BAGIAN 6: KEDATANGAN TAMU

Start from the beginning
                                    

Saka melihat jam dinding di ruang tamu. Pukul 06.58 pagi, itu berarti kemungkinan besar Diandra sudah ada di rumahnya sebelum Refandy bersiap?

Lelaki itu menerima kotak bekal Diandra dengan ragu. "Lo.. tau rumah gue dari siapa? Terus lo sampai di sini jam berapa?" tanya Saka.

"Oh itu! Aku jam 6 udah ada di depan, cuman takut ganggu soalnya rumah kamu keliatan sepi banget. Eh nggak lama ada cowok keluar terus aku disuruh masuk aja. Itu adik kamu ya?" tanya Diandra. "Aku tau rumah kamu dari data absen, hehe."

Gila. Gadis macam apa yang datang sepagi ini?

Diandra memperhatikan rambut Saka. Tanpa sadar tangannya bergerak mengelus pelan rambut Saka yang basah. Saka yang menerima perlakuan itu tentu sempat mematung sebentar kemudian sadar dan langsung menepis pelan tangan Diandra.

Diandra tersenyum, "kamu habis mandi ya? Harum."

Saka tak menggubris, baru ingin mengeluarkan pertanyaan lagi, suara berat dari arah tangga membuat mereka berdua menoleh.

"Sak-" Ucapan Dika terhenti. Dengan pakaian olahraga dan tas yang dia gendong di bahu kanannya, lelaki itu saling beradu pandang dengan Saka sebelum memperhatikan gadis yang ada di depan adiknya. Dika berdeham kemudian kembali menuruni tangga.

Berbeda dengan Saka yang takut Dika salah paham, Diandra malah tersenyum lebar dan menyapa Dika.

"Halo, selamat pagi!" Saka melirik Diandra, begitu juga Dika yang kini berada di depan mereka.

"Dia Diandra, cuman temen. Kita cuman ngerjain tugas bentar, Kak," jelas Saka.

Dika bergumam.

"Gue berangkat, bantu Ghana jaga Febbi," kata Dika sebelum pergi membuat Saka mengangguk.

Diandra memperhatikan kepergian saudara Saka yang entah siapa namanya. "Saka, itu Kakak kamu?" Saka bergumam.

"Lo duduk aja dulu, gue mau ke kamar bentar," suruh Saka.

"Kakak kamu ganteng, ya. Kaya kamu. Cuman bedanya kamu lebih manis," ucap Diandra blak-blakan membuat Saka memperhatikannya.

"Kita mau ngerjain tugas kan? Habis itu lo pulang ya, gue nggak bisa lama-lama," ujar Saka kemudian pergi menuju kamarnya. Diandra tersenyum tipis, ia memperhatikan punggung Saka sampai punggung lelaki itu menghilang dari pandangannya.

__________•°•__________

Tirtha Wahyu Pramana: Febbi, udah enakan?

Hilliya Febbi Sumantri: Udah, cuman masih lemes. Kamu udah di kampus? Gimana sama luka kemarin? Aji gimana?

Tirtha Wahyu Pramana: Aman kok. Aku udah di kampus, nanti aku satu gedung sama anak atletik. Bakal ada Kak Dika

Hilliya Febbi Sumantri: Aku takut, Wahyu.

Tirtha Wahyu Pramana: Gapapa sayang, aku aman.

Tirtha Wahyu Pramana: Kamu istirahat aja ya. Jangan banyak pikiran. Kak Dika nggak bakal jahat kok sama aku.

Ehkem!

THE POWER OF ABANGWhere stories live. Discover now