap Dika lalu pergi menuju kamarnya.

Pandangan Ghana tidak lepas dari kakaknya itu. Dika sangat mengkhawatirkan adik mereka. Entah karena Febbi adalah adik perempuan satu-satunya atau memang Dika tidak ingin kehilangan Febbi seperti Ayah dan Ibu mereka.

"Gue tau lo trauma, Kak," ucap Ghana pelan.

__________•°•__________

Saka Putra Sumanto: Din, tugasnya kerjain sendiri dulu ya. Adik gue lagi sakit di rumah

Saka kembali menyambungkan pengisi daya ponselnya. Saka baru saja selesai mandi dengan rambutnya yang masih sedikit basah. Tiba-tiba seseorang mengetuk pintu kamarnya kemudian memperlihatkan seorang remaja lengkap dengan pakaian putih abu membuka pintunya.

"Kak, Re berangkat ya." Refandy mengadahkan telapak tangannya pada Saka. Melihat itu, Saka langsung menepuk telapak tangan kanan adiknya.

"Hati-hati!" katanya sembari tersenyum jail.

Refandy berdecak, "Ye!" dengus adiknya kemudian berbalik. Namun baru ingin pergi, Saka tertawa sambil menghentikan Refandy.

"Gitu aja ngambek, lo!" ledek Saka kemudian mengambil uang di dompet yang ada di bawah bantalnya.

Diberikannya uang 50 ribu rupiah. "Buat tiga hari," ucap Saka yang langsung diberi hormat oleh Refandy.

"Siap komandan!" seru Refandy lalu pergi setelah menyalim tangan Saka.

Saka menggeleng melihat tingkah anak bungsu itu. Baru ingin merebahkan dirinya, teriakan Refandy membuat Saka mengurungkan niatnya.

"Kak! Ada pacar Kak Saka nih!"

Dahi Saka mengkerut. Saka kemudian keluar dari kamar dan turun menuju ruang tamu.

Lelaki itu melihat seorang gadis duduk di sofa membelakanginya. Ia melihat ke arah sekitar, Refandy mungkin sudah berangkat ke sekolah. Bagaimana bisa orang asing diberi masuk ke dalam rumah?

Saka berjalan perlahan menuju sofa, "siap-- Diandra?" sebut Saka membuat Diandra menoleh ke samping, tersenyum kemudian berdiri setelah menaruh totebag nya di sofa.

"Selamat pagi!" seru Diandra lalu memberikan kotak bekal untuk Saka. "Nih, aku bawain nasi goreng sosis pakai telur mata sapi. Kesukaan kamu kan?"

THE POWER OF ABANGWhere stories live. Discover now